Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kehendak Merdeka

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PRIBADI
Jaya Suprana
Editor: Sandro Gatra

JUDUL naskah ini tidak terkait pada kehendak untuk merdeka secara politis yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia, namun sekadar terbatas pada kehendak merdeka yang di dalam bahasa Inggris disebut sebagai Free Will.

Platon mengemukakan aspek rasional, kehendak dan selera hadir pada jiwa manusia sehingga setiap insan manusia berjuang untuk keadilan batin, di mana setiap bagian dari jiwa memainkan peran berdasar keseimbangan akal sebagai panduan, sifat sukma sebagai sekutu akal, menasihati diri sendiri untuk melakukan apa yang dianggap tepat oleh nurani.

Sementara Aristoteles berbagi dengan kepedulian Platon untuk menumbuhkan kebajikan, memberikan perhatian teoritis lebih besar pada peran pilihan dalam memulai tindakan individu yang seiring waktu, menghasilkan kebiasaan, baik atau buruk.

Beberapa kontribusi pemikiran kehendak merdeka dari abad-abad era Helenistik didominasi perdebatan antara kaum Epikurean, Stoik serta Skeptik, berpusat pada determinisme atau nasib dalam mengatur tindakan dan kehidupan manusia.

Tokoh penting terakhir dari periode ini adalah Alexander dari Aphrodisias sebagai komentator Peripatetik paling penting tentang Aristoteles.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam bukunya Tentang Nasib, Alexander mengusik posisi kaum Stoik. Dia melanjutkan upaya ambiguitas dalam Aristoteles pada pertanyaan tentang sifat menentukan karakter pada pilihan individu dengan mempertahankan bahwa mengingat semua faktor pembentuk tetap terbuka bagi orang ketika dia bertindak bebas untuk melakukan atau tidak melakukan apa yang sebenarnya dia lakukan.

Agustinus adalah jembatan utama antara era filsafat Yunani kuno dan abad pertengahan. Pemikirannya tentang kehendak dipengaruhi oleh pertemuan awalnya dengan pemikiran Neoplatonis klasik akhir, yang kemudian diubah oleh pandangan teologis yang ia anut dalam pertobatan Kristen dewasanya, yang terkenal diceritakan dalam Pengakuannya.

Dalam mahakarya Pilihan Merdeka Untuk Kehendak, Agustinus berupaya menyatukan ke dalam keseluruhan doktrin yang koheren bahwa penyalahgunaan kebebasan secara makhluk, bukan Tuhan, adalah sumber kejahatan di dunia dan bahwa kehendak manusia telah dirusak melalui 'kejatuhan' dari kasih karunia manusia paling awal, memerlukan keselamatan yang dicapai sepenuhnya melalui tindakan Allah, bahkan ketika itu membutuhkan, secara konstitutif, respons iman yang dikehendaki seseorang.

Agustinus dengan jelas menegaskan bahwa kehendak pada dasarnya adalah kekuatan yang menentukan diri sendiri dan bahwa fitur ini adalah dasar dari kebebasannya.

Tetapi dia tidak eksplisit mengesampingkan kehendak yang ditentukan secara internal oleh faktor-faktor psikologis, seperti yang diyakini oleh Chrysippus.

Sementara Agustinus memiliki alasan teologis bahwa segala sesuatu ditentukan dalam beberapa cara oleh Tuhan, maka Bertrand Russel meyakini bahwa tanpa kepercayaan pada kehendak merdeka, akan ada sedikit alasan bagi manusia untuk bertindak secara moral.

Namun cukup banyak pemikir yang meyakini kehendak merdeka adalah isapan jempol alias omong kosong belaka.

Sebagai insan awam jelata, saya pribadi tidak berani melibatkan ke dalam kemelut perdebatan para mahapemikir dunia kelas langitan.

Sebagai seorang pembelajar kemanusiaan yang mendirikan Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, secara subyektif saya mengorientasikan arah gerak kehendak merdeka pada satu fokus peradaban, yaitu kemanusiaan dengan tiga pedoman kearifan berakar pada lingkungan kebudayaan diri saya tumbuh-kembang.

Tiga pedoman kearifan Jawa itu adalah Ojo Dumeh, Empan Papan dan Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono yang memahkotai apa yang disebut hukum, etika, budi-pekerti, selera, moral, akhlak dan lain-lain unsur peradaban selaras apa yang disebut sebagai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Pada prinsipnya memang nurani dasar kehendak merdeka lebih cenderung mendambakan Das Sollen ketimbang meratapi Das Sein.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi