Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didirikan sejak 1946, Siapa Sosok Pendiri Paskibraka?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma'ruf Amin beserta para menteri dan pejabat terkait berfoto bersama 76 orang anggota pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) yang baru dikukuhkan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/8/2023)
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) ditugaskan pada Upacara Detik-detik Proklamasi 17 Agustus dan di Upacara Penurunan Bendera Merah Putih sore harinya.

Pasukan ini tiap tahunnya selalu menarik perhatian masyarakat di perayaan Hari Kemerdekaan RI.

Terciptanya Paskibraka tidak lepas dari sosok Husein Mutahar yang kemudian disebut sebagai Bapak Paskibraka Indonesia.

Lantas, seperti apa sosok Husein Mutahar?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Daftar Nama Anggota Paskibraka yang Bertugas pada Upacara 17 Agustus 2023

Sosok Husein Mutahar

Dilansir dari laman Provinsi Jawa Barat, Husein Mutahar memiliki nama asli Habib Muhammad bin Husein al-Mutahar.

Husein Mutahar lahir pada 5 Agustus 1916.

Sosoknya juga dikenal dengan sebutan Kak Mut. Ayahnya adalah Sayyid Salim bin Ahmad bin Salim al-Mutahar.

Dia merupakan salah satu orang yang berjuang pada masa kemerdekaan.

Husein Mutahar menghabiskan pendidikan di Europeesche Lagere School.

Di tingkat atas, Husein Mutahar memilih untuk bersekolah di Algemene Middlebare, Yogyakarta. Saat itu, dia mengambil jurusan Sastra Timur dengan peminatan bahasa Melayu.

Setelah lulus, Husein berhasil melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) dan mengambil jurusan hukum.

Namun, ia mengenyam pendidikan tinggi di UGM hanya selama satu tahun karena memilih untuk bergabung dalam gerakan revolusi nasional.

Sepanjang kariernya, Husein Mutahar pernah menjabat sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI, pegawai tinggi di Sekretariat Negara.

Salah satu jasa terbesar Mutahar untuk Indonesia adalah menyelamatkan Sang Saka Merah Putih.

Baca juga: Siswa SMAN di Konawe Terpilih Jadi Paskibraka tapi Tiba-tiba Diganti Orang Lain, Ini Penjelasan Kesbangpol

Gagasan Paskibraka

Paskibraka pertama kali muncul dari ide Husein Mutahar pada 1946.

Saat itu, bangsa Indonesia hendak memperingati HUT Kemerdekaan RI untuk pertama kalinya di Yogyakarta yang menjadi Ibu Kota Indonesia pada masa itu.

Husein Mutahar yang saat itu merupakan ajudan Presiden Indonesia Soekarno, mendapat tugas untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.

Saat itulah, Husein Mutahar menyampaikan ide bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air.

Hal ini karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa.

Namun, gagasan itu tidak mungkin terlaksana sehingga Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta.

Lima orang tersebut melambangkan Pancasila.

Sejak itu higga 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta dilaksanakan dengan cara yang sama.

Baca juga: Sejarah Paskibraka yang Selalu Diturunkan dalam Upacara HUT RI

Sosok Idik Sulaeman

Tak hanya Husein Mutahar, terbentuknya Paskibraka tidak lepas juga dari sosok Idik Sulaeman.

Dia merupakan pencetus istilah Paskibraka.

Sebelumnya, sejak 1967-1972 pasukan pengibar bendera itu diberi nama Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.

Pada 1973, Idik Sulaeman melontarkan istilah untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka.

"PAS" berasal dari pasukan, "KIB" berasal dari kibar dan mengandung pengertian pengibar, "RA" berarti bendera dan "KA" berarti pusaka.

Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi