KOMPAS.com - Singkong adalah salah satu makanan padat nutrisi yang banyak mengandung vitamin dan mineral penting.
Medical News Today melaporkan, umbi-umbian ini mengandung protein, kalsium, serat, serta beragam vitamin termasuk vitamin C, tiamin, riboflavin, dan niasin.
Vitamin C pada singkong memainkan peran penting dalam banyak aspek kesehatan, termasuk meningkatkan kesehatan tubuh.
Bukan hanya itu, kandungan ini membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif akibat radikal bebas, serta menurunkan risiko terkena penyakit berbahaya seperti kanker.
Sebagai makanan pokok, singkong merupakan pati resisten, jenis karbohidrat kompleks yang tidak tercerna dalam saluran pencernaan manusia.
Jenis karbohidrat ini dapat meningkatkan kesehatan usus dengan membantu memelihara bakteri baik yang bermanfaat.
Lantas, adakah efek samping singkong?
Baca juga: 3 Efek Samping Daun Singkong, Waspadai Kandungan Sianida Alaminya!
Efek samping singkong
Dilansir dari Healthline, pati resisten yang terkandung dalam singkong mampu meningkatkan kesehatan metabolisme serta mengurangi risiko obesitas dan diabetes tipe 2.
Manfaat tanaman umbi ini kemungkinan besar berkaitan dengan fungsi pengelolaan gula darah, perasaan kenyang, dan penurunan nafsu makan.
Namun, berbeda dengan umbi asli, olahan singkong termasuk tepung tapioka cenderung memiliki pati resisten lebih sedikit.
Beberapa efek samping kesehatan juga dapat terjadi jika keliru mengonsumsi singkong, seperti menurut laman WebMD.
Efek samping tersebut meliputi:
1. KeracunanSingkong berpotensi memicu keracunan jika dikonsumsi secara mentah, dalam jumlah banyak, atau diolah dengan tidak benar.
Efek samping ini timbul lantaran singkong mentah mengandung bahan kimia yang disebut glikosida sianogenik.
Jika dimakan, bahan kimia tersebut dapat melepaskan sianida, sebuah senyawa mematikan ke dalam tubuh.
Mengonsumsi glikosida sianogenik secara teratur atau memakannya dalam jumlah banyak berpotensi meningkatkan risiko keracunan sianida.
Keracunan sianida dikaitkan dengan gangguan fungsi tiroid dan saraf, kelumpuhan, kerusakan organ, hingga kematian.
Bahkan, di negara-negara dengan mayoritas penduduk pemakan singkong, beberapa laporan telah mengidentifikasi bahayanya, termasuk:
- Kaki lumpuh pada anak-anak.
- Kadar yodium yang rendah.
- Peningkatan risiko penyakit gondok.
- Neuropati ataksik tropis, suatu kondisi yang lebih sering terjadi pada orang dewasa, dengan gejala hilangnya rasa pada tangan, penglihatan buruk, lemah, dan masalah berjalan.
- Keracunan yang berujung pada kematian.
Di sisi lain, protein membantu membersihkan tubuh dari sianida. Oleh karenanya, orang dengan asupan protein rendah lebih berpotensi terkena efek keracunan singkong.
Kendati demikian, merendam dan memasak singkong akan menurunkan kandungan glikosida sianogenik.
Selain itu, memadukan sayuran akar seperti singkong dengan pola makan lengkap yang tinggi protein dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan.
Baca juga: 5 Efek Samping Jeruk, Salah Satunya Perburuk Gejala Asam Lambung
2. Berat badan bertambahMeski membantu mengurangi risiko obesitas atau kegemukan, singkong tetaplah bahan pangan yang tinggi kalori.
Masih dari Healthline, 100 gram singkong mengandung 191 kalori, lebih besar daripada jenis umbi-umbian lain.
Sebagai perbandingan, ubi jalar dengan porsi yang sama memiliki 90 kalori, sedangkan wortel hanya 35 kalori.
Sebenarnya, kandungan kalori yang tinggi menjadikan singkong sebagai bahan pangan pokok di banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun, perlu diingat, mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dibakar dapat menyebabkan penambahan berat badan seiring berjalannya waktu.
Guna mencegah efek samping singkong ini, cobalah untuk menikmati secukupnya, yakni sekitar 73-113 gram per hari.
Selain itu, imbangi pula dengan aktivitas fisik dan olahraga agar kalori yang masuk dalam tubuh dapat diubah menjadi energi.
3. Kurang nutrisiSingkong sebenarnya merupakan bahan pangan kaya nutrisi, terutama vitamin dan karbohidrat. Sayangnya, mengolah umbi-umbian ini dapat mengurangi kadar nutrisinya.
Misalnya, pengolahan singkong dengan cara dikupas, dicincang, dan dimasak, secara signifikan mengurangi kandungan vitamin, mineral, serat, dan pati resisten.
Sebagai catatan, memasak bahan pangan ini sebelum dikonsumsi wajib dilakukan untuk menghindari efek samping keracunan.
Penelitian pada 2009 pun menemukan, merebus singkong membantu mempertahankan lebih banyak nutrisi daripada metode memasak lain seperti panggang atau goreng.
Namun, olahan tersebut tidak berlaku untuk mempertahankan vitamin C yang sensitif terhadap panas dan mudah larut dalam air.
Baca juga: 4 Efek Samping Makan Anggur Terlalu Banyak, Apa Saja?
Cara mengonsumsi singkong dengan aman
Singkong umumnya dianggap aman jika disiapkan dengan benar dan dinikmati dalam jumlah sedang.
Berikut beberapa cara mengonsumsi singkong agar aman bagi kesehatan:
1. KupasKulit singkong mengandung sebagian besar senyawa penghasil sianida. Untuk itu, sebaiknya buang kulit singkong sebelum dimasak dan dimakan.
2. RendamMerendam singkong di dalam air selama 48–60 jam sebelum dimasak dapat mengurangi kandungan bahan kimia berbahaya di dalamnya.
3. MasakLantaran bahan kimia penghasil sianida alami ditemukan dalam singkong mentah, penting untuk memasaknya hingga matang sebelum dimakan.
Cara memasaknya pun beragam, seperti merebus (metode yang paling dapat mempertahankan nutrisi), memanggang, atau menggorengnya.
4. Imbangi dengan proteinMengonsumsi protein bersama singkong dapat memberikan manfaat bagi kesehatan karena membantu membersihkan tubuh dari racun sianida.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.