Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Etnomatematika Jepang

Baca di App
Lihat Foto
Bendera Jepang. (Shutterstock)
Editor: Sandro Gatra

MENYIMAK fakta sejarah bahwa Jepang berhasil mengalahkan Rusia pada Perang Jepang-Rusia 1904-1905 memperebutkan Mancuria dan Korea, maupun berhasil membuat Amerika Serikat kewalahan pada Perang Dunia II setelah membumi-hanguskan Pearl Harbour, dapat disimpulkan bahwa Jepang cukup maju dalam hal sains dan teknolologi.

Mengingat sains dan teknologi mustahil maju tanpa dukungan matematika, maka layak disimpulkan bahwa Jepang juga maju dalam bidang matematika.

Hanya sedikit diketahui tentang matematika Jepang sebelum abad ke 17. Pada awal abad ke 7 bersama dengan arus masuk Buddhisme ke Jepang melalui Korea, ilmu pengetahuan China mulai masuk ke kepulauan Jepang.

Misalnya kitab “10 Klasik Matematika” bersama abakus China diduga mulai diperkenalkan ke masyarakat Jepang pada abad ke 8 karena sebelum akhir abad ke 16 tidak ditemukan buku matematika Jepang.

Hanya buku treatis sistematik tentang matematika yang ditulis oleh Cheng Dawei yang mulai diekspor ke Jepang disusul buku tulisan Yang Hui dan Zhu Shijie dengan judul “Introduksi ke Ilmu Matematika”.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari buku-buku asal China yang masuk lewat Korea ke Jepang itu, para cendekiawan Jepang mulai mempelajari algoritma solusi sistem simultaneous linear ekuasi untuk mencari akar ekuasi metoda matematikal China yang digunakan pada abad ke 13 di samping aplikasi metoda selestial yang tidak diketahui sebagai sukma dasar aljabar.

Pada 1671, Sawaguchi Kazuyuki menulis kitab “Kokon Sanpoki” (Matematika Kuno dan Baru) menampilkan contoh-contoh problem kelirumologis yang memiliki lebih dari satu solusi sehingga tanpa jawaban yang jelas dan tegas.

Baru pada 1674, Seki Takazaku yang kini dianggap sebagai pelopor Wazan alias tradisi Matematika Jepang secara terbuka mempublikasikan jawaban-jawaban tegas dan jelas sebagai solusi akurat terhadap problem-problem bergaya matematika rekreasional yang diwariskan oleh Kazuyuki.

Sebelum Seki, memang matematika sempat dipandang dengan sebelah mata sekadar hiburan bagi warga kurang kerjaan di Jepang.

Kemudian setelah era Tokugawa yang membawa para generasi muda Jepang untuk belajar dari peradaban Eropa berakhir, matematika berkembang secara luar biasa pesat sehingga mampu nyata mendukung derap laju kemajuan riset, sains dan teknologi berjaya membawa Jepang menjadi satu di antara negara industri termaju di planet bumi masa kini.

Jepang melahirkan para mahamatematikawan kaliber superlatif penerima anugerah Medali Fields seperti Kunihiko Kodaira, Hesuke Hironaka dan Shigefumi Mori dari lembaga Kyoto University Research Institute for Mathematical Sciences nan tersohor di bidang matematika itu.

Pendek kata di masa kini, para mahamatematikawan Jepang berjaya menjunjung tinggi harkat dan martabat matematika Jepang sehingga berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan matematika bangsa manapun juga di planet bumi ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi