Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Imbau Masyarakat Terapkan 6M 1S Cegah Dampak Polusi Udara, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Sudarshan Jha
Ilustrasi polusi udara. Kasus ISPA di Jabodetabek sudah tembus 200 ribu akibat polusi udara, para ahli kesehatan menyarankan untuk kembali memakai masker dan tidak bakar sampah.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Masalah polusi udara di Indonesia, khususnya di wilayah Jabodetabek belakangan terus menjadi sorotan oleh berbagai pihak.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tren polusi udara dua tahun terakhir di wilayah tersebut tak memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Dalam dua tahun terakhir di Jabodetabek tren polusi udara melebihi batas aman WHO. Jadi kita tidak pernah memenuhi standarnya WHO," kata Budi dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Menurutnya, WHO telah menetapkan pedoman pemantauan kualitas udara terhadap 5 komponen yang ada di udara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelima komponen itu terdiri dari 3 komponen bersifat gas, yaitu nitrogen, karbon, dan sulfur, serta 2 komponen partikulat atau particulate matter (PM), yakni PM 10 dan PM 2,5.

Di Indonesia, temuan PM 2,5 selama dua tahun di Jabodetabek cukup tinggi dan fluktuatif.

Untuk mencegah dampak kesehatan dari polusi udara tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan strategi 6M 1S.

“Untuk upaya pencegahan kita ada strategi 6M dan 1S,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, dikutip dari keterangan resmi Kemenkes.

Lantas, apa yang dimaksud dengan 6M dan 1S?

Baca juga: Jenis Masker yang Aman Dipakai untuk Hadapi Polusi Udara Jakarta Menurut Kemenkes

Strategi 6M dan 1S 

Strategi 6M dan 1S yang diungkapkan Kemenkes memiliki arti berikut:

  1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
  2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/tempat umum di saat polusi udara tinggi.
  3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan.
  4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok.
  5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi.
  6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
  7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.

Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Pernapasan dan Dampak Polusi Udara, Agus Dwi Susanto mengatakan, strategi tersebut harus diterapkan terutama bagi mereka yang terkena penyakit pernapasan dan juga kelompok yang rentan alami dampak polusi udara seperti anak-anak, ibu hamil, orang dengan komorbid dan orang lanjut usia.

"Kuncinya adalah 6M 1S untuk mencegah risiko dampak kesehatan,” tutur Agus.

Baca juga: Polusi Udara di Indonesia Disorot, Ini Cara Mengatasinya Menurut KLHK dan Pakar

Pemerintah akan lobi China untuk pinjam mobil pematau polusi

Sementara itu, langkah yang dilakukan pemerintah dalam upaya mengatasi polusi udara, salah satunya adalah melobi China untuk meminjam mobil pemantau polusi.

"Kita malah mengusulkan lagi ngelobi ke China kalau bisa mobil (pemantau kualitas udara) dipinjamkan ke kita," kata Budi, dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Menurutnya, pemerintah China sebelumnya pernah memiliki cara khusus untuk menangani tingkat polusi yang tinggi dalam kurun waktu 6 sampai 7 tahun sebelum Olimpiade Beijing pada 2022.

Cara yang dilakukan China, kata Budi, adalah dengan memasang 1.000 alat monitor kualitas udara yang harganya terjangkau.

Setelah data dari sensor itu didapat, pemerintah mengirimkan tim khusus dengan mobil untuk menganalisis faktor polutan di suatu daerah.

Baca juga: Studi di China, Menyemprotkan Air ke Jalan Justru Perburuk Polusi Udara

Budi berharap, jika China bersedia meminjamkan mobil pemantau polusi, nantinya bakal bisa mendeteksi sumber polusi udara di wilayah Jabodetabek.

"Jadi bisa datang kalau misalnya tinggi, kita kirim, tahu penyebabnya dari transportasi. Tangerang (polusi) tinggi, kita kirim oh penyebabnya PLTU. Bekasi tinggi, oh penyebabnya pembakaran sampah di Bantar Gebang," ujar Budi.

Budi mengatakan, jika pemerintah sudah mengetahui data sumber polusi udara melalui perangkat itu, diharapkan bisa menyusun langkah jalan keluar yang tepat dan efektif.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi