Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Buruk Kebakaran di TPA Sarimukti, 3 Desa Tercemar Asap dan Puluhan Warga Kena ISPA

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun
Kebakaran di TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat tak kunjung padam meski sudah hari keenam, Kamis (24/8/2023).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat kebakaran pada Sabtu (19/8/2023) malam.

Awalnya kebakaran terjadi di zona IV. Namun kini kebakaran semakin meluas, dan sampai Jumat (25/8/2023) kebakaran masih terjadi.

Koordinator Pengelolaan Lapangan TPA Sarimukti, Riswanto sempat mengatakan, kebakaran diduga disebabkan karena kekeringan yang berlangsung beberapa bulan terakhir akibat fenomena El Nino.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kebakaran TPA Sarimukti terjadi karena adanya pemulung yang melempar puntung rokok.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telah berlangsung selama enam hari, kebakaran ini menimbulkan sejumlah dampak negatif.

Berikut ini beberapa dampak kebakaran di TPA Sarimukti yang tak kunjung padam:

Baca juga: Cerita Balita yang Dilarikan ke RS Setelah 6 Hari Menghirup Asap dari TPA Sarimukti

Ekskavator terbakar

Dikutip dari laman Kompas.com (21/8/2023), kebakaran tersebut mengakibatkan satu ekskavator ikut terbakar.

Riswanto mengatakan, kini alat yang tersisa hanya satu ekskavator dan buldoser.

"Karena ikut terbakar, Jadi alat berat yang kita pakai untuk operasional TPA dari 3 unit jadi tinggal 2. Memang jadi makin kurang ideal," kata Riswanto.

Alat tersebut terbakar saat diterjunkan untuk membuat parit.

Parit tersebut dibuat untuk melokalisasi api agar tak merayap ke area lebih luas.

"Saat berusaha memadamkan api dengan membuat parit, ternyata alat berat juga ikut terbakar. Untuk operatornya bisa menyelamatkan diri," ujar Riswanto.

12 hektar area terbakar

Kebakaran di TPA Sarimukti terus meluas, bahkan kini mencapai total 12 hektar area.

Sebelumnya, api yang membakar TPA Sarimukti hanya ada di zona IV saja, namun kemudian meluas sehingga merambat dan menjalar ke zona II.

"Api sudah masuk ke zona 1. Jadi total sudah sekitar 12 hektare yang terbakar. Sekarang mungkin tinggal mencoba (fokus) menangani di zona 1 dan 2. Untuk zona 4 api sudah mengecil," ujar Kepala UPTD Pengelola Sampah TPA/TPST Regional Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Arief Perdana.

Akibat kebakaran ini Pemerintah Kabupaten Bandung telah menetapkan status kebakaran TPA Sarimukti sebagai darurat bencana dan perlu mendapatkan perhatian dan penanganan khusus.

Baca juga: Video Viral Seorang Wanita Gendong Singa yang Kabur ke Permukiman, Ini Faktanya!

7 Sekolah diliburkan

Akibat kebakaran di TPA Sarimukti, sebanyak 7 sekolah di Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat terpaksa diliburkan.

Kebijakan merumahkan dulu para pelajar ini dilakukan untuk menghindarkan anak sekolah terkena paparan asap yang masuk ke permukiman dan mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.

"Diliburkan sementara untuk KBM dialihkan menjadi daring. Keputusan ini karena ada permintaan dari pihak Kecamatan Cipatat untuk menghindari paparan negatif asap terhadap kesehatan siswa," ujar Kepala Bidang SD pada Dinas Pendidikan (Disdik) Banding Barat, Wawan Hernawan, dikutip dari Kompas.com (23/8/2023).

Adapun sekolah yang diliburkan tersebut yakni SDN Jati, SDN Sarimukti, SDN Cicadas, MTS Al Ihsaniyah, SMKN 1 Cipatat, PAUD Pelangi Sarimukti, dan RA Al Marjuki.

Baca juga: Fakta Truk Tangki Tabrak Penonton Karnaval di Pacet Mojokerto

3 Desa tercemar asap

Gunungan sampah yang terbakar di TPA Sarimukti menyebabkan 3 desa terkena cemaran asap.

Kepala Desa Sarimukti, Uci Suwanda mengatakan, asap pekat itu tidak hanya masuk Desa Sarimukti, tapi juga meluas ke dua desa tetangga, yakni Desa Rajamandala dan Mandalasari di Kecamatan Cipatat.

"Asapnya makin pekat dan luas. Kalau kemarin hanya 6 RW sekarang sudah kena ke seluruh wilayah di 15 RW. Bahkan saya lihat sampai ke desa tetangga Rajamandala dan Mandalasari," ungkap Uci, dikutip dari Kompas.com (22/8/2023).

Asap tersebut juga mengganggu pengendara yang melintas di Jalan Raya Cipatat-Cipendeuy.

Pengendara baik roda dua maupun roda empat mengalami keterbatasan jarak pandang akibat kabut yang tebal.

Oleh karena itu, kemudian warga diminta untuk mengenakan masker saat beraktivtas.

Baca juga: Mengenal TPA Sarimukti, Muara Sampah Bandung Raya yang Akan Digantikan TPPAS Legok Nangka

Puluhan warga alami ISPA

Imbas kejadian ini, puluhan warga di Desa Sarimukti mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat terpapar asap kebakaran TPA Sarimukti.

Posko Kesehatan Kebakaran TPA Sarimukti mencatat, hingga saat ini sudah 41 orang yang terkonfirmasi menderita ISPA dari hasil pemeriksaan kesehatan sejak 22 Agustus 2023.

Dari 41 warga itu, dua orang terkonfirmasi pada 22 Agustus 2023, tiga orang pada 23 Agustus, dan jumlah membludak mencapai 36 orang pada 24 Agustus 2023.

"Jadi ISPA yang dialami puluhan warga ini masih dalam kategori ringan sehingga kita tangani dengan beri pengobatan dan imbauan untuk memakai masker," kata Koordinator Posko Kesehatan Kebakaran TPA Sarimukti sekaligus Kepala Puskesmas Cipatat, Nuraeni, dikutip dari Kompas.com (24/8/2023).

Selain ISPA, polusi udara imbas kebakaran TPA Sarimukti ini juga berdampak pada warga yang mengalami keluhan perih mata atau conjungtivitis.

"Penyebaran penyakit ISPA dirasakan warga mulai dari usia balita hingga lansia. Selain ISPA keluhan yang kita terima yakni sakit mata," jelasnya.

(Sumber: Kompas.com/ (Bagus Puji Panuntun | Editor Gloria Setyvani Putri, Puspasari Setyaningrum, Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi