Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Embun Beku di Bromo, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Tiktok
Tangkapan layar soal embun beku di Bromo.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan video yang memperlihat kondisi tumbuhan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang membeku dan diselimuti es ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat oleh akun TikTok ini pada Rabu (30/8/2023).

"UPDATE CUACA - BROMO 30 Agst 2023 Untung tim pemadam kebakarannya gercep, langsung ke TKP. Cepat membaik Bromo," tulis pengunggah.

Hingga Jumat (1/9/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 3,5 juta kali dan mendapatkan lebih dari 1.650 komentar dari warganet.

Baca juga: Viral, Unggahan Ambil Foto di Bromo Dikenakan Biaya Rp 1 Juta, KLHK Beri Penjelasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?


Baca juga: Menyoal Kereta Gantung yang Akan Dibangun di Gunung Bromo dan Rinjani...

Penjelasan pihak Bromo

Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani membenarkan adanya fenomena embus es seperti dalam unggahan video tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa fenomena tersebut sering terjadi pada bulan-bulan di musim kemarau seperti saat ini.

Fenomena itu disebabkan lantaran suhu udara di sekitar Bromo cenderung dingin yang pada akhirnya menimbulkan embun membeku menjadi es.

"Dalam satu hari hanya terjadi beberapa jam (fenomena embun beku), karena ketika Matahari mulai terbit dan suhu menghangat, maka es akan mencair," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, Septi menyampaikan bahwa fenomena tersebut juga telah terjadi beberapa kali selama 2023.

Baca juga: Berbeda dari Sebelumnya, Embun Es Pertama di 2023 Muncul di Dieng, BMKG Ungkap Penyebabnya

Fenomena yang terjadi setiap tahun

Sementara itu, Senior Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhammad Hakiki mengatakan, fenomena embun es tersebut merupakan fenomena yang normal dan dapat terjadi setiap tahun di kawasan daratan tinggi seperti Bromo Tengger.

"Menyikapi kondisi suhu dingin yang menyebabkan terjadinya fenomena embun beku di wilayah dataran tinggi Bromo dalam beberapa waktu belakangan ini, dapat disampaikan bahwa kejadian itu merupakan fenomena yang normal dan dapat terjadi setiap tahun saat memasuki periode pancaroba hingga musim kemarau mendatang," ujarnya terpisah.

Ia menerangkan bahwa kondisi itu juga dipengaruhi karena berkurangnya tingkat perawanan di sekitar wilayah Jawa-Nusa Tenggara yang dapat turut memicu kondisi suhu lebih dingin terutama malam hari.

Kondisi cuaca yang cerah (clear sky) di malam hari dapat menyebabkan radiasi yang dilepaskan ke atmosfer oleh bumi pada malam hari menjadi optimal sehingga kondisi suhu di permukaan bumi akan terasa lebih dingin.

"Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang dapat menyebabkan di beberapa tempat seperti di Dieng, Bromo, dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya berpotensi terjadi embun es (embun upas)," jelasnya.

Baca juga: Daerah yang Berpotensi Terjadi Fenomena Embun Es seperti Dieng

Proses terjadinya embun beku

Muhammad mengungkapkan, embun beku terjadi di daerah pegunungan karena suhu udara yang sangat rendah, terutama pada malam hari.

Proses terjadinya embun beku di daerah pegunungan melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:

  • Radiasi panas: Pada malam hari, bila langit cerah dan angin tenang, permukaan Bumi yang terletak di pegunungan dapat memancarkan panas ke atmosfer secara maksimal dan tidak ada hambatan awan di atasnya. Radiasi panas dari permukaan ini menyebabkan suhu permukaan Bumi secara bertahap turun.
  • Penurunan suhu udara: Akibat radiasi panas yang maksimal tanpa hambatan awan, udara di sekitar permukaan Bumi di pegunungan mulai mendingin. Suhu udara yang lebih dingin dapat menyebabkan uap air di udara mengembun menjadi embun.
  • Jenuhnya udara dengan uap air: Ketika suhu udara terus turun, udara dapat mencapai titik jenuhnya dengan uap air. Pada titik ini uap air mulai mengkondensasi menjadi tetes air.
  • Pembentukan kristal es: Ketika tetes-tetes air terbentuk, suhu udara yang sangat rendah di pegunungan dapat menyebabkan tetes air membeku segera dan membentuk kristal es, dan inilah yang kita kenal sebagai embun beku.
  • Terbentuknya lapisan embun beku: Kristal es ini dapat menumpuk pada permukaan tanah, tanaman, atau objek lainnya di pegunungan, membentuk lapisan embun beku yang dapat terlihat pada pagi hari.

"Proses terjadinya embun beku di daerah pegunungan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor cuaca seperti suhu, kelembaban udara, dan kondisi angin," ungkap Muhammad.

Embun beku sering terjadi di malam hari ketika suhu udara mencapai titik beku atau lebih rendah, dan ini bisa menjadi pemandangan indah di daerah pegunungan.

Kendati demikian, hal tersebut juga dapat menimbulkan dampak lain seperti merusak beberapa jenis tanaman yang tidak tahan dengan suhu sangat dingin.

Baca juga: Ramai soal Hujan Es di Depok, Jawa Barat, Apa yang Terjadi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi