Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Komarudin alias Yang Chil Seong, Pahlawan Garut Asal Korea yang Maju Lawan Penjajah

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/WP:NFCC#4
Yang Chil Seong alias Komarudin, sesaat setelah ditangkap Belanda.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat bekerja sama dengan pemerintah Korea Selatan akan meluncurkan film bertajuk Tanah Air Kedua.

Film ini mengangkat kisah nyata perjuangan Yang Chil Seong alias Komarudin, warga negara Korea yang menetap di Garut dan turut melawan penjajah Belanda selama Perang Dunia II.

Dilansir dari laman Provinsi Jawa Barat, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, film ini menjadi sarana penting dalam merayakan peringatan ke-50 hubungan Indonesia dan Korea.

Baca juga: Mengenang 75 Tahun Insiden Penyobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktor ternama Korea, Kim Bum, telah ditunjuk sebagai pelakon utama yang akan memerankan tokoh Komarudin.

Sementara itu, aktris Indonesia, Maudy Ayunda, akan memainkan peran istri Komarudin, seorang wanita asli Garut.

"Film Tanah Air Kedua diharapkan akan menjadi bukti nyata dari kerja sama Indonesia dan Korea dalam menghargai sejarah serta merajut hubungan budaya yang kuat," tutur Rudy.

Baca juga: Pertempuran Surabaya, Cikal Bakal Hari Pahlawan Nasional

Menjadi salah satu sosok yang berjuang bersama rakyat Garut, seperti apa kisah Komarudin?


Baca juga: Siapa Pahlawan Pertama yang Menghiasi Uang Rupiah?

Kisah Yang Chil Sung, pejuang Indonesia asal Korea

Dilansir dari laman KBS World, Yang Chil Seong atau terkadang ditulis dengan Yang Chil Sung adalah seorang pemuda Korea yang lahir di Wanjoo, Provinsi Jeolla Utara, pada 29 Mei 1919.

Dia bersama rombongan pemuda lain terpaksa bertandang ke Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda atas suruhan Jepang.

Pada masa penjajahan Jepang di Korea, negara ini memanfaatkan para pemuda dengan memberlakukan wajib militer untuk kepentingan perang Pasifik.

Banyak warga Korea terpaksa menjadi tentara Jepang dan berganti nama, salah satunya Yang Chil Seong yang menggunakan panggilan Yanagawa Shichisei.

Baca juga: Cerita Ayya, Wakil Indonesia di Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan...

Bertugas menjaga tawanan perang

Rombongan pemuda itu kemudian dikirim ke beberapa negara Asia Tenggara untuk menjalankan tugas sebagai penjaga tawanan.

Yang Chil Seong sendiri dikirim untuk menjaga tawanan perang tentara Sekutu di Bandung, Jawa Barat pada 1942.

Merujuk karya tulis bertajuk Profile Yang Chil Seong: Pahlawan Kemerdekaan Indonesia asal Korea Selatan (2020), di sanalah Yang Chil Seong pertama kali bertemu Lience Wenas, wanita pribumi yang datang ke kamp tawanan untuk menjenguk kakaknya.

Baca juga: Kenapa Hari Pahlawan Diperingati Tiap 10 November?

Setiap minggu mereka bertemu di tempat yang sama, hingga akhirnya memutuskan untuk menikah.

Tak lama setelah pernikahan dengan Lience Wenas, Jepang dinyatakan kalah oleh Sekutu pada 15 Agustus 1945. Dua hari kemudian, Indonesia pun memproklamirkan kemerdekaan.

Kondisi ini membuat para penjaga tawanan dari Korea merasa senang karena terbebas dari Jepang.

Namun, di sisi lain, mereka juga khawatir akan dianggap sebagai penjahat perang oleh pasukan Sekutu.

Baca juga: Sejarah Hari Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa...

Kala itu, pasca-kemerdekaan, pasukan Sekutu dan Belanda datang dan berusaha untuk menduduki Indonesia kembali.

Sekutu juga masih berusaha mencari para tentara Jepang yang ada di Tanah Air untuk dijatuhi hukuman sebagai penjahat perang.

Hingga pada 10 Februari 1946, Yang Chil Seong bersama sembilan rekan penjaga tawanan melarikan diri.

Bukti pelarian pria ini berasal dari catatan tangan An Seung Gap, yang saat itu bertugas mencatat kegiatan di tempat tawanan Bandung.

Baca juga: Profil dan Sepak Terjang 4 Pahlawan Nasional Baru, Siapa Saja Mereka?

Bergabung dengan Indonesia untuk lawan Belanda

Dikutip dari laman Seoul National University Asia Center, berada di tengah situasi sulit, Yang Chil Seong tak lagi bisa kembali ke tanah airnya.

Berbekal rasa solidaritas sesama rakyat terjajah, dia pun memilih bergabung dengan pasukan gerilya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Namun, sebelum bergabung dengan perjuangan melawan penjajah Belanda pasca-kemerdekaan, Yang Chil Seong bersama puluhan rekan menjadi anggota pasukan pimpinan Masharo Aoki.

Dilansir dari Kompas.id,  pasukan ini terlibat pertempuran dengan pasukan Indonesia, yakni Pasukan Pangeran Papak di bawah Mayor SM Kosasih di Majalaya, Jawa Barat.

Mereka kemudian ditangkap sebagai tawanan perang usai bentrok bersenjata sekitar Maret 1946 di Bandung selatan.

Saat menjadi tahanan di Wanaraja tak jauh dari makam Pangeran Papak, tokoh penyebar agama Islam, tawanan termasuk Yang Chil Seong diperlakukan dengan baik.

Baca juga: 6 Tokoh Proklamasi Kemerdekaan: Sayuti Melik hingga Ki Hadjar (3)

Berganti nama menjadi Komarudin

Hidup berbulan-bulan bersama pasukan Mayor Kosasih dan masyarakat setempat, Masharo Aoki pun menghadap dan menyatakan keinginan bergabung.

Saat itu, dia meminta agar tidak diperlakukan diskriminatif dan dilindungi dari kejaran pasukan Sekutu.

Masharo Aoki dan pasukannya bahkan menyatakan diri untuk masuk Islam, serta mengganti nama mereka menjadi nama pribumi.

Sejak itulah, Yang Chil Seong resmi berganti nama menjadi Komarudin.

Baca juga: 6 Kontroversi Matty Healy, Vokalis The 1975, Pernah Selfie Injak Bendera Korea Selatan

Adapun salah satu aksi heroik Komarudin dan rekannya, saat menghancurkan jembatan yang menghubungkan Wanaraja dan Garut pada 1947, sehingga pasukan Belanda gagal masuk Wanaraja.

Usai peristiwa hancurnya penghubung Wanaraja dan Garut, Komarudin dan Pasukan Pangeran Papak masuk dalam daftar buronan paling dicari Sekutu.

Tak hanya pasukan Belanda, beberapa pribumi juga turut menjadi mata-mata karena diiming-imingi imbalan besar.

Komarudin dan kawan-kawannya pun berhasil ditangkap saat Divisi Siliwangi hijrah ke Yogyakarta, dan berujung pada eksekusi mati pada 10 Agustus 1949.

Kini, jasad Komarudin telah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya di Garut dengan gelar kehormatan pahlawan kemerdekaan pada 1975.

Baca juga: Selain Kartini, Ini 7 Pahlawan Perempuan Indonesia yang Berjuang untuk Kemerdekaan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi