Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keanehan Gempa Maroko Menurut Ahli: Titik Gempa Jarang Aktif

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/MOSA'AB ELSHAMY
Bangunan hotel yang rusak akibat gempa Maroko di desa Moulay Brahim, luar Marrakesh, Sabtu (9/9/2023).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gempa berkekuatan M 6,8 mengguncang Maroko di Afrika bagian utara pada Jumat (8/9/2023) malam waktu setempat.

Dilaporkan lebih dari 2.122 orang meninggal dunia, sementara 2.421 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pusat Penelitian Ilmiah dan Teknis Nasional (CNRST) yang berbasis di Rabat, Ibu Kota Maroko melaporkan pusat gempa berada di provinsi Al-Haouz, di Pegunungan Atlas.

Keanehan Gempa Maroko menurut ahli

Seorang ahli seismologi di Grenoble University's Institut des Sciences de la Terre, Paris, Perancis Florent Brenguier menjelaskan keanehan Gempa Maroko.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, titik gempa sebesar M 6,8 itu jarang terjadi di wilayah tersebut, dikutip dari France24.

Baca juga: UPDATE Gempa Maroko, 2.497 Orang Tewas, 4 Negara Tawarkan Bantuan

Baca juga: Upaya Penyelamatan Korban Gempa Maroko dan Deretan Negara yang Membantu

Meski seluruh Maroko dan kawasan Mediterania lain secara umum masih rentan terhadap gempa besar, tetapi sebagian besar terkonsentrasi di pertemuan lempeng tektonik Afrika dan Eropa.

Lokasi ini terletak di bagian utara Maroko, khususnya sekitar Selat Gibraltar.

Di sisi lain, seluruh wilayah Pegunungan Atlas masih berisiko. Walaupun jarang terjadi, besarnya gempa bisa signifikan.

Contoh yang paling mencolok adalah gempa bumi Agadir pada tahun 1960 yang menewaskan 12.000 orang dan hampir menghancurkan seluruh kota.

Terdapat garis patahan signifikan di kawasan ini yang telah berkembang selama ribuan, puluhan, bahkan ratusan ribu tahun.

Namun, gempa sebesar itu jarang terjadi di wilayah yang tidak berada di batas lempeng.

Salah satu contohnya adalah gempa Turkiye pada Februari 2023 yang terjadi di perbatasan antara lempeng Anatolia dan lempeng Arab.

Bahaya yang diperkirakan terjadi pada zona ini karena terletak di perbatasan dua lempeng besar.

Baca juga: Daftar Gempa Paling Mematikan dalam 25 Tahun Terakhir, Ada Maroko dan Indonesia

 

Intensitas gempa terus berkurang

Brenguier menjelaskan, intensitas gempa susulan di Maroko terus berkurang seiring berjalannya waktu.

Akan tetapi, guncangan awal dari satu gempa bumi dapat memicu gempa lainnya. Dalam hal ini, bukan lagi gempa susulan.

Hal serupa terjadi di Turkiye yang berkekuatan M 7,8 disusul M 7,5. Fenomena ini juga terjadi di Jepang dan California, AS.

Oleh karena itu, bukan tidak mungkin gempa besar akan terjad lagi, tetapi belum tentu terjadi di garis patahan ini.

Hal ini biasanya terjadi beberapa jam atau hari setelah gempa bumi, namun bisa juga terjadi berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi