Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Mesir Purba Jelaskan Cara Paus Pindah dari Hewan Darat ke Laut

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia/Ahmed Morsi
Rekonstruksi kehidupan Tutcetus rayanensis
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah fosil dari sekitar 40 juta tahun lalu yang ditemukan di Mesir, mungkin dapat menjelaskan bagaimana paus menyesuaikan diri untuk hidup di bawah air sepenuhnya.

Penemuan makhluk purba di Kota Fayoum, Mesir itu tertuang dalam sebuah studi peer-review pada Communications Biology Journal pada Agustus 2023.

Dilansir dari Jerusalem Post, Minggu (3/9/2023), paus pertama kali muncul pada periode Eosen awal, sekitar 50 juta tahun lalu, sebagai hewan yang hidup di darat.

Hewan ini kemudian berevolusi menjadi makhluk semiakuatik dan bertransformasi menjadi makhluk akuatik seiring berjalannya waktu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah tim ilmuwan internasional yang dipimpin peneliti Mesir, menemukan spesies paus baru bernama Tutcetus rayanensis.

Paus ini merupakan anggota keluarga Basilosauridae, salah satu paus pertama yang sepenuhnya hidup di bawah air, berbeda dengan paus purba lain yang juga berkelana di darat.

Kelompok makhluk tersebut pun tergolong paus terakhir dengan tungkai belakang yang dapat diidentifikasi sebagai kaki.

Meski Tutcetus rayanensis adalah Basilosauridae terkecil yang pernah ditemukan, fosilnya telah memberi wawasan luas tentang evolusi paus.

Pasalnya, fosil Tutcetus rayanensis menjadi salah satu Basilosauridae tertua yang pernah ditemukan peneliti.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Ichthyosaurus, Hewan Darat yang Berevolusi Jadi Monster Laut dari Zaman Dinosaurus


Terinspirasi nama Firaun

Dikutip dari The Guardian, Kamis (9/10/2023), nama genus "Tutcetus" terinspirasi dari Firaun Mesir, Tutankhamun.

Penamaan ini dalam rangka memperingati penemuan makam Firaun seabad lalu. Nama itu juga menggabungkan "Tutankhamun" dan "cetus" yang dalam bahasa Yunani berarti paus.

Sementara itu, nama spesies "rayanensis" mengacu pada Kawasan Lindung Wadi El-Rayan di Kota Fayoum, tempat fosil itu ditemukan.

"Evolusi paus dari hewan darat menjadi makhluk laut yang cantik merupakan perwujudan perjalanan hidup penuh petualangan yang menakjubkan," jelas profesor dan pendiri Pusat Paleontologi Vertebrata Mansoura University (MUVP), Hesham Sallam.

Pemimpin penelitian ini mengungkapkan, Tutcetus adalah penemuan luar biasa yang mendokumentasikan salah satu fase pertama transisi menuju gaya hidup akuatik.

Baca juga: Kisah Paus Paling Kesepian, Hidup dengan Nyanyian yang Tak Pernah Dijawab Kawanan

Menunjukkan cara paus berevolusi

Fosil yang ditemukan para ilmuwan terdiri dari tengkorak, rahang, tulang hyoid, dan tulang atlas (ruas tulang belakang pertama) milik paus Basilosauridae subdewasa.

Berukuran kecil, paus tersebut diperkirakan memiliki panjang hanya sekitar 2,5 meter dengan massa tubuh sekitar 187 kilogram.

Tim menggunakan CT scan untuk menganalisis gigi dan tulang paus guna merekonstruksi pola pertumbuhan dan perkembangannya.

Hasilnya, gigi dan tulang menunjukkan Tutcetus rayanensis tersebut mendekati usia dewasa ketika mati.

Di sisi lain, kecepatan perkembangan gigi dan ukuran Tutcetus yang kecil menunjukkan, hewan ini memiliki umur yang lebih pendek dan cepat dibandingkan paus berukuran besar.

Fosil tersebut turut membantu para ilmuwan untuk memahami bagaimana keluarga Basilosauridae berhasil menjalani masa-masa awal sebagai makhluk akuatik sepenuhnya.

"Tutcetus secara signifikan memperluas rentang ukuran paus Basilosauridae dan mengungkapkan perbedaan besar di antara paus selama periode Eosen tengah," ujar salah satu penulis, dari MUVP, Mohammed Antar.

Baca juga: Kisah Paus Paling Kesepian, Hidup dengan Nyanyian yang Tak Pernah Dijawab Kawanan

Dia melanjutkan, penyelidikan terhadap salah satu fosil Basilosauridae tertua ini dapat mengungkap keberadaan kumpulan fosil paus purba yang jauh lebih tua.

Penemuan itu juga menurutnya dapat berpotensi memengaruhi pengetahuan saat ini tentang kemunculan dan penyebaran paus di masa lalu. 

Sementara itu, penemuan ini terjadi hanya beberapa minggu setelah peneliti mengungkap temuan Basilosauridae yang dianggap sebagai hewan terberat yang pernah hidup.

Ahli paleontologi di Royal Belgian Institute of Natural Science, Olivier Lambert mengatakan, penemuan paus kecil tersebut menggambarkan penyebaran geografis Basilosauridae yang mengesankan selama masa Eosen.

"Keberagaman dan disparitas morfologi seperti itu mungkin juga memberi tahu kita tentang penggantian Cetacea amfibi berkaki empat terakhir dengan paus pertama yang sepenuhnya akuatik," ungkapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi