Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal "Putih-putih" di Pinggiran Tempe, Benarkah Pertanda Sudah Basi?

Baca di App
Lihat Foto
twitter/@convomf
Tangkapan layar ada putih-putih di pinggiran tempe.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Unggahan foto adanya "putih-putih" pada pinggiran tempe ramai di media sosial.

Foto tersebut diunggah oleh akun X, confoms pada Jumat (8/9/2023).

Dalam foto tersebut, tampak pengunggah melingkari merah bercak putih pada pinggiran tempe yang dimaksud.

Kemudian, pengunggah mempertanyakan kepada warganet apakah tempe tersebut masih bisa dikonsumsi atau sudah basi.

“Cw // jamur ???
tempe kalo ada putih putihnya begini masih bisa dikonsumsi ga sih? apa udah basi ya? jujur aku gatau. makasih yaaaahhh,” tulis pengunggah dalam keterangannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga MInggu (10/9/2023) sore, unggahan itu sudah dilihat lebih dari satu juta dan mendapat 6.261 likes.

Baca juga: Jadi Simbol Kemiskinan, Tempe Masuk Daftar Hidangan Tradisional Terbaik di Dunia

 

Lantas, benarkah tempe yang ada putih-putinya tersebut sudah basi?


Penjelasan ahli gizi

Dosen Departemen Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Toto Sudargo mengatakan, putih-putih yang ada di pinggiran tempe tersebut belum tentu pertanda sudah basi.

“Sebenarnya jika murni kedelai dan proses peragiannya baik, maka masih layak konsumsi,” kata Toto kepada Kompas.com, Minggu (10/9/2023).

Adapun putih-putih yang ada di pinggir tempe tersebut merupakan jamur hasil dari proses peragian atau fermentasi.

Menurut Toto, dalam proses peragian, akan tumbuh miselium atau jamur yang akan menguraikan tempe menjadi mudah dicerna proteinnya.

“Harus diingat bahwa miselium atau jamur tersebut ada batas waktunya. Sehingga bila berhari-hari akan membusuk, sepanjang bersih, maka tempe tersebut tetap aman untuk dikonsumsi,” ucapnya.

Baca juga: Sejarah Tempe, Makanan Kaya Protein yang Lahir dari Era Tanam Paksa

Terpisah, Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB Anna Vipta Resti Mauludyani juga mengungkapkan hal senada.

“Jamur berwarna putih di sekeliling tempe adalah keadaan lazim,” ungkap Anna kepada Kompas.com, Minggu (10/9/2023).

"Tempe memang dibuat dari hasil fermentasi jamur, jamur yang digunakan jenis Rhizopus," imbuhnya.

Sehingga selain mengecek putih-putih yang ada di pinggiran tempe tersebut, disarankan juga untuk mengecek ciri lain untuk memastikan apakah masih layak konsumsi atau tidak.

Baca juga: Ramai soal Makan Tempe Disebut Bisa Memicu Kanker Serviks, Benarkah?

Ciri tempe tak layak konsumsi

Anna mengungkapkan sejumlah ciri dari tempe yang sudah tidak layak konsumsi. Berikut ciri-ciri tersebut:

1. Warna tempe

Tempe yang sudah tak layak konsumsi, umumnya sudah berubah warna menjadi kecokelatan atau bahkan menghitam.

“Tempe yang sudah kecokelatan atau hitam itu karena kedelainya sudah ada proses pembusukkan pada tempe,” terang Anna.

Sehingga jika tempenya masih berwarna kuning dan jamurnya berwarna putih, maka bisa dikonsumsi.

2. Aroma tempe

Tempe yang sudah memiliki aroma atau bau menyengat, itu sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

“Bau menyengat atau sangit menandakan tempe sudah mengalami pembusukkan,” jelas Anna.

Sedangkan, tempe yang baik untuk dikonsumsi memiliki aroma jamur segar khas dan tidak menyengat

3. Tekstur tempe

Jika sudah terasa lembek dan mudah hancur saat disentuh, tempe tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi.

“Butiran kedelai mudah lepas atau hancur juga menjadi ciri kualitas tempe yang sudah menurun,” ungkapnya.

Apabila tempe terasa keras dan padat saat disentuh atau ditekan perlahan, maka bisa dikonsumsi.

Baca juga: Jadi Simbol Kemiskinan, Tempe Masuk Daftar Hidangan Tradisional Terbaik di Dunia

Lama waktu penyimpanan tempe

Anna menuturkan, sebaiknya simpan tempe di dalam kulkas karena dapat bertahan lebih lama dibanding dibiarkan begitu saja di dapur.

“Kalau di suhu ruang, hanya dua sampai tiga hari. Kalau di kulkas, bisa satu hingga dua minggu,” tuturnya.

Apabila lebih dari itu, tempe akan membusuk dan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan jika dikonsumsi.

“Umumnya dampak kesehatan berupa reaksi keracunan, seperti mual, muntah, pusing, diare, kram perut,” kata dia.

Anna mengatakan, hal tersebut disebabkan karena tempe sudah ditumbuhi bakteri dan jamur yang berbahaya untuk pencernaan.

"Fermentasi terus berlangsung, namun selama tidak ada perubahan warna, aroma, dan tekstur, tempe aman untuk dikonsumsi," ucapnya.

Baca juga: Benarkah Makan Tahu dan Tempe Sebabkan Asam Urat?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi