Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Efek Samping Mengonsumsi Berlebihan Ubi Jalar bagi Tubuh

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Sasapin Kanka
Ilustrasi efek samping ubi jalar yang jarang ketahui.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Ubi jalar atau sweet potato mengandung nutrisi penting seperti beta karoten, vitamin C, dan kalium.

Umbi-umbian dengan nama ilmiah Ipomoea batatas ini juga kaya akan karbohidrat yang mengenyangkan, serta tinggi serat yang baik untuk saluran pencernaan.

Dilansir dari Healthline, kandungan beta karoten akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh. Bahkan, 100 gram ubi jalar mampu memenuhi jumlah asupan harian vitamin A.

Vitamin C yang bersifat antioksidan dalam bahan pangan ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan kulit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya itu, kandungan kaliumnya pun turut mengontrol tekanan darah, serta menurunkan risiko penyakit jantung.

Lantas, adakah efek samping ubi jalar bagi tubuh?

Baca juga: Hati-hati, Ini 3 Efek Samping Singkong jika Keliru Mengonsumsinya


Efek samping ubi jalar

Ubi jalar berukuran sedang yang direbus tanpa kulit mengandung sekitar 27 gram karbohidrat total.

Komponen utama karbohidrat dalam uji jalar merupakan pati yang menyumbang 53 persen kandungan.

Sedangkan, 32 persen karbohidrat terdiri dari gula sederhana, seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, dan maltosa.

Meski kaya akan manfaat, terutama berkat kandungan provitamin A alias beta karoten, mengonsumsi ubi jalar membawa beberapa efek samping bagi tubuh.

Berikut efek samping ubi jalar jika dikonsumsi berlebihan:

1. Gula darah naik

Ubi jalar memiliki indeks glikemik (GI) bervariasi tergantung cara mengolahnya, yakni antara 44 hingga 86.

Makanan yang tinggi indeks glikemik cenderung meningkatkan gula darah. Sebaliknya, makanan rendah indeks glikemik akan menghasilkan gula darah stabil.

Menurut Glycemic Index Research, makanan dengan indeks glikemik rendah memiliki kadar di bawah 55, dan kadar tinggi di atas 70.

Dengan demikian, ubi jalar tergolong makanan dengan indeks glikemik rendah, tetapi dapat pula masuk golongan tinggi.

Mengingat potensinya, mengonsumsi banyak ubi jalar dalam satu waktu dikhawatirkan tidak cocok untuk penderita diabetes tipe 2.

Namun, mengolah umbi-umbian ini dengan cara merebus tampaknya dapat menghasilkan nilai GI lebih rendah, daripada memanggang atau menggoreng.

Baca juga: 5 Efek Samping Jeruk, Salah Satunya Perburuk Gejala Asam Lambung

 

2. Potensi kelebihan vitamin A

Efek samping ubi jalar selanjutnya adalah potensi kelebihan vitamin A akibat kandungan beta karoten yang melimpah.

National Institute of Health (NIH) merekomendasikan asupan harian vitamin A sebanyak 900 mikrogram untuk pria dan 700 mikrogram untuk wanita.

Di sisi lain, satu ubi jalar yang dipanggang dengan kulitnya mengandung 1.403 mikrogram vitamin A, dua kali lipat jumlah yang dibutuhkan.

Dilansir dari Eat This, sebuah studi menunjukkan bahwa kelebihan vitamin A dapat memicu beberapa masalah kesehatan, termasuk kerusakan hati.

Namun, keracunan vitamin A tersebut terjadi jika mengonsumsi suplemen vitamin A secara berlebihan, dan bukan dari makanan asli.

Baca juga: 4 Efek Samping Wortel bagi Tubuh, Apa Saja?

3. Kelebihan kalium

Ubi jalar kaya akan kalium atau potasium, mineral yang membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

Kendati demikian, seperti dilansir Medicinenet, manfaat tersebut dapat berbalik menjadi efek samping jika dikonsumsi dengan obat penambah kadar kalium, seperti beta blocker.

Beta blocker merupakan obat yang berfungsi meningkatkan kalium dalam tubuh, dan efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

Konsumsi ubi jalar dan beta blocker dalam waktu berdekatan dapat memicu kelebihan asupan kalium.

Kondisi ini perlu diperhatikan, terutama pada kelompok orang yang memiliki masalah ginjal. Sebab, tingginya kadar kalium dikhawatirkan tidak dapat dikeluarkan secara efektif dari tubuh.

4. Batu ginjal

Selain kalium, orang dengan masalah ginjal juga perlu menghindari mengonsumsi ubi jalar karena kandungan oksalatnya.

Oksalat atau asam oksalat adalah senyawa organik yang biasa ditemukan di berbagai tumbuhan, termasuk ubi jalar.

Oksalat dapat berikatan dengan mineral dan membentuk beberapa senyawa, seperti kalsium oksalat dan besi oksalat.

Pada orang dengan masalah ginjal, konsumsi oksalat tinggi dapat meningkatkan risiko batu ginjal dan masalah kesehatan lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi