Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medina of Marrakesh, Pusat Kebudayaan Islam Tempo Dulu yang Luluh Lantak Dihantam Gempa Maroko

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/Paul Macallan
Pemandangan Kota Marrakesh di Maroko
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Gempa bumi dahsyat yang melanda Maroko pada Jumat (8/9/2023) malam pukul 23.11 waktu setempat telah meluluhlantakkan kota bersejarah Marrakesh.

Diberitakan AP News, gempa yang berpusat di dekat Kota Ighil, Provinsi Al Haouz, sekitar 70 kilometer selatan Marrakesh ini menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Di Marrakesh, Masjid Koutoubia, salah satu bangunan bersejarah yang dibangun pada abad ke-12 turut hancur, meski luas kerusakannya masih belum jelas.

Masjid Koutoubia adalah landmark paling populer di kota ini, dengan menara setinggi 69 meter yang dikenal sebagai "atap Marrakesh".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan hanya masjid, tembok merah yang mengelilingi kota situs warisan dunia Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) ini juga tampak rusak akibat guncangan gempa.

Dikutip dari laman Konvensi Warisan Dunia UNESCO, Medina of Marrakesh dibangun pada 1070-1072 oleh Dinasti Almoravid di bawah kepemimpinan Yusuf ibn Tashfin.

Almoravid atau Murabithun sendiri merupakan dinasti Muslim Berber yang berpusat di Maroko, dan memerintah mulai 1040–1147.

Situs Marrakesh menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya untuk jangka waktu yang lama.

Bahkan, pengaruhnya terasa bagi seluruh Muslim di seluruh dunia, terutama belahan dunia bagian barat, dari Afrika Utara hingga Andalusia.

Namun kini, situs yang sarat akan sejarah dan kebudayaan manusia ini tak lepas dari cengkeraman gempa.

Baca juga: 296 Orang Tewas akibat Gempa Maroko, Warga Bahu-membahu Selamatkan Tetangga yang Tertimpa Puing


Medina of Marrakesh, warisan dunia UNESCO

Marrakesh terletak di kaki Pegunungan Atlas Tinggi, Maroko selatan, antara Samudra Atlantik dan Laut Mediterania.

Dilansir dari Britannica, kota ini terdiri dari dua bagian, Marrakesh modern dan kota kuno yang dikenal sebagai Medina of Marrakesh atau Madinah di Marrakesh.

Dikelilingi hutan palem, Medina of Marrakesh disebut kota merah karena bangunan dan bentengnya terbuat dari tanah liat yang bersemburat warna merah.

Di balik benteng merah tinggi dan tampak kokoh, situs warisan dunia UNESCO ini menyimpan panorama alun-alun Jamaa el-Fna yang menjadi jantung kota.

Medina of Marrakesh juga dilengkapi Masjid Koutoubia dengan menara puluhan meter, Istana el-Badi, dan Makam Saadian, yang menunjukkan sejarah panjang kota ini.

Sebagian besar Medina pun masih dikelilingi tembok merah abad ke-12, lengkap dengan gerbang untuk akses masuk.

Dikutip dari laman Al-Ksar, kota ini awalnya merupakan kamp militer Suku Berber asal Mauritania, etnis asli daerah Afrika Utara, timur Lembah Nil.

Seiring waktu, kota semakin berkembang, dilengkapi sistem irigasi, hingga dikelilingi tembok merah yang mulai dibangun secara bertahap pada 1120.

Kota pun bertransformasi menjadi ibu kota seluruh Almoravid, yang kala itu mencakup wilayah mulai Andalusia di Spanyol hingga Senegal.

Penguasa menjadikan Marrakesh sebagai ibu kota dan membangun kompleks kekhalifahan, pusat politik, serta militer.

Marrakesh tempo dulu juga dilengkapi distrik Kasbah, bangunan tinggi tempat tinggal pemimpin untuk bertahan saat kota diserang, serta gerbang kokoh bernama Bab Agnaou.

Masih pada abad ke-12, Masjid Koutoubia yang menjadi ikon utama dari Marrakesh pun berhasil dibangun.

Perlahan, kota ini bersinar dan menjadi pusat budaya dan seni. Bahkan, Marrakesh telah melahirkan tokoh-tokoh berpengaruh, termasuk ahli hukum dan filsuf Averroes (Ibn Rushd).

Hingga pada 1147, ibu kota Almoravid jatuh ke tangan Almohad atau Muwahhidun, wangsa Dinasti Berber yang memimpin sejak 1121.

Sejak itu, Almohad memindahkan ibu kota ke Marrakesh hingga kehancuran dinasti pada 1269.

Tahun yang sama, Marrakesh kemudian diserahkan kepada Marinids, kerajaan Muslim Berber, dengan kepindahan ibu kota di Fes yang berada di utara.

Baca juga: Mengapa Gempa Maroko Sebabkan Kerusakan Besar dan Ribuan Korban Jiwa?

Puncak sejarah Marrakesh di bawah Dinasti Saadi

Pada 1524, Dinasti Saadi atau Saadian mengambil alih kekuasaan dengan menyerbu Marrakesh dari lembah Draa dekat Sahara.

Sultan Saadian Moulay Abdallah al-Ghalib dan saudaranya Ahmad al-Mansur kemudian memilih Marrakesh sebagai ibu kota kerajaan.

Distrik Kasbah dibangun kembali dan banyak masjid mulai didirikan, termasuk Masjid Bab Doukkala pada 1557.

Kawasan Yahudi "Mellah" pun mulai dikembangkan pada 1558. Selain itu, dinasti ini turut membangun Universitas Al-Quran terbesar di kawasan Maghreb, Medersa Ben Youssef, pada 1565.

Makmur berkat perdagangan emas dan gula, sejarah panjang Marrakesh semakin lengkap dengan pembangunan Istana el-Badi pada 1574 dan Makam Saadian.

Meski Marrakesh berkembang pesat saat menjadi ibu kota di bawah Dinasti Saadi, para penguasa berikutnya lebih sering tinggal di wilayah Fes atau Meknes.

Namun, mereka terus menggunakan Marrakesh sebagai pos militer.

Pada 1912, Marrakesh direbut oleh pemimpin agama A?mad al-?ibah, yang dikalahkan dan diusir oleh pasukan Perancis pimpinan Kolonel Charles ME Mangin.

Di bawah protektorat Perancis (1912–1956), Marrakesh selama bertahun-tahun dikelola oleh keluarga Glaoui, termasuk di bawah Thami al-Glaoui.

Sementara itu, situs kota merah ini mendapat pengakuan dari UNESCO pada 1985, terpisah dari kawasan modern di sebelah barat atau disebut Gueliz, yang dulu berkembang di bawah protektorat Perancis.

Baca juga: Respons Para Pemimpin Dunia atas Gempa Maroko yang Tewaskan 1.037 Orang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi