Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Narasi Dugaan Sunscreen Palsu, Nilai SPF Tak Sama dengan yang Tertera di Kemasan

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash
Ilustrasi menggunakan sunscreen
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Media sosial ramai dengan dugaan sunscreen palsu yang ditunjukkan dengan perbedaan nilai sun protection factor (SPF) pada kemasan dan pengujian.

Dugaan sunscreen palsu itu muncul dari klaim hasil uji laboratorium secara in vitro dan in vivo.

Kedua pengujian ini merupakan metode yang digunakan untuk mengukur nilai SPF pada tabir surya.

"Fake SPF ataupun SPF Palsu pada SUnscreen lagi heboh banet dan banyak dibahas. Gw penasaran banget sama hasil uji lab yg akan dipublikasikan sama konten kreator Sabtu Besok.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jujur gw agak kecewa dan sedih sih kalo sampai ada hasil yg jauh bgt sama klaim. Padahal SUnscreen ini salah satu basic skincare yang penting banget," tulis akun Tiktok @reviewbysw.id, Sabtu (12/8/2023).

Dalam unggahan yang berbeda disebut bahwa nilai SPF suatu sunscreen hanya 2. Padahal klaim yang tertera di kemasan menunjukkan nilai SPF-nya adalah 50.

Hingga Jumat (18/8/2023), unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 3,3 juta kali dan mendapat komentar 8.788 warganet pengguna TikTok.

BPOM lakukan pemeriksaan

Terkait beredarnya dugaan sunscreen palsu di media sosial, Kompas.com menghubungi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Kamis (17/8/2023).

Hubungan Masyarakat (Humas) BPOM memastikan bahwa hasil pengujian laboratorium nilai SPF dengan metode secara in vitro dan in vivo yang beredar di media sosial bukan berasal dari pihaknya.

"(Data itu) bukan pengujian dari BPOM," ujarnya kepada Kompas.com.

Kendati demikian, BPOM akan melakukan tindak evaluasi sebagai bentuk tindak lanjut.

"Terkait isu yang beredar mengenai klaim nilai SPF yang tidak sesuai dengan penandaan, BPOM akan mendalami isu tersebut melalui pemeriksaan legalitas produk, sampling dan pengujian, pemeriksaan sarana, dan audit Dokumen Informasi Produk (DIP)," jelas dia.

DIP adalah dokumen informasi produk yang berisi data keamanan, mutu, dan kemanfaatan produk, termasuk di dalamnya mengenai data dukung klaim.

Baca juga: Apa Itu SPF yang Ada pada Sunscreen? Berikut Pengertian dan Manfaatnya

Klaim SPF wajib ada hasil pengujian

Selama ini, BPOM sudah aktif melakukan pengawasan rutin secara pre-market dan post-market terhadap peredaran kosmetik termasuk iklan dan penandaan kosmetik, dan juga informasi yang berkaitan dengan produk di masyarakat.

"Informasi yang beredar di masyarakat mengenai kosmetik tertentu menarik perhatian karena berkaitan dengan isu keamanan, mutu, dan manfaat. Dalam hal ini, BPOM selalu memberikan perhatian dan mengintensifkan pengawasan," kata dia.

Mengacu pada Peraturan BPOM Nomor 3 Tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Klaim Kosmetika, klaim produk yang tercantum dalam kemasan atau penandaan dan iklan harus obyektif, jelas, dan dapat dibuktikan.

Klaim SPF suatu produk kosmetik wajib memiliki data dukung yang sesuai.

"Data dukung yang dimaksud berupa hasil pengujian SPF terhadap produk jadi yang menunjang klaim tersebut terhadap data dukung yang ada," tulis humas BPOM.

Bagi masyarakat yang menemukan suatu produk diduga tidak memenuhi ketentuan, keamanan, mutu dan manfaat dapat segera melaporkan hal tersebut kepada BPOM dengan menghubungi kontak di sini.

Baca juga: Ramai soal Sunscreen SPF Palsu, Bagaimana Cara Membedakannya?

Cara membedakan sunscreen asli dan palsu

SPF dalam sunscreen merupakan nilai rasio yang dihitung dengan membandingkan dosis eritema minimum antara kulit yang terlindungi setelah penggunaan 2 mg/cm2 atau 2 µl/cm2 produk tabir surya dengan kulit yang tidak terlindungi tabir surya.

Nilai SPF menunjukkan seberapa lama kosmetik sediaan tabir surya mampu melindungi kulit bila dibandingkan dengan tidak memakai tabir surya.

Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, tidak mudah untuk membedakan sunscreen asli dengan palsu.

"Kalau membedakan SPF atau tidak, ya harus dengan pemeriksaan khusus, biasanya dilakukan oleh badan POM. Secara kasat mata tidak bisa dibedakan," terangnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (13/8/2023).

Namun, Oke mengatakan bahwa perbedaan nilai SPF pada sunscreen bisa dikenali melalui teksturnya.

"Semakin tinggi SPF biasanya semakin kental karena campuran zat padatnya juga semakin banyak," jelasnya.

Di Indonesia, nilai SPF yang disarankan minimal adalah 30 PA +++.

Baca juga: Daftar Sunscreen yang Terdaftar BPOM dan Cara Pengecekannya

Efek samping sunscreen SPF rendah

Menurutnya, perbedaan hasil laboratorium nilai SPF pada sunscreen yang tidak sesuai itu kemungkinan karena variasi klaim suatu produk berdasarkan uji coba di pabrik produsen dan juga uji oleh BPOM.

"Angka yang tidak terlalu jauh berbeda dari keduanya ya biasanya diloloskan untuk dipasarkan. Tapi kalau terlalu jauh ya harus dikaji ulang," ungkapnya.

Suncreen dengan nilai SPF rendah pada dasarnya tidak memberikan efek samping negatif bagi kulit.

Hanya saja, sunscreen dengan SPF rendah itu memiliki presentase perlindungan yang lebih sedikit.

"Sebenarnya mau SPF rendah maupun tinggi penggunaannya juga sama saja. Tetap harus diulang minimal 2-4 jam sekali tergantung aktivitas yang dikerjakan," kata Oke.

"Aktivitas outdoor yang terkena keringat atau air mengharuskan pengulangannya lebih sering karena efek tabir surya akan hilang setelah terkena air atau keringat," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi