Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Kelelahan Bisa Picu Kematian?

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar video warga
Tangkapan layar saat korban berbaju putih sedang mengikuti lomba balap karung untuk memperingati HUT Ke 78 RI
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Seorang wanita asal Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Jambi, meninggal dunia usai mengikuti lomba balap karung dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Meninggal setelah menyentuh garis finish dalam lomba pada Kamis (17/8/2023) pukul 15.30 WIB, wanita bernama Dewi (39) ini diduga mengalami kelelahan.

"Korban diduga kelelahan setelah selesai melaksanakan lomba balap karung," ujar Kapolsek Batang Merangin, Iptu Juliaman, dikutip dari Kompas.com, Jumat (18/8/2023).

Warga Desa Tamiai, Efriantoni mengatakan, Dewi diketahui tidak memiliki riwayat penyakit sebelum mengikuti lomba.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh pingsan usai perlombaan, sejumlah warga pun membawa Dewi ke puskesmas. Namun, sesampainya di Puskesmas Tamiai, dia dinyatakan meninggal dunia.

Lantas, mungkinkah kelelahan menyebabkan kematian?

Baca juga: Perempuan di Kerinci Jambi Meninggal Saat Lomba Balap Karung, Diduga Kelelahan


Kelelahan bisa picu kematian

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Habibie Arifianto menjelaskan, kelelahan tidak secara langsung mengakibatkan kematian.

Menurut dia, kelelahan dapat dipandang sebagai suatu pemicu dari masalah kesehatan yang sebelumnya memang sudah ada.

"Biasanya penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah," ujar Habibie, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

Kelelahan, bentuk stres fisik terutama saat mengikuti kegiatan olahraga kompetitif seperti balap karung, akan meningkatkan hormon adrenalin dan katekolamin.

Dua hormon tersebut, lanjut Habibie, dapat mengakibatkan serangan jantung hingga gagal jantung akut.

"Yang biasanya disertai dengan perburukan klinis hingga henti jantung mendadak," paparnya.

Sebaliknya, pada seseorang yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan tertentu, kelelahan saja tidak berujung kematian.

"Kalau sebelumnya tidak ada masalah biasanya ya aman-aman saja," kata Habibie.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup Tanpa Makan?

Perlu rekam medis agar tahu kondisi tubuh

Senada, ahli penyakit dalam di Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan, kelelahan tidak menyebabkan kematian.

Dia menjelaskan, biasanya saat merasa kelelahan, tubuh akan mengarahkan seseorang untuk beristirahat.

"Kalau lihat dari kejadian pada ibu itu, saya pikir justru hal-hal yang sifatnya lebih akut atau mendadak," jelasnya, saat dihubungi secara terpisah, Sabtu.

Kondisi akut dan mendadak tersebut, menurut Andi, seperti kelainan irama jantung yang parah, serangan jantung, atau emboli paru, kondisi penyumbatan pembuluh darah di paru-paru.

Menilik kasus kematian setelah lomba balap karung, Andi mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki rekam medis untuk masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat akan mengetahui dan mengevaluasi perkembangan status kesehatannya masing-masing.

"Jadi tidak memaksakan diri dan punya kontrol individu," lanjutnya.

Tak hanya rekam medis, kontrol rutin atau berkala juga diperlukan untuk mencegah suatu masalah kesehatan berkembang semakin parah.

Sebelum semakin parah, pasien bisa mendapat perawatan non-obat atau obatan-obatan yang relatif lebih sederhana.

"Itu akan jauh lebih bagus daripada datang saat kondisinya lebih berat atau lebih parah," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi