Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kafein Memicu atau Mengobati Sakit Kepala?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/DENIS ESAULOV 1987
Ilustrasi bahan minuman yang mengandung kafein.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kafein adalah salah satu stimulan yang paling banyak dikonsumsi di dunia.

Tidak hanya di dalam kopi, kafein juga bisa ditemukan di cokelat, minuman bersoda, teh, dan beberapa obat-obatan yang diresepkan.

Dikutip dari Kompas.com (6/9/2022), kafein bekerja dengan cara memblokir efek adenosin, yang dapat membuat tubuh menjadi lelah.

Dengan begitu, mengonsumsi kafein, terutama kopi dan teh, dapat membuat tubuh menjadi lebih segar, tidak mengantuk, dan lebih waspada.

Meski begitu, ketika seseorang mengonsumsi kafein dalam jumlah yang berlebih, maka bisa menyebabkan sakit kepala.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendati demikian, seperti yang disebutkan di atas bahwa kafein juga terdapat pada obat-obatan yang tentu saja perannya untuk mengobati rasa sakit.

Lantas, apakah kafein memicu atau justru mengobati sakit kepala?

Baca juga: 6 Cara Sehat untuk Mempermanis Kopi Tanpa Tambahan Gula


Peran kafein dalam sakit kepala

Seorang profesor neurologi di Albert Einstein College of Medicine di New York City, Dr. Richard Lipton mengatakan bahwa kafein adalah zat psikoaktif.

Di mana, kafein memiliki sifat merangsang dan vasokonstriksi, yang berarti mempercepat aktivitas otak dan menyebabkan pembuluh darah di kepala menyempit.

Hal itulah yang membantu menjelaskan peran kafein dalam sakit kepala, baik sebagai pemicu maupun pereda.

Baca juga: 5 Efek Samping Minum Kopi Instan Setiap Hari bagi Kesehatan, Apa Saja?

Kafein mengobati sakit kepala

Kemampuan kafein untuk meredakan sakit kepala akibat putus obat atau menghentikan migrain sudah diketahui dengan baik.

Kafein merupakan bahan utama dalam berbagai obat yang dijual bebas dan obat resep, termasuk obat khusus sakit kepala seperti Excedrin.

"Ini bukan pereda nyeri dengan sendirinya, tetapi ketika dikombinasikan dengan pereda nyeri, ini membuatnya lebih efektif," kata Lipton dilansir dari Live Science.

Meskipun sinergi kafein dengan pereda nyeri belum sepenuhnya dipahami, namun hal ini mungkin terkait dengan aktivitas kafein di otak.

Molekul kafein berikatan dengan reseptor adenosin di otak dan sumsum tulang belakang.

Biasanya, adenosin, sebuah blok bangunan dalam molekul sepupu DNA, RNA, dan bahan bakar kimia utama yang digunakan oleh sel-sel tubuh, berikatan dengan reseptor-reseptor ini, tetapi diblokir oleh kafein yang tertelan.

Dengan mengambil tempat yang biasanya ditempati oleh adenosin, kafein memblokir efek molekul tersebut. Sementara adenosin memperlambat aktivitas saraf, kafein meningkatkannya.

Adenosin meningkatkan aliran darah dan menyebabkan pembuluh darah melebar, sementara kafein menyempitkannya. Karena beberapa sakit kepala sebagian disebabkan oleh vasodilatasi di kepala, peran kafein sebagai vasokonstriktor dapat menjelaskan sebagian efeknya.

Kendati demikian, adenosin juga memainkan peran yang kompleks dalam transmisi rasa sakit, terkadang memadamkan sinyal rasa sakit dan terkadang meningkatkannya. Sehingga kafein juga dapat meredakan sakit kepala dengan mengacaukan sinyal ini.

Studi juga menunjukkan bahwa ketika dikonsumsi bersama kafein, pereda nyeri seperti acetaminophen diserap lebih cepat dan efeknya dapat bertahan lebih lama.

Namun, kemampuan kafein untuk menghilangkan rasa sakit sangat bervariasi tergantung pada seberapa banyak orang biasanya mengonsumsi, menurut Stanford Health Care.

Orang mengembangkan toleransi dengan seringnya menggunakan kafein dan kemudian dapat menjadi tergantung pada efek kafein. Hal ini meminimalkan efek pereda sakit kepala.

Baca juga: 6 Kepribadian Berdasarkan Jenis Seduhan Kopi yang Disukai, Apa Saja?

Kafein menyebabkan sakit kepala

Di sisi lain, kafein juga dapat menyebabkan sakit kepala, baik ketika seseorang mengonsumsi lebih sedikit dari biasanya maupun ketika mereka mengonsumsi terlalu banyak.

1. Terlalu sedikit konsumsi kafein bisa memicu sakit kepala

Dalam kasus yang pertama, sakit kepala dapat terjadi karena penggunaan sehari-hari, di mana kafein mulai mengubah struktur otak.

"Ketika reseptor Anda terpapar secara kronis (terhadap kafein), maka otak Anda tidak akan berfungsi secara normal kecuali jika ada kafein," kata Lipton.

Studi menunjukkan bahwa konsumsi kafein secara teratur meningkatkan jumlah reseptor adenosin di otak seseorang dan membuatnya menjadi lebih sensitif terhadap efek adenosin.

Sakit kepala akibat penarikan terjadi karena tubuh menjadi terbiasa dengan vasokonstriksi yang muncul akibat kafein setiap hari. Tanpanya, pembuluh darah tiba-tiba membengkak dan itulah yang dapat menyebabkan sakit kepala.

2. Terlalu banyak konsumsi kafein dapat memicu sakit kepala

Selain karena terlalu sedikit mengonsumsi kafein, ternyata jumlah kafein yang terlalu banyak juga dapat memicu sakit kepala bagi sebagian orang.

Sakit kepala adalah salah satu dari sekian banyak efek samping dari overdosis kafein. Untuk beberapa pasien migrain, kafein benar-benar dapat memicu sakit kepala yang hebat.

Alasan mengapa kafein yang berlebihan menyebabkan sakit kepala masih belum jelas.

Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa orang dewasa yang sehat harus membatasi asupan kafein mereka hingga 400 miligram atau setara dengan empat atau lima cangkir kopi per hari.

Namun penting untuk dicatat bahwa sensitivitas individu terhadap kafein bisa berbeda-beda.

Kafein dapat meningkatkan suasana hati dan meningkatkan produktivitas, dan terkadang menghentikan rasa sakit. Akan tetapi, penggunaan yang berlebihan dan ketergantungan yang berlebihan adalah jalan cepat menuju sakit kepala yang berdenyut.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi