Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan PVMBG soal Kabar Sinar Api Diam di Gunung Arjuno-Welirang

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Pemandangan Gunung Arjuno Welirang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan penjelasannya terkait informasi adanya sinar api diam di Gunung Arjuno-Welirang yang berada di perbatasan Kota Batu, Malang, dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Sebelumnya, Kementerian ESDM merilis kondisi terkini Gunung Arjuno-Welirang dan menyebutkan adanya sinar api diam yang terlihat pada tanggal 22 Agustus 2023.

Koordinator Gunung Api di Unit Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Oktory Prambada menegaskan, bahwa titik api diam yang terlihat tersebut tak berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Arjuno.

"Press release tentang Arjuno Welirang yang mengeluarkan asap dan terlihat api diam, penyebabnya adalah suhu tinggi dari belerang yang menyebabkan kebakaran lahan di daerah puncak," ujar Oktory kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia menjelaskan, titik api tersebut terlihat di puncak Welirang kompleks Arjuno Welirang. Namun dirinya menegaskan, tidak ada peningkatan akitivitas vulkanik Gunung Welirang.

"Press release ini lebih menegaskan bahwa tidak ada peningkatan aktivitas gunung Welirang tersebut, tetapi karena aktivitas permukaan yang pada musim kemarau ini membakar vegetasi di atas," tegasnya.

Hal semacam itu, menurutnya juga terjadi di tahun sebelumnya.

Baca juga: Kronologi Mahasiswa UB Malang Meninggal di Gunung Arjuno, Diduga Hipotermia


Hanya terlihat 22 Agustus

Oktory menambahkan, titik api diam tersebut hanya terlihat di tanggal 22 Agustus 2023 saja. Sementara untuk hari ini, Jumat (25/8/2023), hanya terlihat asap mengepul di puncak Welirang.

Saat ini tingkat aktivitas Gunung Arjuno-Welirang berada pada Level 1 atau Normal.

Dirinya menerangkan, Gunung Arjuno dan Gunung Welirang adalah dua gunung yang berbeda tapi dalam 1 kompleks. Oleh karena itu, penamaan gunung tersebut yakni Arjuno-Welirang.

"Dalam pemantauan ya mengacu ke penamaan umum yaitu Arjuno Welirang dan statusnya berlaku untuk kompleks gunung tersebut," ujarnya.

Dikutip dari laman ESDM, pengamatan visual pada periode 1 Januari-24 Agustus 2024, teramati embusan asap kawah berwarna tipis dengan intensitas 20-70 meter di Gunung Arjuno-Welirang.

Pemantauan secara instrumental menggunakan seismograf menunjukkan kegempaan masih didominasi oleh gempa embusan dan tektonik serta mulai terekam adanya gempa vulkanik yang intens pada awal bulan Juli.

Baca juga: Kronologi Hilangnya Peserta Mantra Summits Challenge di Gunung Arjuno hingga Ditemukan Selamat

Namun merujuk rilis tersebut jumlah gempa ini masih belum siginifikan. Dari pengamatan tidak terekam adanya titik panas dari visual citra satelit.

Data kegempaan yang terekam di seismograf tidak menunjukan adanya peningkatan kegempaan yang cukup signifikan, kegempaan masih berfluktuasi dan masih didominasi oleh gempa embusan dan tektonik.

Imbauan untuk masyarakat

Dalam status normal, berikut ini beberapa imbauan untuk masyarakat:

Baca juga: Kronologi Mahasiswa UB Malang Meninggal di Gunung Arjuno, Diduga Hipotermia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi