Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi Undip Buka Jasa Cuci Piring Gratis untuk Redakan Stres, Psikolog: Bentuk "Coping Mechanism"

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar akun @undipmenfess
Jasa cuci piring untuk meredakan stres.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip), Olivia (bukan nama asli) membuka jasa cuci piring untuk meredakan stres.

Jasa itu, ia buka di masa studi akhirnya.

"Ada yang piring di kosanya mau dicuciin? Aku gabut. Gausah bayar," tulisnya via akun @undipmenfess, Minggu (13/8/2023).

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (16/8/2023), sudah ada 4 orang yang meminta untuk dicucikan piringnya sejak unggahan itu ditulis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia tidak menyangka tawarannya di media sosial X (dulunya Twitter) itu diminati warganet.

Bahkan, hingga Rabu (16/8/2023), postingannya telah dikomentari 552 warganet, dibagikan kembali sebanyak 756 kali, dan disukai 5.578 akun.

Baca juga: Viral, Video Mahasiswa Baru Unila Dapat Hadiah Umrah dari Wali Kota Bandar Lampung, Ini Kata Kampus

Alasan buka jasa cuci piring gratis

Penawaran jasa cuci piring yang dilakukan Olivia bukan semata-mata untuk menghilangkan gabut.

Dia mengatakan bahwa kegiatan cuci piring bisa meredakan stres dan gelisah yang dialaminya.

"Pas cuci piring rasanya tenang saja gitu pikiran," kata dia.

Bahkan, dia mengatakan bahwa kegiatan mencuci piring bisa menenangkan pikirannya yang kalut.

"Bisa lebih tenang dan bisa ambil keputusan. Karena kalau pas gelisah ambil keputusan, saya takut kecewa maupun menyakiti pihak lain," kata Olivia.

Sudah kurang lebih dua tahun, Olivia menemukan ketenangan saat mencuci piring. Kini, setiap harinya Olivia bisa mencuci piring beberapa kali.

"Kalau di kos ada piring tergeletak pas saya mau cuci piring saya cuci sekalian gitu," terangnya.

Baca juga: Ramai soal PKKMB 2023 Hanya Dihadiri 5 Orang Mahasiswa FISIP, Ini Kata Universitas Mulawarman

Didiagnosis depresi mayor

Mulanya, Olivia tidak menyangka bahwa kegiatan cuci piring memberikan efek yang luar biasa pada dirinya.

Ia bercerita, dulu waktu kecil, ia sangat suka bermain air.

"Kalau kena air bisa rileks. Karena saya tidak begitu pandai berenang, akhirnya saya suka cuci piring. Karena bisa kena air banyak dan lama tapi tidak masuk angin," jelasnya.

Namun, pada 2020 ia merasakan gejala yang tidak biasa pada dirinya. Hingga pada 2021, Olivia memeriksakan diri ke dokter ahli kejiwaan.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia menderita depresi mayor dan borderline personality disorder.

"Saya didiagnosis depresi mayor dan borderline personality disorder oleh dokter kejiwaan. Setelah itu saya mencoba mengenali diri saya sendiri lebih dalam lagi supaya saya tahu harus apa ketika burnout (stres)," cerita dia.

Tak mudah baginya menemukan kegiatan yang bisa mengatasi stres yang dialaminya. Olivia mengaku, beberapa kali pernah menyakiti dirinya ketika kondisinya memburuk.

Hingga akhirnya, Olivia menyadari bahwa kegiatan cuci piring bisa menenangkan dan meredakan stresnya.

"Awalnya saya sering nonton video Tiktok Auri Katarina terus nonton Youtube-nya juga. Dari situ saya merasa kalau bersih-bersih bikin mood saya jadi baik," ungkapnya.

"Dan karena di video beliau seringnya bersih-bersih dari dapur dulu, saya ikut-ikutan. Saya rutin cuci piring dulu kalau bersih-bersih. Lama-lama saya merasa tenang ketika cuci piring itu," jelas dia.

Baca juga: Biaya Kuliah Mahasiswa Baru Kedokteran UPI 2023/2024

Bentuk coping mechanism

Dosen psikologi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Olivia merupakan salah satu bentuk coping mechanism.

"Copy mekanisme itu seperti sebuah tips atau cara yang digunakan seseorang ketika dia mengalami stres," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Coping mechanism dimaksudkan untuk meredakan stres sehingga stres yang ada tidak berlangsung lama.

Secara teori, bentuk coping mechanism ada dua, yakni aktif dan pasif.

"Kalau bentuk pasif itu berarti di mana orang ketika berhadapan dengan stres dia akan menghindar. Sedangkan coping mechanism aktif adalah sesuatu yang kita lakukan untuk bisa menurunkan stres atau menghilangkan stres dengan berbagai cara," terangnya.

Menurut Ratna, coping mechanism yang dilakukan seseorang tergantung dari pengalaman orang itu sendiri.

"Pengalaman itu dalam artian apakah dia melihat orang lain atau dia pernah melakukan itu dan dia merasa bahwa itu membantu dia untuk menurunkan stresnya," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi