Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Menikah Bisa Menyembuhkan Nyeri Haid? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
X
Tangkapan layar twit soal menikah membantu mengobati nyeri haid
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Informasi yang menyebut menikah dapat menyembuhkan kram perut saat haid atau menstruasi, ramai di media sosial.

Diunggah oleh akun X @comvomfs, Jumat (8/9/2023), informasi bermula dari pengunggah yang kerap merasa sakit saat haid.

Padahal, dirinya mengaku memiliki pain tolerance atau batas kemampuan menahan rasa sakit yang tinggi.

Lantaran takut menderita masalah kesehatan seperti kista, pengunggah memutuskan mengecek ke dokter untuk pertama kalinya dalam 20 tahun hidupnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, setelah pemeriksaan selesai, dokter mengungkapkan pengunggah tidak memiliki masalah kesehatan.

"Dokter: 'Ini kamu sehat semua gak ada masalah, obatnya cuma 1 yaitu nikah' dia ngomong sambil senyum2," tulis pengunggah menirukan ucapan dokter.

Hingga Sabtu (9/9/2023) sore, unggahan tersebut telah mendapat lebih dari 838.000 tayangan, 4.800 suka, dan 200 repost dari pengguna X.

Lantas, benarkah menikah bisa menjadi obat untuk menghilangkan sakit haid?

Baca juga: Sebelum Dipangkas Habis, Kenali Sederet Manfaat Rambut Kemaluan


Berkaitan dengan proses melahirkan

Spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) dari RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susanto menjelaskan, menikah yang disebut menjadi obat sakit haid berkaitan dengan proses melahirkan.

Menurut Indra, kram perut saat haid atau dismenore terjadi saat jaringan yang melapisi bagian dalam rahim mulai luruh untuk persiapan pendarahan bulanan.

"Saat menstruasi, rahim akan berkontraksi, sehingga suplai darah demikian juga oksigen dalam darah ke rahim, terhambat," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/9/2023).

Kondisi itu memicu kemunculan hormon prostaglandin, hormon yang merangsang kontraksi otot-otot pada rahim.

Kadar prostaglandin dalam jumlah tinggi inilah yang dapat memicu rasa sakit atau nyeri menstruasi.

Sementara itu, setelah melahirkan, siklus menstruasi cepat atau lambat akan kembali berlanjut.

Saat itulah, perempuan kemungkinan akan merasakan kram perut lebih ringan atau bahkan sama sekali tidak merasakan nyeri haid.

Sebab, menurut salah satu teori, proses persalinan akan menghilangkan beberapa tempat reseptor prostaglandin di dalam rahim.

Selain berperan dalam nyeri haid, hormon ini juga membantu mengarahkan rahim untuk berkontraksi selama persalinan.

"Dengan berkurangnya ekspresi reseptor prostaglandin (PG), maka E2 (isoform EP2) terjadi relaksasi, sehingga terjadi perubahan reseptor PG F kontraktil (isoform FP), reseptor prostaglandin dalam rahim saat melahirkan," kata Indra.

Proses berkurangnya ekspresi reseptor tersebut berpengaruh terhadap rasa nyeri atau kram perut saat menstruasi.

Baca juga: Darah Menstruasi Menggumpal Tanda Ada Kista? Ini Penjelasan Dokter

Berlaku terutama untuk penderita endometriosis

Terpisah, spesialis obgyn dan Dekan Fakultas Kedokteran Uhamka Jakarta, Wawang Sukarya mengatakan, nyeri haid memang dapat hilang saat menikah dan mengalami kehamilan.

Namun, kondisi ini berlaku jika penyebab kram perut adalah endometriosis, yaitu kondisi saat jaringan yang biasanya melapisi rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim.

"Kalau penyebabnya endometriosis dan bisa hamil, maka bisa hilang," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu.

Wawang menjelaskan, hal tersebut dikarenakan tidak ada menstruasi selama kurang lebih sembilan bulan saat sedang hamil.

Menurut dia, saat menstruasi, endometrium akan luruh dan keluar melalui vagina karena tidak dibuahi sel sperma.

Pada penderita endometriosis, terutama yang endometriumnya masuk ke otot rahim (adenomiosis) atau endometrium tumbuh dalam perut (abdomen), jaringan rahim tersebut akan lengket dengan organ sekitar.

Meski di luar rahim, endometrium itu tetap akan luruh, yang ikut merangsang pergerakan peritoneum, selaput pembatas organ-organ di dalam perut. Kondisi di dalam perut inilah yang dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

"Tidak terjadi proses haid selama sembilan bulan, maka tidak terjadi pelepasan endometrium di luar ovarium ikut haid (luruh)," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi