Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Ganjar Pranowo Muncul di Tayangan Azan TV, Ini Tanggapan Bawaslu

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@Yom_N_Friends
Tangkapan layar tayangan azan yang menampilkan Ganjar Pranowo.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kemunculan Ganjar Pranowo di tayangan azan salah satu stasiun televisi  mendapatkan sorotan dari warganet.

Pasalnya, Ganjar merupakan bakal calon presiden (bacapres) yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di pemilihan umum 2024.

Ganjar yang berstatus bacapres disebut warganet melakukan politik identitas melalui tayangan azan yang disiarkan televisi publik.

Hal tersebut, salah satunya disampaikan oleh pemilik akun X, @Yom-N-Friends, Kamis (8/9/2023).

Tayangan azan tersebut menampilkan Ganjar tengah berwudhu kemudian shalat jamaah di sebuah masjid. Ia tampak memakai baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung bermotif garis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"GP di Adzan Maghrib RCTI nih gaess..... Bukan politik identitas...??" tulis pengunggah.

Unggahan video tayangan azan itu mendapatkan banyak komentar dari warganet.

"Orang sholat di bilang politik identitas?,apa disitu belio berkampanye untuk memilih dlp pemilihan presiden mendatang?,apakh di vidio itu berkampanye untuk memilih dirinya?" tulis akun @narto30108narto.

"Semena-mena mempergunakan frekwensi milik publik untuk kepentingan golongannya sendiri," balas akun @MDakhnan.

"Bukan politik identitas, hanya ngasih informasi bahwa saya rajin sholat, dan rajin ibadah," kata pemilik akun @Hamba60455437.

"Bapak politik identitas," ujar warganet @Darmawandede21.

Hingga Sabtu (9/9/2023), unggahan video tersebut telah tayang sebanyak 1,2 juta kali, dibagikan 1.359 kali, dan disukai 4.041 warganet.

Baca juga: Ganjar Pranowo Resmi Capres PDI-P, Ini 3 Poin Instruksi Megawati


Tanggapan Bawaslu

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia Rahmat Bagja buka suara atas tayangan azan yang menampilkan Ganjar Pranowo.

"Kami sedang mengkajinya," ungkap dia kepada Kompas.com, Sabtu (9/9/2023).

Menurut Bagja, Bawaslu tengah mengkaji unsur politik dalam tayangan azan tersebut. Namun, ia enggan menyatakan soal adakah kecenderungan kampanye yang dilakukan salah satu bacapres lewat tayangan tersebut.

Ia berjanji, Bawaslu akan mengkaji dan mengungkapkan temuannya ke publik.

"Minggu depan akan kami sampaikan hasilnya," tegasnya.

Atas tayangan azan tersebut, Bagja juga berharap hal ini menjadi perhatian bagi orang-orang yang terlibat dalam pemilu maupun lembaga penyiaran publik.

"Kami harapkan semua peserta pemilu dan lembaga penyiaran TV berhati-hati," lanjutnya.

Perlu diketahui, saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum membuka masa kampanye.

Berdasarkan tahapan pemilu 2024, pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden baru akan berlangsung pada 19 Oktober-25 November 2023.

Sementara masa kampanye berlangsung pada 28 November 2023-10 Februari 2024.

Meski begitu, wajah bacapres sudah sering kali muncul melalui poster, spanduk, ataupun baliho yang dipasang di tempat-tempat publik. Kondisi ini menurut Bagja bukan ajang kampanye. 

"Poster masih dalam tahap sosialisasi. Namun jika ada yang sudah mengajak, kami akan turunkan," tegasnya.

Sementara itu, Kompas.com telah menghubungi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menanyakan tayangan tersebut. Namun, belum ada jawaban hingga berita ini diturunkan.

Baca juga: Selain PDI-P, Ini 3 Partai Lain yang Dukung Ganjar Pranowo

PDIP: bukan politik identitas

Terpisah, Sekretariat Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan tayangan azan yang menampilkan Ganjar Pranowo bukan sebagai politik identitas.

"Bukan (politik identitas). Pak Ganjar Pranowo ini sosok yang religius. Religiusitasnya tidak dibuat-buat. Istrinya, Bu Siti Atikoh juga dari kalangan pesantren," kata Hasto, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (9/9/2023).

Menurutnya, tayangan itu justru dapat menjadikan Ganjar sebagai teladan bagi sesama umat beragama Islam.

Hasto menekankan, Ganjar sudah sejak dulu menunjukkan sisi religiusnya, terutama sejak duduk di bangku kuliah. Karena itu, tayangan azan yang menunjukkan Ganjar sedang shalat adalah sesuatu yang alamiah.

"(Sedangkan) kalau politik identitas itu kan politik yang tidak mencerdaskan kehidupan berbangsa dan politik yang miskin prestasi," pungkas Hasto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi