Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Tersimpan Setahun, Apakah Beras Masih Layak Dikonsumsi?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@collegemenfess
Tangkap layar foto beras yang disimpan lama.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Seorang warganet mempertanyakan kualitas beras yang sudah tersimpan lama selama setahun.

Pertanyaan tersebut diunggah lewat akun Twitter ini, Minggu (20/8/2023).

Pengunggah menceritakan bahwa ia menyimpan berasnya sejak Desember 2022. Ketika kini akan mengolahnya, ia meragukan kelayakan beras tersebut.

"Itu ga ada kutunya terus aku kasi daun jeruk, masi bisa dikonsumsi ga sii?" tanyanya.

Melihat unggahan tersebut, banyak warganet yang memberikan komentar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selama masih bagus, gak bapuk, gak berubah tekstur dan bau, berarti masih bagus. Beras itu tahan lama selama penyimpanannya bener," kata akun @lintrover.

"Setau gua beras murni gak ada kadaluarsa, jadi kalo masih bagus kayaknya masih bisa dimakan," ujar pemilik akun @bedesauhatisaya.

"Bukannya beras awet bertahun2 ya? (Max 2 tahunan), yang penting engga kutuan dll, diliat2 itu juga masih bagus berasnya," kata warganet @2031halla.

Lantas, berapa lama usia penyimpanan beras?

Baca juga: Cara Ampuh dan Mudah Mengusir Kutu Beras dengan Bahan Alami


Penjelasan pakar

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Anggrahini membenarkan kalau beras memang dapat tahan lama. Namun, ketahanan beras tetap tergantung cara penyimpanannya.

"(Waktu keawetan beras) tidak bisa dihitung, tergantung kondisi penyimpanannya," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (21/8/2023).

Sri menjelaskan, beras memiliki kadar air yang tinggi sehingga mudah rusak. Beras juga merupakan tempat pertumbuhan mikroba serta menjadi sumber makanan bagi serangga kecil.

Selain itu, senyawa kimia penyusun beras juga mudah mengalami perubahan jika dibiarkan  terlalu lama.

"Sehingga mutunya menjadi menurun, sampai kadang tidak layak dimakan karena ada kutu atau tekstur beras sudah rusak," tambahnya.

Baca juga: Sudah Panen Raya dan Impor, Mengapa Harga Beras Tetap Melambung?

Kelayakan beras dan penyimpanannya

Menurut Sri, beras yang dijual di pasaran seharusnya mencantumkan masa kedaluwarsa pada kemasan atau di toko penjualnya.

Tanggal ini dapat menjadi acuan kapan batas waktu maksimal beras tersebut layak dikonsumsi.

"Tetapi jarang orang mencantumkan masa kedaluwarsanya karena biasanya orang beli beras segera langsung dimasak untuk dimakan, jarang yang stok kecuali pedagang," lanjut dia.

Karena tidak ada tulisan kedaluwarsanya, ia menyarankan agar konsumen memperhatikan kondisi beras sebelum mengonsumsinya.

Sri menyebutkan, ada beberapa tanda beras sudah tidak layak makan, yaitu:

  • Terdapat kutu beras
  • Perubahan warna di butir beras
  • Perubahan bau di beras
  • Tekstur beras berubah

Menurutnya, kondisi penyimpanan beras akan memengaruhi kecepatan kerusakannya. Sebagai contoh, beras yang disimpan dalam keadaan lembab.

Untuk menyimpan beras agar tahan lama, Sri menekankan konsumen untuk mengemas berasnya dengan baik dan membungkusnya dengan cara divakum.

Metode ini akan menghilangkan udara di penyimpan beras, sehingga bisa tahan lebih lama karena oksigen dan bakteri tidak bisa masuk.

"(Selain itu) kondisi ruang (penyimpanan beras) dijaga suhu dan kelembapannya," tambah dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi