Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua kepada Anak, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ANTONIODIAZ
Ada sejumlah kalimat yang sebaiknya tidak diucapkan orangtua kepada anak karena dapat memengaruhi perkembangan mentalnya
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Orangtua kadang mengucapkan kata-kata yang tidak tepat seperti saat marah kepada anaknya, terutama dalam kondisi emosional.

Ucapan ini bisa dikatakan tanpa sadar meskipun anak tidak tahu isinya buruk atau kasar.

Anak-anak yang masih dalam masa berkembang dapat merespons perkataan orangtuanya lewat perasaan atau sikap sehari-hari.

Akibatnya, kehidupan anak bisa saja berubah menjadi buruk karena perkataan salah dari orangtua.

Untuk mencegah hal tersebut, ahli saraf sekaligus penulis buku How to Help Your Child Clean Up Their Mental Mess Caroline Leaf menuliskan lima kalimat yang perlu orangtua hindari dikatakan kepada anak. Apa saja? 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Beberapa Aplikasi Game dan Media Sosial yang Sebaiknya Dipantau Orangtua


Kalimat yang dihindari orangtua saat bicara pada anak

Berikut lima kalimat yang sebaiknya tidak orangtua katakan ke anak agar tidak memengaruhi perkembangan mentalnya.

1. “Kamu bersikap sangat buruk"

Dikutip dari CNBC (30/7/2023), anak yang tidak percaya diri dan mengalami krisis identitas dapat menunjukan perilaku yang dianggap nakal. Sebagai contoh, mereka mudah marah, cemas, mengasihani diri sendiri, atau putus asa. 

Sayangnya, kondisi tersebut jika tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan masalah di kehidupannya bahkan berpotensi memicu gangguan mental.

Saat anak bersikap kurang baik, jangan menuduhnya buruk atau nakal.

Sebaiknya, sampaikan emosi, perilaku, dan reaksi fisik yang mereka alami berdasarkan pengamatan orangtua.

Kalimat yang bisa dikatakan:

“Saya melihat Kamu merasa frustrasi dan melakukan hal-hal yang biasanya tidak Kamu lakukan. Dapatkah saya membantu mengetahui apa yang sedang terjadi?”

2. “Kamu bereaksi berlebihan!”

Saat orangtua tidak setuju dengan perkataan atau tindakan anak, jangan langsung mengabaikan perasaannya.

Orangtua lebih baik perlu menarik napas dalam-dalam dan mengendalikan perasaan ketika melihat anak berbuat salah.

Sebaiknya, orangtua menjaga kontak mata dan mengondisikan bahasa tubuhnya ketika berhadapan dengan anak.

Anak-anak sering kali lebih bisa memahami isyarat nonverbal dibandingkan orang dewasa. Saat merasa terancam atau tidak aman, mereka cenderung menutup diri dan enggan berbicara.

Kalimat yang bisa dikatakan:

“Saya butuh waktu sejenak untuk menenangkan diri. Ayo istirahat sebentar dan coba lagi nanti.”

Baca juga: 5 Hal yang Penting Diketahui Orangtua Saat Anak Bermain Game Roleplay

 

Lihat Foto
Freepik/mixzer
Orangtua perlu mengucapkan kalimat yang baik kepada anaknya.
3. “Itu tidak terlalu buruk. Kamu akan melupakannya”

Saat anak mengalami kejadian buruk dan orangtua memintanya melupakan kejadian itu, orangtua justru tidak mengakui ketakutan mereka.

Dilansir dari Business Telegraph (30/8/2023), anak akan merasa pengalaman buruk itu tidak diakui, merasa tidak enak, dan menganggap dirinya salah karena merasa seperti itu.

Orangtua sebenarnya bukan ahli yang memahami setiap pengalaman dan perasaan anak. Saat anak berusaha menceritakan perasaannya, berikan tanggapan berupa perhatian dan tunjukkan rasa ingin tahu.

Saat seperti ini dapat dimanfaatkan sebagai alat pembelajaran bagi anak sekaligus kesempatan untuk menunjukkan empati kepada anak..

Kalimat yang bisa dikatakan:

“Saya mendengar ceritamu. Kedengarannya sulit! Apa yang dapat saya lakukan untuk membantu?”

4. “Berhenti menangis!”

Menangis merupakan mekanisme neurobiologis atau sistem saraf yang mengatasi emosi terpendam di pikiran, otak, dan tubuh. Tindakan ini juga penting untuk membantu menjaga kesehatan mental.

Saat anak emosional, alihkan perhatiannya dengan ajak jalan-jalan atau lakukan kegiatan yang membuatnya terbuka terhadap masalah yang dialami. Beri kenyamanan dalam menyelesaikan masalah.

Kalimat yang bisa dikatakan:

“Apakah kamu ingin saya peluk dan hibur?” atau “Apakah kamu ingin jalan-jalan atau berkendara?”

5. “Karena aku bilang begitu”

Di antara anak dan orangtua, kadang ada batasan tertentu yang membedakan keduanya. Orangtua perlu memberitahukan alasan ada batasan tersebut kepada anak.

Jika tidak memberikan penjelasan, hal ini akan menghambat keingintahuan alami dan daya nalar anak, serta membuat mereka merasa bingung.

Anak membutuhkan orang dewasa untuk membantu memahami dunia. Daripada memberikan perintah, ajari anak terhadap suatu hal untuk mempersiapkannya menghadapi masa depan.

Kalimat yang bisa dikatakan:

“Saya tidak ingin kamu memanjat pohon itu karena berbahaya. Kamu bisa jatuh dan melukai diri sendiri.”

Nah, itulah lima kalimat yang sebaiknya orangtua hindari untuk diucapkan kepada anak-anak agar tidak berdampak buruk pada perkembanganmental dan psikologisnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi