Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Fosil Ditemukan di Instalasi Limbah Selandia Baru, Apa Isinya?

Baca di App
Lihat Foto
James St. John
Ilustrasi fosil kerang dari jenis Bivalvia dari zaman Cretaceous (Periode Kapur).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

 KOMPAS.com - Para kontraktor menemukan sebuah lapisan cangkang kuno saat melakukan perbaikan pada instalasi pengolahan air limbah di Auckland, Selandia Baru.

Cangkang kuno itu berisi harta karun yang berupa ribuan fosil dan menjadi salah satu temuan fosil terkaya di negara tersebut.

Setelah penemuan tersebut, temuan harta karun fosil itu kemudian dipindahkan ke lapangan terdekat, tempat para ahli paleontologi memulai proses pemeriksaan dan identifikasi yang panjang.

Baca juga: Fosil Ditemukan Terkubur dengan Posisi Telungkup dan Kaki Digembok, Disebut sebagai Anak Vampir


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 300.000 fosil ditemukan

Setelah dipindahkan di sebuah lapangan, para peneliti menyaring tanah galian yang menempel dan menemukan lebih dari 300.000 fosil makhluk dari zaman Pliosen Akhir.

“Identifikasi rinci dari fosil-fosil tersebut menunjukkan bahwa mereka tersimpan antara 3-3,7 juta tahun yang lalu di saluran subtidal di versi awal Pelabuhan Manukau modern,” kata penulis utama studi tersebut, Bruce Hayward dikutip dari iflscience.

“Pada saat itu, permukaan air laut sedikit lebih tinggi dibandingkan saat ini karena suhu Bumi juga lebih hangat beberapa derajat dibandingkan sekarang," tambahnya.

Ia melanjutkan, fosil-fosil tersebut mencakup sejumlah spesies subtropis, yang kerabatnya masih hidup sampai saat ini di perairan hangat di sekitar pulau Kermadec dan Norfolk.

Meskipun banyaknya fosil yang ditemukan dapat dianggap sebagai penemuan yang signifikan, penggalian tersebut menjadi yang paling beragam di Selandia Baru.

“Yang mengejutkan adalah fauna tersebut mengandung fosil-fosil yang hidup di berbagai lingkungan berbeda yang berkumpul di saluran laut purba melalui gelombang dan arus pasang surut yang kuat,” ungkap Hayward.

“Sebagian besar fosil hidup di dasar laut, beberapa di muara air payau, yang lain menempel di garis pantai berbatu keras dan masih banyak lagi yang terbawa dari lepas pantai pantai barat yang terbuka pada saat itu,” tambahnya.

Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Manusia Purba Tertua Terkubur di Gua Maroko

 

Ada 266 spesies fosil yang berbeda

Tim peneliti kemudian mengidentifikasi adanya 266 spesies fosil yang berbeda dari temuan tersebut. Itu juga termasuk 10 spesies yang sebelumnya tidak diketahui, menurut sciencedaily.

Penemuan langka itu termasuk tulang paus balin yang terisolasi, gigi paus sperma yang patah, tulang belakang hiu gergaji yang telah punah, pelat gigi pari elang, dan sejumlah gigi hiu putih besar.

Studi tersebut juga mengungkap beberapa fosil siput rami tertua di dunia.

Genus siput darat raksasa yang berasal dari Selandia Baru, beberapa spesies kini telah punah, dengan hanya tiga spesies tersisa yang hidup terancam atau hampir punah di negara tersebut.

Para peneliti menemukan cangkang langka dan utuh dari dua spesies yang telah punah, Maoristylus dan Archaeostylus.

Dengan banyaknya spesies baru yang ditemukan, para peneliti berharap bahwa penelitian di masa depan akan melibatkan penamaan dan deskripsi spesies tersebut secara formal, serta studi perbandingan dengan fosil yang ditemukan di wilayah lain di Selandia Baru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi