Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Queen of The Sea", Kereta Api Sri Lanka yang Diterjang Tsunami 2004

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi tsunami
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Peristiwa gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 silam tak hanya melanda Indonesia, tepatnya di Aceh, namun juga terjadi di sejumlah negara lain.

Salah satu negara yang juga merasakan bencana alam pada 2004 itu adalah Sri Lanka.

Saat peristiwa itu terjadi, sebuah kereta api di Sri Lanka tengah dalam perjalanan dari Stasiun Benteng Kolombo menuju ke kota selatan, Galle.

Di tengah perjalanan itu, kereta Samudradevi atau dikenal dengan nama Queen of The Sea itu diterjang tsunami dan menjadi salah satu peristiwa kecelakaan kereta terburuk yang pernah terjadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Masjid Baitturahman, Masjid yang Selamat dari Tsunami Aceh 2004

Kisah Queen of the Sea diterjang tsunami

Queen of the Sea adalah kereta yang melaju di jalur kereta dekat pantai barat Sri Lanka.

Jalur kereta tersebut berjarak sekitar 200 meter dari laut, namun melintasi pepohonan palem yang lebat, sehingga pemandangan laut jarang terlihat saat berada di dalam kereta.

Dikutip dari Guardian, Queen of The Sea melaju meninggalkan Stasiun Benteng Kolombo sekitar pukul 07.30 pada Minggu nahas itu untuk melakukan perjalanan regulernya ke Kota Galle.

Kereta tersebut melaju membawa penumpang yang berdesakan di dalamnya.

Kereta penuh sesak lantaran saat itu bertepatan dengan momen hari libur akhir pekan dan hari Bulan Purnama yang merupakan hari spesial bagi umat Budha.

Diperkirakan ada 1.700 penumpang yang berdesakan dan bergantungan di dalam gerbong.

Baca juga: Letusan Gunung Krakatau 140 Tahun yang Lalu, Memicu Tsunami Besar dan Mengubah Cuaca Dunia

Tanpa ada peringatan, dua jam setelah meninggalkan Kolombo kereta tersebut dihantam tsunami.

Gelombang raksasa menderu menembus pepohonan dan melemparkan gerbong-gerbong kereta keluar dari rel.

Delapan gerbong kereta terhempas ke pesisir pantai dan ke dalam rawa, menjadi tumpukan logam yang berserakan.

Dilansir dari BBC, seorang penumpang yang selamat, Daya Wijaya Gunawardana menceritakan, tsunami mengakibatkan gerbong yang ditumpanginya terhempas dan kebanjiran.

Menurutnya, kereta sempat berhenti sebelum diterjang gelombang. Namun, gelombang kemudian menerjang dengan sangat cepat.

"Lalu tiba-tiba air laut membanjiri kereta sangat tinggi, sangat deras. Air masuk sekitar 20 meter dari laut, dan seluruh kereta terisi air. Lalu terjatuh," ujarnya.

Dia menuturkan, guncangan ombak membuat kereta berputar berulang-ulang dan terguling hingga empat kali sebelum akhirnya tersangkut di sebuah bukit kecil.

Baca juga: 7 Fakta Tsunami Aceh 26 Desember 2004: Gempa Setara Bom 100 Gigaton

Ratusan orang tewas

Setidaknya ada 802 orang yang tewas dengan ratusan lain masih belum ditemukan dalam peristiwa tersebut.

“Hanya sedikit orang yang lolos hidup-hidup, antara 10 dan 20 orang,” kata petugas medis, Dr JM Jayatilake.

Dikutip dari LankaLibrary, tak jelas berapa orang yang selamat. Namun, pihak kepolisian mengatakan masinis kereta masih hidup.

Meski sempat ada kecelakaan tragis yang menewaskan ratusan orang, namun  jalur kereta api Queen of the Sea akhirnya dibuka kembali pada 20 Februari 2005, dikutip dari Independent.

Jalur kereta tersebut kembali dibuka sebagai simbol kemajuan dalam kesulitan yang ekstrem.

Adapun kereta api yang melintas jalur itu, yakni kereta baru yang dicat dengan warna biru cerah dan kuning.

Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi