KOMPAS.com - Diabetes adalah kondisi saat kadar gula darah tinggi karena ketidakmampuan tubuh memproduksi atau menggunakan insulin.
Salah satu masalah yang mungkin timbul saat seseorang menderita diabetes adalah munculnya borok akibat luka yang tak kunjung sembuh.
Pada penderita diabetes luka cenderung sembuh lebih lambat dan berkembang lebih cepat bahkan meskipun luka awalnya hanya berupa goresan.
Dikutip dari Healthline, luka yang kecil bisa menjadi luka kaki yang serius jika tidak segera ditangani. Lantas, sebenarnya mengapa luka pada orang diabetes susah untuk sembuh?
Baca juga: Penderita Hipertensi dan Diabetes di Jakarta Capai Jutaan Orang, Apa Penyebabnya?
Penyebab luka pada penderita diabetes lama sembuhnya
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa luka pada seseorang yang mengidap diabetes susah sembuh, berikut di antaranya:
1. Kadar gula tinggiPenyebab pertama mengapa luka susah sembuh yakni karena kadar gula pada penderita diabetes tinggi.
Saat kadar gula darah seseorang di atas normal ada beberapa hal yang bisa terjadi di antaranya:
- Mencegah nutrisi dan oksigen memberi energi pada sel
- Mencegah sistem kekebalan tubuh berfungsi secara efisien
- Meningkatkan peradangan dalam sel-sel tubuh
Pada akhirnya ketiga hal tersebut akan memperlambat penyembuhan luka pada pasien diabetes.
2. NeuropatiNeuropati perifer, yakni suatu kondisi di mana seseorang kehilangan sensasi untuk merasakan.
Saat kadar gula darah tinggi maka seiring waktu bisa menyebabkan terjadinya kerusakan saraf dan pembuluh darah. Hal inilah yang menyebabkan seseorang mengalami neuropati perifer.
Neuropati perifer biasanya terjadi pada area kaki dan tangan. Ketika seseorang mengalaminya maka meskipun bagian tubuhnya mengalami luka, ia tak akan merasakan rasa sakit.
Dampaknya, seseorang mungkin tak menyadari saat kakinya terluka, atau merasa tak perlu mendapatkan perawatan. Padahal luka pada penderita diabetes harus segera mendapatkan penanganan agar tak terjadi infeksi.
Baca juga: 8 Buah Rendah Gula, Cocok untuk Penderita Diabetes
Seseorang dengan diabetes memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami penyakit terkait pembuluh darah perifer.
Penyakit pembuluh darah perifer yakni kondisi saat pembuluh darah menyempit, yang akhirnya mengurangi aliran darah ke anggota tubuh.
Saat aliran darah tak berjalan baik, sel darah merah juga akan kesulitan untuk melewati pembuluh darah.
Kondisi bisa semakin memburuk karena kadar glukosa yang tinggi akan menyebabkan ketebalan darah sehingga semakin mempengaruhi alirannya.
Jika sirkulasi darah buruk, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh. Hal ini karena darah lebih sulit mencapai lokasi luka untuk melawan infeksi dan membantu proses penyembuhan luka.
4. Sistem kekebalan tubuh menurunDikutip dari Healthpartners, gula darah yang tinggi dapat mengubah struktur kimia darah yang akan mengurangi pertahanan tubuh dan membuat sistem kekebalan berjalan lambat.
Berikut ini beberapa pengaruh kadar gula darah tinggi terhadap sistem kekebalan tubuh:
- Melemahnya pertahanan tubuh: kadar gula berlebih dalam darah akan terurai menjadi senyawa dikarbonil, sehingga melemahkan pertahanan tubuh
- Berkurangnya kekebalan alami: gula darah tinggi menyebabkan lebih banyak glikasi, sehingga darah tak berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini akhirnya akan mengurangi kekebalan alami tubuh
- Keterlambatan penyembuhan: saat gula darah tinggi darah akan lebih kental, sehingga sel darah putih butuh waktu lebih lama untuk sampai lokasi luka dan melawan infeksi yang dapat memperlambat proses penyembuhan
- Bakteri yang lebih kuat: Kadar gula yang tinggi bisa membuat bakteri menjadi lebih kuat sehingga semakin sulit kekebalan tubuh untuk melawannya.
Baca juga: Benarkah Sering Merasa Haus Jadi Pertanda Diabetes? Ini Kata Dokter
5. InfeksiKarena tubuh kesulitan untuk melawan bakteri yang timbul, akhirnya infeksi dapat muncul. Jika luka menjadi infeksi maka akan butuh proses yang lebih lama untuk sembuh.
Kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal juga meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Hal ini karena bakteri tumbuh subur dengan adanya gula ekstra dalam aliran darah.
Jika infeksi tidak diobati dan dibiarkan menyebar, maka dapat menyebabkan komplikasi seperti gangren atau sepsis.
Perhatikan tanda luka diabetes lama sembuh
Penderita diabetes mungkin bingung untuk membedakan apakah lukanya sembuh dengan baik atau tidak.
Meskipun luka sembuh dengan perlahan, namun luka pada penderita diabetes juga tetap bisa menjadi lebih baik setelah beberapa minggu.
Meski demikian, penderita diabetes sebaiknya waspada jika luka menunjukkan tanda-tanda tak membaik yakni:
1. Peradangan terlalu lama atau muncul kembaliProses peradangan adalah bagian normal dalam proses penyembuhan luka.
Akan tetapi, jika sudah satu minggu bengkak dan kemerahan tak berkurang maka bisa mencurigai luka tersebut tak membaik.
Selain itu, perhatikan apakah perdangan yang sebelumnya hilang muncul kembali. Jika peradangan muncul setelah proses penyembuhan, maka bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah lain.
2. Tanda infeksi atau kerusakan jaringanLuka yang sudah terinfeksi pada orang diabetes susah untuk kembali sembuh. Oleh karena itu hubungi dokter jika muncul gejala:
- Terasa lembut, nyeri atau panas saat disentuh
- Mengeluarkan nanah atau cairan
- Warnanya tidak biasa atau gelap di tepinya
- Baunya tidak enak
Jika luka tidak sembuh dalam waktu satu bulan, maka dianggap luka kronis.
Luka kronis sebaiknya mendapatkan bantuan dokter untuk penanganannya.
Baca juga: Penderita Hipertensi dan Diabetes di Jakarta Capai Jutaan Orang, Apa Penyebabnya?