KOMPAS.com - Sistem regulasi, yang juga disebut sebagai sistem koordinasi, merupakan sistem pengatur kegiatan tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri dari organ-organ tubuh yang masing-masing memiliki fungsi dan saling bekerja sama satu sama lain.
Sistem ini memiliki keterkaitan dalam menerima dan merespon tubuh. Mereka terdiri dari sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon (endokrin).
Sistem hormon dan sistem saraf saling berkoordinasi, dan interaksi keduanya melibatkan sistem indra di dalam tubuh.
Baca juga: Mengenai Struktur Tulang pada Tubuh Manusia, Berikut Jenis dan Fungsinya
Berikut ini penjelasan lebih rinci mengenai ketiga sistem regulasi tersebut:
1. Sistem saraf
Sistem saraf adalah sistem pengendali, pengatur, dan komunikasi utama dalam tubuh. Ini adalah pusat dari semua aktivitas mental termasuk pemikiran, pembelajaran, dan ingatan.
Dilansir dari laman National Cancer Institute NIH, bersama dengan sistem endokrin atau hormon, sistem saraf bertanggung jawab mengatur dan memelihara homeostasis.
Melalui reseptornya, sistem saraf membuat manusia tetap dapat berhubungan dengan lingkungan, baik eksternal maupun internal.
Baca juga: Apa Itu Sel? Berikut Pengertian dan Fungsinya
Sistem saraf memiliki dua bagian utama, yakni sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Kemudian ada sistem saraf tepi terdiri dari saraf yang bercabang dari sumsum tulang belakang dan meluas ke seluruh bagian tubuh.
Seperti sistem lain dalam tubuh, sistem saraf terdiri dari berbagai jenis organ, yang paling utama adalah otak, sumsum tulang belakang, saraf, dan ganglia.
Kemudian, pada gilirannya terdiri dari berbagai jaringan, termasuk saraf, darah, dan jaringan ikat. Bersama-sama mereka menjalankan aktivitas kompleks dari sistem saraf.
Berbagai aktivitas sistem saraf dapat dikelompokkan menjadi tiga fungsi umum yang saling tumpang tindih yakni fungsi indrawi, integratif, dan motor.
Baca juga: Mengenal Bagian-bagian pada Sel Manusia
2. Sistem hormon
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, sistem hormon atau endokrin adalah sekumpulan organ yang disebut kelenjar.
Kelenjar-kelenjar ini terletak di seluruh tubuh manusia, berfungsi membuat dan mengeluarkan (melepaskan) hormon.
Hormon adalah bahan kimia yang mengoordinasikan berbagai fungsi dalam tubuh Anda dengan membawa pesan melalui darah ke organ, kulit, otot, dan jaringan lainnya.
Sinyal-sinyal ini memberi tahu tubuh manusia apa yang harus dilakukan dan kapan melakukannya.
Hormon mempengaruhi hampir setiap proses dalam tubuh Anda, termasuk metabolisme, tumbuh kembang, emosi dan suasana hati, hingga kesuburan dan fungsi seksual.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan DNA? Berikut Pengertian dan Fungsinya
Banyak hal yang dapat memengaruhi cara tubuh Anda menciptakan dan melepaskan hormon.
Sistem endokrin terdiri dari organ-organ yang disebut kelenjar. Manusia memiliki kelenjar di seluruh tubuh, termasuk di leher, otak, dan organ reproduksi.
Kelenjar utama yang menghasilkan hormon meliputi:
- Hipotalamus
- Hipofisis
- Tiroid
- Adrenal
- Pineal
- Pankreas
- Ovarium (pada wanita)
- Testis (pada pria).
Baca juga: Apa yang Dimaksud Reproduksi? Berikut Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya
3. Sistem indra
Sistem indera manusia merupakan sarana di mana manusia dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, secara umum setidaknya lima indera yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan.
Namun katalog sensorik modern mencakup reseptor di otot, tendon, dan persendian, yang memunculkan indra kinestetik (indra gerak).
Selain itu, ada reseptor di organ vestibular di telinga bagian dalam, yang menghadirkan indera keseimbangan.
Baca juga: Mengenal Sistem Pernapasan pada Manusia, Berikut Pengertian dan Fungsinya
Secara umum, salah satu cara untuk mengklasifikasikan struktur sensorik adalah dengan rangsangan yang biasanya mereka tanggapi.
Beberapa jenis reseptor untuk merespon rangsangan rangsangan antara lain:
- Fotoreseptor, yakni reseptor yang menerima rangsangan cahaya
- Mekanoreseptor, reseptor yang menerima rangsangan sentuhan atau distorsi
- Termoreseptor, yakni reseptor yang menerima rangsangan suhu atau panas
- Kemoreseptor, reseptor yang menerima rangsangan zat atau bau kimia
- Nosiseptor, reseptor yang menerima rangsangan nyeri atau rasa sakit
- Fonoreseptor, yakni reseptor yang menerima rangsangan bunyi.
Klasifikasi ini berguna untuk memperjelas bahwa berbagai organ indera dapat memiliki ciri-ciri yang sama dalam cara mereka mengubah (transduksi) energi stimulus menjadi impuls saraf.
Baca juga: Mengenal 16 Bagian Sistem Pernapasan Manusia dan Fungsinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.