Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Ciri-ciri Usus Buntu yang Patut Diwaspadai, Kenali Sebelum Terlambat!

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/MBLifestyle
Ilustrasi usus buntu. Ciri-ciri usus buntu atau radang usus buntu adalah rasa nyeri di perut bagian kanan bawah.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Penyakit usus buntu atau apendesitis terjadi saat organ apendiks alias usus buntu mengalami peradangan.

Organ berbentuk kantong ini terhubung dengan usus besar dari sisi kanan bawah perut. Tak heran, saat mengalami peradangan, penderita akan merasakan nyeri perut di sebelah kanan bawah.

Gejala awal penyakit yang kerap hanya disebut sebagai usus buntu ini bervariasi, tergantung kelompok umur.

Namun, Medical News Today melaporkan, ciri-ciri usus buntu mengalami peradangan pertama adalah nyeri perut parah dan tiba-tiba.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski siapa pun dapat terkena radang usus buntu, penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia antara 10 hingga 30 tahun.

Lantas, apa saja ciri-ciri radang usus buntu?

Baca juga: 5 Makanan yang Bisa Menyebabkan Radang Usus Buntu


Ciri-ciri usus buntu

Sakit perut yang parah dan tiba-tiba biasanya merupakan gejala awal dari penyakit radang usus buntu.

Rasa sakit sering kali dimulai dari dekat pusar dan merambat atau berpindah ke sisi kanan bawah perut.

Nyeri kemungkinan menjadi lebih intens dalam beberapa jam berikutnya serta dapat memburuk saat bergerak, menarik napas dalam-dalam, batuk, maupun bersin.

Dilansir dari laman Mayo Clinic, berikut ciri-ciri usus buntu yang mengalami peradangan:

Lokasi nyeri dapat bervariasi, tergantung pada usia dan posisi usus buntu. Pada bayi dan anak-anak, kemungkinan tidak mengalami nyeri di satu area tertentu.

Namun, usus buntu pada anak dapat memicu nyeri di seluruh tubuh atau tidak ada rasa sakit sama sekali.

Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak dan bayi mungkin lebih jarang atau bahkan tidak buang air besar sama sekali.

Sementara pada wanita hamil, nyeri usus buntu lebih sering terjadi pada perut bagian atas karena posisi organ ini lebih tinggi selama kehamilan.

Diagnosis radang usus buntu

Melihat sejumlah ciri-ciri usus buntu tersebut, seseorang yang curiga telah terkena harus memeriksakan diri ke dokter.

Dokter biasanya akan mendiagnosis apendisitis melalui:

  • Meninjau gejala, termasuk seberapa parah dan berapa lama.
  • Meninjau riwayat kesehatan pasien untuk mengetahui kemungkinan masalah kesehatan yang dialami.
  • Melakukan pemeriksaan fisik, seperti memberi tekanan atau menyentuh area tertentu di perut.
  • Tes darah dan urine guna membantu memastikan diagnosis radang usus buntu atau mendeteksi tanda-tanda masalah kesehatan lainnya.
  • Jika perlu, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan, seperti USG perut, pemeriksaan MRI, atau CT scan.

Baca juga: Bisa Turunkan Gula Darah, Ini 4 Efek Samping Mentimun bagi Kesehatan

Penyebab radang usus buntu

Menurut Kementerian Kesehatan, apendesitis terjadi akibat infeksi di rongga usus buntu.

Infeksi menyebabkan bakteri berkembang dengan cepat, sehingga usus buntu meradang, bengkak, dan bernanah.

Jika tidak segera ditangani, organ usus buntu berpotensi pecah dan memicu masalah kesehatan yang lebih fatal.

Penyakit penyakit usus buntu masih belum dapat dipastikan. Namun, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko organ ini mengalami infeksi, yaitu:

  • Adanya hambatan di pintu rongga usus buntu akibat penumpukan feses atau tinja yang mengeras.
  • Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran pencernaan atau bagian tubuh lain.
  • Penyumbatan rongga usus buntu akibat pertumbuhan parasit di pencernaan, seperti infeksi cacing kremi atau ascariasis.
  • Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease (penyakit inflamasi usus).
  • Cedera di perut.

Baca juga: 4 Efek Samping Taoge jika Dikonsumsi Keliru, Bisa Picu Keracunan

Komplikasi dan pengobatan usus buntu

Apendesitis yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Usus buntu pecah, menyebarkan infeksi ke seluruh perut dan berpotensi mengancam nyawa.
  • Terbentuknya jaringan lunak atau kantong nanah di perut yang disebut abses.

Radang usus buntu tidak dapat sembuh sendiri, kecuali jika penyebabnya tiba-tiba hilang. Misalnya, ternyata penyumbatan pada organ ini lepas sendiri dan masuk melalui usus besar.

Namun, kemungkinan tersebut sangat kecil terjadi, meski nyeri akibat usus buntu perlahan mulai mereda.

Radang usus buntu hampir selalu dilihat sebagai keadaan darurat. Pembedahan atau operasi dengan mengangkat organ kecil ini merupakan pengobatan standar untuk hampir semua kasus.

Jika dokter mencurigai seseorang terkena penyakit ini, biasanya akan segera mengeluarkannya guna menghindari pecahnya usus buntu.

Sementara itu, jika disertai, kemungkinan dokter akan melakukan dua prosedur penanganan.

Pertama, mengeringkan abses nanah serta cairan. Serta kedua, prosedur untuk mengeluarkan usus buntu.

Namun, pengobatan usus buntu dengan antiobiotik tanpa operasi juga dapat dilakukan khusus kondisi yang belum parah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi