Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Haru Mahasiswa KKN UGM Pamit Pulang, Diantar Warga dari Dua Desa sampai Pelabuhan

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Tangkapan layar mahasiswa UGM diantar warga dari dua desa saat berpamitan dari lokasi KKN.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Momen haru mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilepas oleh warga ketika meninggalkan lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN), viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun TikTok ini, warga yang wilayahnya dijadikan lokasi KKN ramai-ramai datang ke pelabuhan untuk melepas mahasiswa UGM yang akan pulang.

Dilihat dalam video, mahasiswa UGM sampai harus menyeka air mata ketika ia bersama teman-temannya berpamitan dengan sekumpulan anak.

Pengunggah mengatakan, lokasi mahasiswa UGM menggelar KKN seperti dalam video berada di Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"terharu banget dianter sampe pelabuhan. terima kasih banda neira untuk 50 harinya dan sampai jumpa lagi," tulis pengunggah, Jumat (11/8/2023).

Hingga Senin (14/8/2023), video tersebut sudah ditayangkan sebanyak 619.100 kali dan diunggah ulang oleh akun Instagram ini.

Lantas, bagaimana kisah mahasiswa KKN UGM pamit pulang dengan diantar warga dari dua desa sampai ke pelabuhan?

Baca juga: Ramai soal Cara Panitia UGM Bikin Formasi Mahasiswa Baru 2023, Apa Rahasianya?

Penjelasan pengunggah

Pengunggah bernama Jacgua Proexs mengungkap momen haru ketika warga dari dua desa datang ke pelabuhan demi melepas kepergian mahasiswa UGM dari lokasi KKN.

Jacgua adalah mahasiswa Program Sudi (Prodi) Ilmu Komunikasi UGM yang mengunggah video tersebut.

Di lokasi KKN, ia bertindak sebagai anggota tim KKN-PPM UGM kecamatan Banda, Maluku Tengah.

Saat dikonfirmasi, ia menjelaskan momen warga melepas kepergian mahasiswa UGM tersebut terjadi di Pelabuhan Banda Neira, Kamis (10/8/2023).

Pada saat itu, ia bersama teman-temannya hendak meninggalkan Banda Neira setelah menjalankan KKN pada 23 Juni-10 Agustus 2023.

Namun, sebelum beranjak dari wilayah yang dijuluki sebagai "Surga dari Timur" tersebut, mereka diantar oleh warga dari dua desa, yakni Desa Boiyauw dan Desa Lonthoir, Pulau Banda Besar.

"Pemuda, masyarakat umum, hingga kepala desa menunggu di pelabuhan sampai kapal (mahasiswa UGM) berangkat," kata Jacgua kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).

Baca juga: Jangan Bunuh Ular yang Masuk Rumah, Ini Alasannya Menurut Pakar UGM

Warga inisiatif antar mahasiswa UGM pulang

Saat dikonfirmasi lebih lanjut, Jacgua berkata bahwa warga punya inisiatif sendiri untuk mengantar mahasiswa UGM yang KKN sampai ke pelabuhan.

Ia menjelaskan, mahasiswa UGM harus menaiki kapal yang disebut warga setempat sebagai pok-pok ketika proses kepulangan dari Banda Neira.

Pada saat itu, warga turut menyiapkan perahu bagi mahasiswa UGM agar mereka bisa menyeberang dari dermaga desa menuju pelabuhan.

Jacgua menjelaskan, momen haru juga terjadi ketika mahasiswa UGM hendak meninggalkan Jembatan Boiyauw di lokasi KKN sebelum menyeberang ke Pulau Neira.

Sekumpulan anak sekolah secara tiba-tiba keluar dari sekolah dan warga desa berduyun-duyun ikut mengantarkan mahasiswa UGM sampai naik ke kapal.

"Di Desa Lonthoir, mahasiswa melakukan doa bersama warga di balai desa. Penuh air mata saat momen berpamitan tersebut dilakukan," imbuh Jacgua.

Baca juga: Viral, Video Mahasiwa Teknik Nuklir UGM Pukau Wakil Bupati Konawe Selatan, Ini Sosoknya

Program mahasiswa UGM selama KKN di Banda Neira

Lebih lanjut, Jacgua menjelaskan program kerja (proker) apa saja yang ia kerjakan bersama teman-temannya di Banda Neira.

Salah satunya adalah mengajar anak-anak di Banda Neira dengan materi seputar bencana alam, keamanan internet, pengenalan satwa, pengembangan softskill, cara mencuci tangan, dan apoteker cilik.

"Di bidang pertanian atau perkebunan hidroponik, vertikultur, biopori, penanaman pala, ekowisata, dan pengembangan SDM untuk petani pala," jelasnya.

"Di perikanan ada yang membuat dimsum dari ikan, nugget dari ikan, dan patty fish. Kami membantu juga perangkat desa dalam pengembangan website melalui cara pembuatan artikel berita," sambung Jacgua.

Saat ditanya soal perasaannya ketika warga dari dua desa mengantar sampai ke pelabuhan, Jacgua mengaku terharu. Namun, ia tidak tahu secara pasti apa alasan warga rela melakukan hal ini.

"Tidak tahu alasan pastinya. Reaksi dari kami sangat terharu bahkan menangis karena berpisah dengan orang-orang yang sangat baik hati dan sayang terhadap kami," pungkas Jacgua.

Baca juga: Warganet Persoalkan Pernikahan Adat Jawa Anjing Jojo dan Luna, Ini Kata Pakar UGM

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi