Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Mujair Disebut Perlu Dihindari karena Bahayanya Ancam Satu Keluarga, Benarkah?

Baca di App
Lihat Foto
TikTok/@baco81145
Tangkap layar ikan mujair yang disebut berbahaya dan perlu dihindari untuk konsumsi.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Sebuah video yang menyebutkan bahwa ikan mujair berbahaya bagi satu keluarga sehingga perlu dihindari beredar di media sosial.

Lewat video di akun TikTok ini, Minggu (16/7/2023), seorang warganet mewanti-wanti agar menghindari mengonsumsi ikan mujair yang sering dijadikan lauk karena berbahaya bagi satu keluarga.

"Bahayanya bisa ancam satu keluarga. Tolong hindari ikan air tawar yang sering dijadikan lauk ini. Ikan air tawar yang dimaksud adalah ikan mujair," ujar pengunggah.

Menurutnya, ikan mujair mengandung zat berbahaya dalam tubuhnya. Kandungan tersebut, seperti lemak buruk atau omega-6 yang tinggi, kontaminasi zat kimia, seperti antibiotik, pestisida, dibutyltin, dan dioxin.

Pengunggah mengatakan, kandungan tersebut dapat memicu obesitas, alergi, asma, gangguan metabolik, bahkan kanker pada manusia jika dikonsumsi dalam waktu lama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, sistem peternakan ikan mujair disebut pengunggah juga kurang mementingkan kualitas. Ikan ini bahkan disebut memakan kotorannya sendiri.

Hingga Senin (14/8/2023), video tersebut telah tayang sebanyak 3,6 juta kali dan disukai 39.600 pengguna TikTok.

Lantas, benarkah ikan mujair perlu dihindari karena berbahaya bagi kesehatan?

Baca juga: Ikan Kakatua Diimbau Tak Dimakan karena Berisiko, Apa Akibatnya?


Kandungan ikan mujair

Dokter ahli gizi di Tangerang Selatan Tan Shot Yen mengatakan, informasi mengenai kandungan zat berbahaya dalam ikan mujair tersebut tidak benar.

"Sama sekali salah," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).

Tan menuturkan, ikan mujair justru tinggi akan protein baik. Kandungan tersebut sama seperti yang ada pada ikan lele dan nila.

Meski begitu, ia menyebutkan bahwa kandungan omega-3 pada ikan dapat rusak jika dimasak dengan cara digoreng.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi Saat Manusia Berhenti Menangkap Ikan?

Sebagai alternatif, Tan menyarankan agar ikan dimasak dengan cara lain, seperti dipepes, dimasak kuah, gulai, kari, dibakar, atau diolah menjadi panganan lain, seperti otak-otak.

Selain itu, ia juga menyarankan agar konsumen memastikan ikan mujair yang dikonsumsi dalam keadaan segar dan tidak berformalin.

Berikut ciri ikan yang segar:

Baca juga: 6 Jenis Ikan yang Bisa Membantu Menurunkan Berat Badan, Apa Saja?

Ciri ikan mujair yang dibudidayakan dengan benar

Terpisah, peneliti ikan air tawar dari Pusat Penelitian Biologi (P2B) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Haryono menyatakan ikan mujair memiliki kandungan gizi yang baik seperti ikan budidaya lainnya.

"Selama pakan dan airnya terjamin, maka tidak membahayakan kesehatan manusia," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (14/8/2023).

Meski begitu, ia tidak menampik ada ikan mujair yang mungkin bisa berbahaya jika dibudidayakan dengan cara salah. Namun, ini tidak selalu berlaku bagi semua ikan mujair.

Menurut dia, ikan mujair yang dibudidayakan dengan benar sekilas memiliki bentuk yang hampir sama dengan ikan pada umumnya. Namun, ikan mujair yang baik dapat terdeteksi melalui baunya.

"Kalau bentuk hampir sama, bisa dideteksi dari baunya. (Ikan mujair yang cara budidayanya buruk berbau) terlalu amis atau bau lumpur," jelasnya.

Baca juga: Mengenal Ikan Kakatua, Penjaga Laut Biru yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi

Haryono menjelaskan, ikan mujair yang dibudidayakan dengan baik seharusnya diberi makan dengan pakan dan kondisi airnya berkualitas baik.

Untuk pakannya, ikan mujair diberi pakan pabrikan atau pelet. Sebagai tambahan, ikan ini boleh diberi tumbuhan, seperti daun singkong atau sisa kangkung. 

"Bukan limbah seperti bangkai ayam, telur afkir, telur busuk, dan sebagainya," tambah Haryono.

Sementara airnya, ikan mujair harus diternakkan dalam kolam dengan irigasi atau mata air yang mengalir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi