Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Istilah "Languishing" untuk Menggambarkan Tidak Depresi tapi Juga Tidak Senang, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
X/@nmonarizqa
Tangkapan layar twit soal languishing, istilah yang menggambarkan hidup tidak depresi, tetapi juga tidak happy.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Istilah "languishing" ramai menjadi perbincangan di media sosial X (dulu bernama Twitter).

Diunggah oleh akun @nmonarizqa, Kamis (7/9/2023), pengunggah mengakui languishing adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisinya akhir-akhir ini.

Menurutnya, kata dalam bahasa asing tersebut menunjukkan keadaan seseorang yang tidak depresi, tetapi juga tidak senang.

"Hidup gini-gini aja, tapi rasanya hampa. Aimless. Menariknya, kayaknya ini sekarang dialami banyak orang pasca pandemi. Rasanya kayak long covid, tapi mental yg kena," tulisnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu languishing?

Baca juga: Ramai soal Transable, Apakah Kondisi Ini Termasuk Gangguan Mental?


Mengenal languishing

Psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo menjelaskan, languishing adalah suatu kondisi mental saat seseorang tidak mampu mendapatkan hal positif dari kondisi sekarang.

"Jadi dia stuck (terjebak) kemudian dia merasa tidak ada hal positif dari peristiwa hidup di masa lalu dan dia merasa dia tidak bisa ngapa-ngapain," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/9/2023).

Setelah mengalami kondisi ini, kesejahteraan psikologis seseorang akan menurun, dan merasa hidupnya tidak lagi berarti.

Menurut Ratna, languishing ditandai dengan beberapa hal, seperti tidak fokus saat mengerjakan sesuatu, serta overthinking atau gelisah akan masa depan.

Languishing bukanlah gangguan psikologi, melainkan "hanya" kondisi mental yang terganggu, baik karena bosan maupun tidak punya pilihan lain.

Baca juga: Mengapa Perempuan Mewarnai Rambut Usai Bercerai? Ini Penjelasan Psikolog

Kondisi ini pun bersifat sementara dan dapat terjadi hanya dalam hitungan hari atau minggu, sebelum akhirnya kembali bersemangat untuk melanjutkan hidup.

Namun, tak bisa dianggap enteng, keadaan ini lama-kelamaan juga dapat memunculkan anxiety atau kecemasan, perasaan cemas berlarut-larut yang pada akhirnya berakibat pada kondisi fisik.

"Tapi sebenarnya istilah ini bukan dari psikologis, lahir dari sosiologi," terang Ratna.

Lantaran turut memengaruhi kesehatan mental, psikologi pun memakai istilah languishing untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat memaknai hidupnya, merasa kosong, atau hampa.

Ratna mengatakan, orang yang tengah berada dalam kondisi mental standar atau baik, masih memiliki hal positif yang dapat diambil sebagai poin.

Kendati demikian, bagi mereka yang mengalami languishing, merasa hidupnya tawar dan tidak memiliki makna.

"Ibaratnya orang kalau berjalan harus ada tujuan. Apa yang menggerakkan saya ke tempat, wong tujuan saja tidak punya," kata dia.

Baca juga: Benarkah Suka Bicara Sendiri dan Ngehalu adalah Tanda Gangguan Mental?

Cara mengatasi languishing

Dosen psikologi ini menerangkan, terdapat beberapa langkah sederhana untuk mengatasi languishing.

Langkah-langkah tersebut, antara lain:

1. Mindfullness

Mindfullness adalah metode untuk menyadari di mana serta apa yang tengah dirasakan saat ini.

Menurut Ratna, mindfullness seolah-olah menyadarkan seseorang untuk dapat menerima kondisi sekarang.

"Dengan menyadari, dia mulai mengerti kondisi sekarang, dan mulai menerima kondisi sekarang," ujarnya.

Dia menambahkan, mengakui bahwa diri ini sedang tidak baik-baik saja adalah sesuatu yang lebih penting daripada terus-menerus merasa baik-baik saja.

"Sebenarnya tidak apa-apa juga kalau kita tidak ada dalam kondisi 'tidak apa-apa'," lanjutnya.

2. Kerjakan hobi

Setelah menerima keadaan tidak baik-baik saja yang tengah menimpa, cara selanjutnya untuk menghilangkan languishing adalah dengan menarik diri dari rutinitas harian.

Ratna mengungkapkan, seseorang terkadang membutuhkan jeda dari aktivitas sehari-hari, seperti refreshing.

Namun, tidak selalu bepergian, refresh atau penyegaran dapat dilakukan dengan melakukan hobi yang sudah lama tidak dikerjakan.

"Sesuatu yang memang apa yang kita sukai dan sudah lama tidak kita lakukan, lakukan. Itu akan menjadi sarana yang rekreatif atau menghibur.

Baca juga: Ramai soal Anak Zaman Sekarang Curhat Broken Home Saat Diminta Cuci Piring, Ini Kata Psikolog

3. Olahraga

Pemikiran negatif atau perasaan hampa dapat terjadi karena ritme sirkadian tubuh kurang bervariasi. Misalnya, Ratna mencontohkan, kondisi fisik akan merasa lelah karena seharian bekerja.

"Olahraga bisa menyegarkan organ. Ketika organ kita segar, dia akan membantu mempercepat penyegaran, dan mood baik pun akan terbantu untuk segera datang," terangnya.

4. Hubungi orang terkasih

Kembali menghubungi orang terkasih atau teman yang sudah lama tidak berinteraksi akan membantu menghilangkan languishing.

"Sehingga pikiran positif bisa berangsur datang," kata Ratna.

5. Menulis dan membakar

Dia menambahkan, seseorang juga dapat melakukan terapi singkat dengan menulis hal-hal negatif yang mengganggu pikiran dan perasaan.

Kemudian, membuang atau membakar catatan tersebut, layaknya membuang perasaan negatif yang melingkupi hati dan pikiran.

"Jadi seolah-olah perasaan negatif itu kita bakar, kita buang," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi