KOMPAS.com - Saat melihat angota grup musik, artis, maupun pemain sepak bola asal Korea Selatan, sering dijumpai orang-orang dengan nama marga atau nama keluarga yang sama.
Beberapa nama populer yang dijumpai, yakni Kim, Lee, Park, Choi, dan Jung. Ada juga nama marga lain yang cukup banyak dimiliki warga, seperti Kwon, Hwang, Son, Hong, Yoon, dan Jeon.
Umumnya, nama marga dimiliki oleh anggota keluarga atau berasal dari garis keturunan yang sama.
Kenyataannya, orang dengan nama marga yang sama di Korea Selatan tidak selalu berasal dari keluarga yang sama.
Meski begitu, kesamaan nama marga tersebut sempat menjadi halangan orang Korea Selatan untuk menikah.
Lantas, mengapa banyak orang Korea Selatan memiliki nama marga yang sama?
Baca juga: Kenapa Banyak Nama Kim di Korea? Ternyata Ini Alasan dan Sejarahnya
Nama marga di Korsel
Penggunaan nama marga yang sama di Korea Selatan tidak bisa dipisahkan dari sejarah negara tersebut saat masih berbentuk kerajaan.
Dilansir dari UOF Horang (15/12/2022), penggunaan nama marga berawal dari keluarga kerajaan dan para bangsawan. Mereka terpengaruh oleh budaya nama marga di China, salah satu kerajaan terpandang saat itu.
“Para elit itu cenderung mengadopsi nama keluarga yang memungkinkan untuk mengklaim bahwa mereka memiliki nenek moyang dari Tiongkok," ujar Donald Baker dari Departemen Kajian Asia di University of British Columbia Kanada, dikutip dari International Business Times (15/11/2013).
Penggunaan marga lantas menjadi populer di periode Silla (57 SM-935 M). Saat itu, nama Kim dan Park merupakan nama klan pemimpin kerajaan yang utama di periode tersebut.
“Choi datang kemudian. Lee adalah (pendiri) dinasti Kerajaan Chosun (periode 1392-1910 M)," jelas asisten profesor Studi Korea di Sekolah Hukum dan Diplomasi Fletcher, Universitas Tufts di Boston, Sung-Yoon Lee.
Baca juga: 4 Drama Korea dengan Kontroversi
Selama pemerintahannya, para klan tumbuh semakin besar. Ini menyebabkan semakin banyak orang dari kalangan bangsawan yang memiliki nama marga sama.
Nama-nama tersebut lambat laun dipakai oleh banyak orang meskipun tidak berasal dari keluarga kerajaan. Awalnya, mereka membeli nama milik keluaga bangsawan yang miskin.
Namun, mulai abad ke-19, Korea Selatan melakukan reformasi penghapusan sistem kelas antar warga.
Rakyat diberi kebebasan untuk memilih salah satu nama marga yang digunakan para bangsawan sebagai nama keluarga mereka. Ini membuat nama keluarga semakin umum dipakai oleh warga Korea Selatan.
Baca juga: Kapan Artis Korea Boleh Memiliki Media Sosial?
Satu marga, tapi tidak satu keluarga
Meski begitu, pemilik nama marga yang sama tidak selalu memiliki hubungan keluarga. Ini karena bisa saja mereka berasal dari klan keluarga yang berada di wilayah geografis berbeda.
Diberitakan Asia Society, orang Korea memiliki kosep klan atau Bon-gwan yang berbeda. Klan ini digunakan untuk membedakan nama marga yang sama.
Bon-gwan ditentukan berdasarkan wilayah geografis tempat tinggal seseorang.
Sebagai contoh, ada dua keluarga bernama marga Kim. Namun, mereka berasal dari klan yang berbeda karena tinggal di tempat yang tidak sama.
Misalnya, klan Gimhae Kim dengan marga Kim yang tinggal di Kota Gimhae, Provinsi Gyeongsang. Sementara ada klan Gyeongju Kim yang tinggal di Kota Gyeongju, Provinsi Gyeongsang.
Baca juga: Jadi Lebih Muda, Ini Alasan Korea Selatan Hapus Sistem Usia Tradisional
Sempat jadi halangan menikah
Meski berasal keturunan yang berbeda, pemerintah Korea sempat melarang orang dengan marga sama menikah. Ini diatur dalam Pasal 809 KUH Perdata Korea.
Diberitakan Koreaboo (9/5/2018), aturan tersebut dinyatakan tidak konstitusional atau tidak sesuai dengan aturan hukum pada 1997. Meski begitu, larangan menikah bagi pemilik marga sama masih berlaku.
Baru pada 2005, aturan tersebut dicabut. Orang Korea dengan nama marga yang sama bisa menikah selama tidak memiliki hubungan darah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.