Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kutipan Cinta Sapardi Djoko Damono untuk Dibagikan di Media Sosial

Baca di App
Lihat Foto
KRISTIANTO PURNOMO
Sastrawan Sapardi Djoko Damono difoto saat menghadiri Pameran Ilustrasi Cerpen Pilihan Kompas 2014 di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (10/6/2015). Cerpen karya Faisal Oddang berhasil mendapat Penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2014. KOMPAS IMAGES / KRISTIANTO PURNOMO
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com- Sapardi Djoko Damono menjadi salah satu sastrawan ternama di Indonesia.

Pujangga yang memiliki ciri khas menggunakan topi pet ini kerap menggunakan kata-kata sederhana dalam setiap karyanya.

Tak heran, banyak pembaca yang menggemari karya Sapardi.

Anak tertua dari dua bersaudara ini menghabiskan masa kecilnya di Solo, Jawa Tengah, tempat kelahirannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selanjutnya, ia menempuh pendidikan tinggi di jurusan Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memperoleh gelar sarjana pada 1964.

Selain menjadi sastrawan, Sapardi juga dosen tetap di Fakultas Sastra Universitas Indonesa.

Ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia pada tahun 1995.

Bahkan, Sapardi pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra pada 1996-1999.

Sapardi juga aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970 hingga 1980-an, termasuk redaksi majalah sastra Horison dan Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin.

Berikut 10 kutipan cinta dari Sapardi Djoko Damono, dikutip dari beberapa karyanya:

  1. Aku musafir yang sedang mencari air, kamu sungai yang melata di bawah padang pasir
  2. Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu
  3. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
  4. Pada suatu hari nanti jasadku tak akan ada lagi, tapi dalam bait-bait sajak ini kau takkan kurelakan sendiri
  5. Hanya doaku yang bergetar malam ini dan tak pernah kaulihat siapa aku, tapi yakin aku ada dalam dirimu
  6. Mencintai cakrawala harus menebas jarak, mencintaimu harus menjadi aku
  7. Katamu dulu kau takkan meninggalkanku. Omong kosong belaka! Sekarang yag masih tinggal, hanyalah bulan, yang bersinar juga malam itu. Dan kini muncul kembali
  8. Yang fana adalah waktu. Kita abadi, memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa
  9. Dalam doa malamku, kau menjelma denyut jantungku
  10. Barangkali sudah terlalu sering ia mendengarnya, dan tak lagi mengenalnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi