Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siniar KG Media
Bergabung sejak: 15 Okt 2021

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kekerasan di Tempat Kerja, Penyebab dan Cara Menghadapinya

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Pekerja di Indonesia masih rentan mengalami kekerasan di lingkungan kerjanya.
Editor: Yohanes Enggar Harususilo

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Menjadi seorang pekerja, ternyata rentan mengalami kekerasan. Hal ini disebabkan adanya hierarki, perbedaan jabatan, dan status antara rekan kerja. Ditambah lagi, adanya relasi kuasa membuat atasan kerap menyalahgunakan jabatan untuk bertindak semena-semena.

Tentu saja, hal ini membuat pekerja merasa tak nyaman berada di lingkungan kerjanya. Mereka pun jadi rentan terkena gangguan mental seperti yang diungkapkan Ayoe Soetomo dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Relasi Kuasa & Profesionalitas di Kantor” dengan tautan bit.ly/AnyJiwKuasa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei dari International Labour Organization bertajuk "Semua Bisa Kena!" (2022) menunjukkan hasil yang mengejutkan. Ternyata, ada 70,93 persen pekerja Indonesia yang pernah mengalami kekerasan dan pelecehan di tempat kerja.

Sebanyak 77,40 persen responden mengalami kekerasan dan pelecehan berbentuk psikologis, seperti diejek, dihina, disebarkan gosip, hingga dikucilkan. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan kekerasan seksual (50,48 persen) dan fisik (18,63 persen).

Penyebab Kekerasan di Tempat Kerja

Di Indonesia, ada banyak penyebab mengapa kekerasan di tempat kerja masih saja terjadi.

1. Relasi kuasa: penggunaan jabatan yang tak sesuai

Hal ini mengacu pada penyalahgunaan kedudukan atau jabatan untuk melakukan tindak kekerasan. Dalam survei di atas, kekerasan yang dilakukan oleh atasan berada di posisi tertinggi, yaitu 54,81 persen atau sebanyak 456 responden.

Baca juga: Mengenal Servant Leadership, Kepemimpinan Berfokus Kesejahteraan Tim

Misalnya, seorang manajer bisa mengancam anggota timnya jika tak mau lembur tanpa intensif karena ia punya kuasa untuk mengeluarkannya dari pekerjaan. Sementara itu, anggota timnya tersebut sedang berada dalam posisi yang lebih rendah dan hidupnya bergantung pada pekerjaan ini.

Itulah mengapa, orang yang punya jabatan lebih tinggi merasa bahwa ia memiliki wewenang dan kekuatan untuk mengontrol bawahannya. Sebagai bawahan, kita pun tak bisa berbuat apa-apa dan hanya mampu menuruti apa yang diperintahkan atasan tersebut.

Masih banyak pemimpin yang belum sadar bahwa tindakan memaksa karyawan bekerja lembur tanpa insentif dan menyuruh mereka bekerja di luar jam kerja merupakan salah satu bentuk kekerasan. Ditambah lagi dengan semakin maraknya hustle culture di antara pekerja Gen Z.

2. Senioritas yang masih membudaya

Tak bisa dimungkiri, di Indonesia, budaya senioritas masih sering digunakan di berbagai ranah, baik itu akademik hingga di lingkungan kerja. Kekerasan di lingkungan kerja, khususnya perundungan, masih sering terjadi dan mayoritas menimpa pekerja baru.

Alih-alih mengenalkan budaya dan mengajarkan kepada mereka, para pekerja senior lebih senang membuat candaan hingga menyuruh pegawai baru. Biasanya, mereka berdalih agar lebih cepat akrab. Padahal, belum tentu pegawai baru itu bisa menerima perlakuan mereka.

Apabila korban merasa tak nyaman dengan tindakan itu, mereka pun disebut tidak asik atau baper. Hal ini pula yang dialami oleh salah satu pegawai KPI yang dirundung habis-habisan oleh rekan kerjanya.

3. Minimnya dukungan

Masih ada perusahaan yang kurang mendukung karyawannya yang terkena kekerasan atau pelecehan. Dalam survei di atas, ada sebanyak 42,55 persen responden yang lebih memilih diam karena ia tak tahu harus berbuat apa.

Ditambah lagi, terkadang pula tak ada mekanisme yang jelas untuk melaporkan pelaku di tempat kerja. Selain itu, mayoritas korban sudah lebih dulu takut jika ia melaporkan kejadian ini. Korban takut justru ia yang akan disalahkan karena minimnya bukti dan pelaku yang memiliki kuasa lebih tinggi daripadanya.

Cara Atasi Kekerasan di Tempat Kerja

Untuk memutus rantai kekerasan, kita perlu melakukan beberapa hal.

Pertama, jika dirasa hal itu mengganggu, kita bisa menegur langsung atasan atau rekan kerja yang melakukan kekerasan. Katakan bahwa kita tidak nyaman mendapat perlakuan seperti itu.

Kedua, apabila teguran verbal tak didengar dan kekerasan dilakukan terus-menerus, kita bisa melapor pada team leader. Dengan catatan, kita harus mengumpulkan bukti-bukti kekerasan terlebih dahulu, misalnya melalui foto atau rekaman.

Baca juga: Cara Jaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Setelah itu, mereka akan membantu kita menyampaikan keluhan ke HRD. Namun, apabila pelaku kekerasan adalah team leader sendiri, kita bisa langsung melaporkan ke HRD dengan membawa bukti-bukti yang sudah dikumpulkan.

Mereka juga dapat berperan penting dalam kasus kekerasan dan pelecehan di tempat kerja dengan memberikan dukungan fisik dan hukum. Selain itu, serikat pekerja juga dapat mengusulkan kepada perusahaan untuk membuat peraturan khusus pencegahan dan penanganan kekerasan dan pelecehan di tempat kerja.

Lantas, bagaimana caranya lainnya untuk atasi kekerasan di lingkungan kerja? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Relasi Kuasa & Profesionalitas di Kantor” dengan tautan bit.ly/AnyJiwKuasa.

Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi