Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Mengapa Penting Belajar Filsafat?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/cookie_studio
Berpikir kritis penting dimiliki untuk membentengi diri kita dari berbagai informasi di era yang penuh dinamika ini.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Filsafat adalah ibu dari seluruh ilmu pengetahuan. Ilmu yang sudah ada sejak zaman dahulu ini bisa membantu mengasah pikiran kita agar lebih kritis. Terlebih lagi saat ini kita berada di era disruptif yang membuat segalanya berubah lebih cepat.

Akan tetapi, hal ini dapat diatasi jika kita berpijak pada dasar-dasar filsafat. Hal ini pula diungkapkan oleh Reza Wattimena, Pendiri Rumah Filsafat, dalam siniar Beginu episode “Reza Wattimena, Filsafat bagi Kebermanfaatan Masyarakat” dengan tautan bit.ly/BeginuReza1.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, kehidupan masyarakat yang semakin kompleks membuat mereka membutuhkan suatu pijakan. Reza pun mengungkapkan transformasi kesadaran ini bisa diciptakan dengan mempelajari filsafat, seperti berpikir kritis.

Mengapa Penting Belajar Filsafat?

Kemampuan filsafat yang menitikberatkan pada penggunaan akal atau logika adalah hal yang membedakan kita dengan makhluk lainnya. Inilah yang akhirnya membuat kita dikenal sebagai homo sapiens, manusia cerdas.

Orang yang cerdas, selalu menggunakan akal dan hati mereka dalam melakukan segala hal. Hal itu yang membuat filsafat dapat diaplikasikan dalam segala hal. Misalnya saja, kita semua pasti memiliki nilai atau filosofi yang menjadi pegangan hidup.

Berpikir Kritis: Kunci Diri di Era Disruptif

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap individu pada abad ke-21. Hal ini diperlukan agar kita mampu memecahkan masalah atau mengambil keputusan penting dalam situasi sulit.

Baca juga: Orang Introvert Masih Bisa Jadi Pemimpin, Kok!

Itulah mengapa, berpikir kritis adalah elemen yang penting dimiliki di setiap situasi, mulai dari ranah pribadi hingga profesional. Bayangkan saja jika kita tak mampu berpikir kritis, kita justru akan mudah mengikuti arus dan percaya pada hal-hal yang belum terbukti kebenarannya.

Dengan filsafat, kita diajarkan untuk selalu berpikir kritis melalui evaluasi dan analisis keadaan. Metodenya pun sangat sederhana, yaitu mempertanyakan segala sesuatu. Pada tahap ini, kita juga dituntut menjadi pribadi yang siap menerima pengetahuan baru agar netral melihat segala sesuatu.

Dalam praktiknya, berpikir kritis juga bisa mengajarkan kita bagaimana cara berargumentasi yang lebih efektif. Hal ini memungkinkan kita mempertahankan keyakinan dan mengembangkan pemahaman untuk saling toleransi terhadap pemahaman masing-masing.

Kunci Sukses Berpikir Kritis

Seorang pemikir kritis tidak hanya mengumpulkan informasi dengan baik, mereka juga tahu bagaimana menggunakannya untuk menyimpulkan atau menerapkan sesuatu berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Itulah mengapa seseorang yang berpikir kritis tidak berarti harus memaksakan pendapatnya. Menurut Coleman (2022) dalam Harvard Business Review, ada beberapa kunci agar kita bisa menerapkan cara berpikir kritis dengan lebih efektif.

1. Jangan terlalu kaku terhadap opini

Saat terlalu berpegang teguh pada keyakinan atau nilai diri, kita jadi pribadi yang lebih kaku. Alhasil, kita pun jadi sulit menerima perbedaan opini atau argumen dari apa yang selama ini dipahami.

Padahal, kita juga perlu menerima opsi lainnya karena tak semua hal berpusat di diri kita. Ada saatnya kita dihadapkan dengan perubahan-perubahan di luar ekspektasi, misalnya pandemi Covid-19. Untuk itu, posisikan diri sebagai orang yang tidak tahu apa-apa sehingga kita tak menjadi pribadi yang defensif.

2. Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara

Sebagai pemikir kritis, bukan berarti kita harus terus mengutarakan opini yang melawan arus agar didengar semua orang. Justru, kunci dari berpikir kritis adalah kebalikannya, yaitu mendengarkan secara aktif.

Proses ini mencakup bagaimana kita mampu memahami apa yang dikatakan orang lain. Jika proses ini berjalan dengan baik, kita dapat sepenuhnya memahami suatu argumen dan fokus terhadap hal itu tanpa melakukan kecacatan logika.

Baca juga: Waspada Kesehatan Mental akibat Perfeksionisme Berlebihan

Kita juga menghindarkan asumsi yang membatasi sudut pandang. Alhasil, argumen yang disampaikan pun terarah sehingga kita mendapat banyak perspektif baru.

3. Ajukan pertanyaan yang membuka ruang diskusi

Alih-alih bertanya dengan “Apakah” yang hanya berakhir dengan jawaban ya atau tidak, lebih baik kita mengajukan pertanyaan dengan opsi jawaban yang lebih terbuka. Misalnya, daripada bertanya “Apakah setuju dengan hal ini?” lebih baik gunakan “Menurutmu, bagaimana hal ini bisa terjadi?”.

Pertanyaan-pertanyaan terbuka mendorong kita untuk berpikir kritis sehingga memperluas sudut pandang kita. Selain itu, kita juga mendapatkan cara atau ide yang lebih banyak untuk menyelesaikan suatu masalah.

Lalu, bagaimana cara Reza mengajarkan kemampuan ini melalui Rumah Filsafat? Temukan jawabannya melalui perbincangan lengkapnya bersama Wisnu Nugroho dalam siniar Beginu episode “Reza Wattimena, Filsafat bagi Kebermanfaatan Masyarakat” dengan tautan bit.ly/BeginuReza1 di Spotify.

Di sana, ada banyak kisah dari para tokoh inspiratif yang mampu memberikan perspektif baru untuk hidupmu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniar Beginu dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi