Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Fenomena "Live" di China, Rela Dicibir dan Kedinginan demi Uang

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Fenomena live di luar ruangan bernyanyi dan mengobrol dengan penonton melalui ponsel mereka di jembatan layang di Guilin, provinsi Guangxi, pada hari Senin. Gambar
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kegiatan live streaming atau siaran langsung menggunakan media sosial sudah mulai menjadi hal yang umum di masa sekarang.

Siaran langsung atau live bisa dilakukan di Instagram, YouTube, maupun TikTok untuk berjualan atau berkomunikasi dengan orang lain secara virtual.

Di China, live bahkan sudah menjadi fenomena yang memunculkan live streamer atau penyiar. Umumnya, live streamer menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi, bermain game, atau memasak.

Namun selain itu, di Negeri Tirai Bambu, orang di negara setempat menjadikan live sebagai pekerjaan sampingan.

Mereka bisa melakukan live streaming sampai malam hari di luar ruangan demi meraup pundi-pundi uang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Diet Tiffany Plate, Cara Menurunkan Berat Badan yang Ramai di TikTok

Live di luar ruangan

Dilansir dari NST, fenomena orang nge-live di luar ruangan demi mendapatkan uang dari donasi dapat dilihat di sudut Guilin, kota di timur laut China.

Penyiar di kota setempat hampir setiap malam berkumpul di sejumlah lokasi lalu duduk sambil nge-live.

Bermodal ring light atau alat penerangan, mereka menyapa pemirsa online-nya. Hal itu semata-mata dilakukan untuk mendapat donasi.

"Terlalu banyak live streamer dalam ruangan," ujar Qiao (27), salah satu penyiar yang bernyanyi dan berbicara soal kehidupan sehari-hari saat live dari pukul 21.00 hingga 03.00 pagi.

"Karena saya relatif biasa-biasa saja dan tidak memiliki keahlian apa pun. Saya melakukan streaming di luar untuk memanfaatkan perhatian agar menarik orang yang lewat secara online," kata dia. 

Live di tengah cuaca dingin

Penyiar di China tidak hanya live ketika malam hari tapi juga ketika cuaca tengah dingin-dinginnya.

Menurut laporan AFP pada Februari 2023 lalu, para live streamer di China melakukan live ketika suhu hampir nol derajat Celsius.

Mereka yang menyapa pemirsa online-nya membawa selimut tebal dan pemanas kecil untuk menahan dingin selama live berlangsung.

"Pemirsa mungkin tersentuh jika kami berada di luar ruangan atau sendirian pada larut malam itu sangat sulit. Jadi mereka mungkin akan bersikap lebih baik pada kami," ujar Qiao.

Qiao mengaku, dirinya bersama kebanyakan orang lainnya menggunakan Douyin, aplikasi seperti TikTok bikinan Bytedance, untuk siaran.

Sebagian dari mereka juga diikat kontrak oleh agensi yang menjalankan bisnis live streaming.

Baca juga: Siapa Wes Anderson yang Videonya Sedang Jadi Tren di TikTok?

 

Menampilkan beberapa bakat

Douyin yang digunakan penyiar di China untuk live memiliki 600 juta pengguna pada 2020. Aplikasi ini juga dianggap sebagai "penghasil uang" di China.

Biasanya, penyiar menampilkan beberapa kebolehan dalam menyanyi, menari, atau mengobrol dengan pemirsa.

Ada pula yang memanfaatkan live untuk berjualan atau membagikan hal-hal tentang kehidupan.

Li Jiaqi, salah satu penyiar, memanfaatkan live untuk berjualan sampai-sampai ia bisa menghasillan jutaan dolar dalam bentuk donasi atau biaya iklan.

Jadi pekerjaan sampingan

Fenomena live di China dimanfaatkan oleh sebagian penyiar sebagai pekerjaan sampingan.

Salah satunya dilakukan pembuat tato alis Zhang Xiaoxiao (36) yang mengaku mendapatkan tambahan uang dari live.

Ia mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada profesinya karena salon kecantikan lumpuh karena pembatasan sosial.

"Tekanan sangat tinggi dan bisnis menjadi suram. Jika bukan karena ini, saya rasa saya tidak akan melakukan siaran langsung," kata Zhang.

"Saya sangat menikmati bernyanyi dan menari, jadi saya pikir saya akan menjadikannya sebagai pekerjaan sampingan, untuk bisa melakukan sesuatu yang saya sukai," tambahnya.

Penyiar dapat cibiran

Fenomena live di luar ruangan memang menjadi ladang rezeki bagi sebagian orang, namun hal ini menjadi gangguan bagi publik.

Sebab, penyiar yang live di luar ruangan tidak hanya berhadapan dengan dingin atau panasnya cuaca tapi juga ancaman kekerasan.

Dilansir dari France24, terkadang orang yang lewat mengutarakan kemarahan dan memandang rendah penyiar.

"Mereka bertanya 'Mengapa Anda tidak mencari pekerjaan yang normal?" ujar Qiao yang pernah menerima cacian dari orang lain.

"Jadi kami memilih tempat yang jauh dari penduduk, untuk mencoba untuk tidak mengganggu orang, dan di tempat yang sangat aman," kata Zhang.

Bisa dapatkan raturan sampai jutaan Rupiah

Walaupun aktivitas live demi mendapatkan donasi dari pemirsa online dicibir beberapa orang, penyiar bisa meraup uang cukup banyak dalam sekali live.

Salah satu pria yang tidak disebutkan namanya mengaku pernah mendapat "saweran" sebesar 3.000 yuan atau sekitar Rp 6 jutaan.

Di sisi laoi, Qiao juga mengaku, dirinya bisa mengantongi 600 yuan atau sekitar Rp 1,2 juta selama delapan jam live.

Namun, pendapatan yang didapat Qiao masih dipotong 10 persen untuk agensi live streaming yang menaunginya.

Potongan 10 persen dibayarkan Qiao kepada agensi sebagai imbalan atas penyewaan peralatan dan pengelolaan kehadirannya di media sosial.

Selain itu, penghasilannya di Douyin juga dipotong 50 persen oleh penyedia platform. Sehingga, Qiao mendapat penghasilan bersih 40 persen saja.

Berkat banyaknya penyiar di China, ByteDance mampu mendapatkan 18,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 279 triliun pada 2022.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi