Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Gigi Berlubang Menyebabkan Kematian? Ini Kata Dokter Gigi

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/engin akyur
Ilustrasi sakit gigi akibat gigi berlubang. Gigi berlubang yang dibiarkan dapat memicu kematian.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X atau dulu bernama Twitter ramai membahas gigi bolong atau berlubang dapat berujung pada kematian.

Diunggah oleh akun ini, Kamis (31/8/2023), warganet mengatakan, sahabatnya meninggal karena sakit gigi yang semakin memburuk akibat tak kunjung diobati.

Setelah dicek oleh dokter, ternyata pasien terkena penyakit descending necrotizing mediastinitis atau DNM.

"Please take care of your teeth! (Tolong jaga gigimu!)," tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menarik perhatian warganet, unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1,2 juta kali, disukai 17.000 orang, dan diunggah ulang oleh 6.600 pengguna pada Sabtu (2/9/2023) siang.

Lantas, benarkah gigi berlubang bisa menyebabkan kematian?

Baca juga: Bisakah Scaling Gigi 6 Bulan Sekali dengan BPJS? Ini Penjelasannya


Penyakit DNM dari gigi bolong dapat berujung kematian

Dokter gigi yang juga Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Paulus Januar menjelaskan, penyakit DNM akibat gigi berlubang yang berujung kematian diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi.

"Kasus DNM yang menyebabkan kematian walau jarang sekali terjadi, namun umumnya akibat penyakit gigi dan mulut yang tidak segera dilakukan perawatan," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (2/9/2023).

Menurut Paulus, sumber penyakit DNM dapat berasal dari rongga mulut, tenggorokan, atau jaringan di sekitar tenggorokan.

DNM adalah infeksi, terutama oleh bakteri Streptokokus dan Staphilokokus yang menjalar ke daerah mediastinum, ruang antara dua paru-paru manusia.

"Sangat berbahaya karena dapat merusak jaringan di mediastinum. Penyakit DNM sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian," ujarnya.

Pakar di bidang kesehatan gigi masyarakat ini mengungkapkan, sumber penyakit DNM sebenarnya tidak selalu berasal dari infeksi pada jaringan gigi dan mulut.

Jika berasal dari jaringan gigi dan mulut, masalah kesehatan ini dapat disebut sebagai infeksi fokal (focal infection).

Infeksi fokal sendiri merupakan infeksi di suatu bagian tubuh seperti tenggorokan atau jaringan gigi dan mulut, yang dapat berdampak pada bagian tubuh lainnya.

"Namun hingga saat ini, konsep infeksi fokal kerap menjadi bahan perdebatan dan masih terus diteliti lebih lanjut," lanjut Paulus.

Baca juga: Apakah Tambal Gigi Ditanggung BPJS Kesehatan? Simak Prosedurnya

 

Kesadaran kesehatan gigi masih rendah

Paulus mengatakan, kesehatan gigi adalah bagian integral atau tidak terpisahkan dari seluruh kesehatan tubuh.

Menurutnya, penyakit gigi dan mulut yang tidak dirawat dapat menjalar, salah satunya dalam bentuk penyakit DNM.

Sayangnya, data menunjukkan tingkat kesehatan gigi masyarakat masih cukup memprihatinkan.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan, 57,6 persen penduduk Indonesia bermasalah gigi dan mulut.

"Namun, hanya 10,2 persen yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi," tutur Paulus.

Dari seluruh penduduk, 88,8 persen tercatat mengalami karies gigi atau gigi berlubang, dan 74,1 persen menderita radang jaringan penyangga gigi.

Bukan hanya itu, sebanyak 51,4 persen penduduk mengalami kehilangan gigi, tetapi hanya 5,5 persen saja yang telah menggunakan gigi tiruan.

"Dalam pemeliharaan kesehatan gigi menunjukkan, 94,5 persen penduduk telah menyikat gigi setiap hari, namun hanya 2,3 persen saja yang menyikat gigi pada saat yang benar, yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur," papar Paulus.

Baca juga: Beredar Video Tambal Gigi Hanya dengan Gel Temporary Tooth, Amankah?

Potensi penyakit akibat masalah gigi dan mulut

Selain penyakit DNM, masalah gigi dan mulut yang tidak mendapat penanganan juga dapat memicu beberapa kondisi, seperti:

  • Endokarditis atau radang katup jantung, akibat bakteri infeksi gigi dan gusi mengalir melalui aliran darah menuju jantung.
  • Sinusitis, yaitu radang pada sinus yang letaknya di dekat rahang.
  • Infeksi jaringan tenggorokan.
  • Ludwig angina atau infeksi jaringan dasar mulut.

Meski tidak banyak kasus yang berkembang menjadi penyakit-penyakit tersebut, Paulus tetap mengingatkan pentingnya perawatan gigi dan mulut.

"Penting untuk segera melakukan perawatan terhadap penyakit gigi, dan yang lebih penting lagi melakukan pencegahan penyakit gigi dan mulut," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi