Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Luna 25, Wahana Antariksa Rusia yang Menabrak Permukaan Bulan?

Baca di App
Lihat Foto
NASA
Luna 25, wahana antariksa Rusia yang dikabarkan menabrak permukaan Bulan.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Wahana antariksa atau pesawat luar angkasa milik Rusia, Luna 25, dilaporkan menabrak permukaan Bulan.

Badan antariksa Rusia Roscosmos menyebutkan pihaknya kehilangan kontak dengan Luna 25 pada Sabtu (19/8/2023) sekitar pukul 14.57 waktu Moskwa.

"Langkah yang diambil pada 19 dan 20 Agustus untuk mencari perangkat dan melakukan kontak dengannya tidak membuahkan hasil apa pun," lapor Roscosmos, dikutip dari CNN, Minggu (20/8/2023).

Analisis awal mengungkapkan, wahana antariksa ini beralih ke orbit yang tidak dirancang sebelum akhirnya menabrak permukaan satelit alami Bumi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, pihak Roscosmos masih mencari tahu penyebab kecelakaan yang menimpa Luna 25.

Lantas, seperti apa spesifikasi Luna 25 yang dikabarkan menabrak Bulan?

Baca juga: NASA Ungkap Penemuan Air di Permukaan Bulan, Apa Artinya?


Luna 25, wahana pertama Rusia dalam 47 tahun

Luna 25 merupakan wahana antariksa yang dikirim untuk menyelesaikan misi pendaratan Bulan pertama dalam 47 tahun.

Tercatat, negara ini terakhir kali mendaratkan pesawat luar angkasa di permukaan Bulan pada 18 Agustus 1976 melalui Luna 24.

Wahana Luna 25 meluncur dari pusat antariksa Kosmodrom Vostochny di Oblast Amur, Rusia pada 10 Agustus 2023.

Lintasan Luna 25 diatur untuk menyelesaikan perjalanan dengan cepat dan memungkinkan wahana ini melampaui pendarat Bulan milik India, Chandrayaan-3.

Chandrayaan-3 sendiri meluncur pada pertengahan Juli 2023, dan dijadwalkan akan sampai permukaan Bulan paling cepat pada 23 Agustus 2023.

Sementara Luna 25, seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (19/8/2023), sebenarnya dijadwalkan mendarat lunak di kutub selatan Bulan pada Senin (21/8/2023).

Tepatnya, pendaratan utama dilakukan di titik 69.545 S dan 43.544 E, sebelah utara kawah Boguslavsky.

Badan antariksa Rusia juga menetapkan lokasi pendaratan cadangan, berada di titik 68.773 S dan 21.21 E, barat daya kawah Manzini.

Luna 25 atau juga disebut Luna-Glob-Lander adalah misi pendaratan untuk mempelajari komponen plasma dan debu dari lapisan tipis atau eksosfer Bulan.

Wahana seberat 800 kilogram itu menjadi bagian perlombaan untuk menjelajahi satelit alami Bumi, yang menurut para ilmuwan mungkin menyimpan air beku dan unsur-unsur berharga.

Kehadiran jejak air tersebut memungkinkan manusia tinggal lebih lama di permukaan, hingga potensi penambangan sumber daya Bulan.

Dengan ukuran kira-kira seperti mobil kecil, Luna 25 semula diperkirakan akan beroperasi selama satu tahun di kutub selatan Bulan.

Baca juga: NASA Hilang Kontak dengan Voyager 2, Pesawat Antariksa yang Berhasil Jelajahi Ujung Tata Surya

 

Spesifikasi wahana antariksa Luna 25

Dilansir dari laman Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Luna 25 memiliki pangkalan berkaki empat berisi roket pendaratan dan tangki bahan bakar propelan.

Wahana ini dilengkapi kompartemen atas untuk menampung panel surya, peralatan komunikasi, komputer, pemanas dan radiator radiotermal, serta beberapa peralatan sains.

Luna 25 juga dibekali Lunar Robotic Arm atau LRA sepanjang 1,6 meter untuk memindahkan dan mengumpulkan regolit atau lapukan batuan di permukaan Bulan hingga kedalaman 20-30 sentimeter.

Tak hanya itu, LRA dilengkapi dengan sekop dan alat pengambilan sampel berupa tabung sepanjang 4,7 sentimeter dengan diameter 1,25 sentimeter.

Sementara pada bagian lengan, Luna 25 terdiri dari empat macam, yakni azimut, bahu, siku, dan pergelangan tangan atau sendok.

Rusia juga melengkapi wahana antariksa ini dengan delapan Instrumen sains, meliputi:

  • ADRON-LR, spektrometer sinar gamma dan neutron untuk mempelajari regolit di permukaan Bulan.
  • ARIES-L, akan mendeteksi partikel bermuatan maupun parikel netral di eksosfer kutub Bulan.
  • LIS-TV-RPM, sebuah spektrometer inframerah yang membantu mengukur air permukaan.
  • Spektrometer massa LASMA-LR, akan mengukur komposisi sampel regolit dari LRA.
  • Detektor PML, mempelajari debu di eksosfer kutub Bulan.
  • STS-L atau sistem pencitraan panorama dan lokal.
  • THERMO-L, akan mempelajari sifat termal regolit.
  • Panel laser retroreflektor untuk mengukur jarak permukaan Bumi dan Bulan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi