Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Mahasiswa UNS Diduga Dianiaya Sopir Dekanat, Berujung Lapor Polisi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
Korban penganiayaan Khoirul Umam (berbaju hitam) mahasiswa FMIPA UNS yang dianiaya sopir dekanat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Khoirul Umam (19), mengaku menjadi korban penganiayaan di lingkungan kampus.

Terduga pelaku berinsial YP yang merupakan sopir Dekanat FMIPA UNS disebut melakukan penganiayaan pada Rabu (23/8/2023).

Usai mendapat bogem, Khoirul melaporkan YP ke Mapolresta Solo pada Rabu (23/8/2023) malam. YP dilaporkan atas dugaan tindak pidana penganiayaan.

Laporan Khoirul teregister dalam Surat Tanda Terima Laporan Nomor: STTLP/ 189/VIII/2023/SPKT/POLRESTA SURAKARTA/POLDA JAWA TENGAH.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Panitia PKKMB Mundur karena Kecewa dengan Rektorat UNS, Bagaimana Nasib Mahasiswa Baru?

Kronologi mahasiswa UNS diduga dianiaya sopir dekan

Dilansir dari Kompas.com, Kamis (24/8/2023), Khoirul membeberkan detik-detik ketika dirinya diduga dianiaya oleh YP.

Dugaan penganiayaan bermula ketika FMIPA UNS menggelar kegiatan pengenalan organisasi kemahasiswaan pada Rabu (23/8/2023).

Pada saat itu, Khoirul mengkritisi isu-isu kemahasiswaan namun ia dipanggil oleh pihak dekanat setelah kegiatan tersebut usai.

Khoirul kemudian dibawa ke Gedung Rektorat UNS untuk bertemu pimpinan universitas.

Ia mengatakan, pertemuan berlangsung sampai pukul 17.00 WIB. Khoirul mengaku disudutkan oleh pihak rektorat dalam pertemuan ini.

Baca juga: Beda Pendapat Rektorat dan Panitia PKKMB UNS soal Pembatalan Rekor MURI dan Student Vaganza

Khoirul dianiaya di dalam mobil

Setelah bertemu pimpinan UNS, Khoirul kembali ke FMIPA menggunakan mobil.

Pada saat itu, mobil dikendarai oleh YP, sementara Khoirul duduk di bangku penumpang depan. Di dalam mobil juga duduk Dekan dan Wakil Dekan FMIPA UNS di baris belakang.

Khoirul kemudian dipukul oleh YP di bagian rahang. Ketika dianiaya, terduga pelaku bertanya kepada Khoirul soal asal tempat tinggalnya dan adab sopan santun.

"Di bangku belakang ada dekan dan wakil dekan. Mereka mencoba memisah dan bilang jangan pakai kekerasan," ujar Khoirul.

"Setelah itu sampai di gedung fakultas. Kami keluar. Saya mau perjalanan pulang, kemudian dekan sama wakil dekan kembali ke kantor," sambungnya.

Baca juga: Biaya Kuliah Mahasiswa yang Diterima Melalui Seleksi Mandiri UNS 2023

Khoirul dianiaya di lingkungan fakultas

Usai mendapat bogem di dalam mobil, Khoirul kembali dianiaya oleh YP setibanya di FMIPA.

Ia diseret dekat taman kampus lalu ditonjok di bagian pipi sebanyak dua kali, dahi, paha, dan kaki.

YP juga disebut menarik kerah baju bahkan menjambak Khoirul. Korban juga mengaku diancam dibunuh oleh korban.

Baca juga: Buntut Nadiem Makarim Copot Gelar Profesor Dua Guru Besar, Rektor UNS Dituding Tutupi Kasus Korupsi Rp 57 M

Dugaan penyebab YP aniaya Khoirul

Dilansir dari Tribunnews, penyebab lain mengapa Khoirul dipanggil ke gedung rektorat karena dirinya diduga menyebarkan kertas berisi dugaan korupsi di UNS.

Selebaran tersebut diterima sejumlah mahasiswa baru ketika hari terakhir Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023.

Di sisi lain, Khoirul juga menduga bahwa YP melakukan penganiayaan karena sebuah masalah yang melibatkan keduanya pada Juni 2023.

Pada saat itu, Khoirul melakukan aksi propaganda dengan cara menuliskan kalimat protes di mobil milik dekanat.

"Kalau kita tarik kembali bagaimana permasalahan ini terjadi adalah waktu itu di awal Juni saya melakukan kegiatan propaganda terkait dengan isu-isu kampus. Saya menuliskan kata-kata 'Jamal Gagal' di sebuah mobil dinas FMIPA," ungkap Khoirul, dikutip dari Tribunnews.

Karena ulah Khoirul, YP mendapat sanksi berupa penundaan kenaikan pangkat.

"Saya menuliskan kata-kata tersebut kemudian dari pihak Pak Y ini mendapatkan sanksi berupa penundaan kenaikan jabatan dari situ muncul rasa dendamnya," ujarnya.

"Dari situ ketika awal bulan Juni sebetulnya dia sudah memberikan ancaman kepada saya untuk melaporkan ke polisi, untuk mengajak bertemu, mengajak duel dan lain sebagainya," imbuh Khoirul.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi