Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pseudosiesis, Penyebab dan Gejala Seseorang Alami Hamil Palsu

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ANTONIO GUILLEM
Ilustrasi janin dalam rahim tiba-tiba hilang dalam dunia medis disebut sebagai kehamilan palsu atau pseudosiesis.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kehamilan adalah kondisi saat seorang perempuan mengandung janin dalam rahim, sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sperma.

Wanita hamil umumnya akan mengalami beberapa gejala hingga melahirkan dalam kurun waktu sembilan bulan kemudian.

Namun, di beberapa kasus, perempuan bisa meyakini dirinya hamil namun kehamilan tersebut tiba-tiba menghilang, tidak meninggalkan jejak jabang bayi di dalam rahim.

Menurut kacamata medis, kondisi tersebut dinamakan kehamilan palsu atau pseudosiesis (pseudocyesis).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa itu pseudosiesis?

Baca juga: Benarkah Menikah Bisa Menyembuhkan Nyeri Haid? Ini Kata Dokter


Kehamilan palsu atau pseudosiesis

Pseudosiesis adalah keadaan saat seorang wanita mengalami gejala dan tanda-tanda yang sangat mirip dengan kehamilan pada umumnya.

Namun ternyata, tidak terjadi kehamilan atau tidak ada janin yang berkembang dalam rahim wanita tersebut.

Spesialis obstetri dan ginekologi serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Hamka (Uhamka) Jakarta, Wawang Sukarya menjelaskan, kasus kehamilan palsu atau pseudosiesis mungkin saja terjadi, meski sangat jarang.

"Biasanya terjadi pada seseorang yang ingin sekali punya anak, tapi belum saja atau tidak bisa karena ada masalah dalam sistem reproduksinya," kata Wawang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/9/2023).

Menurut Wawang, wanita yang mengalami kehamilan palsu tidak mengalami menstruasi bukan karena hamil, tetapi gangguan.

Baca juga: Motif dan Kronologi Pria di Jakarta Barat Bunuh Pacarnya yang Tengah Hamil 1 Bulan

Penderita juga kerap merasakan "gerakan jabang bayi" pada perut, padahal sebenarnya merupakan pergerakan yang dibuat oleh organ usus.

Bukan hanya itu, wanita dengan pseudosiesis pun merasa perutnya semakin membesar seperti orang hamil.

Padahal, lanjut Wawang, kondisi tersebut terjadi lantaran perut kembung akibat banyak gas di dalamnya.

"Mual dan muntah terjadi karena gangguan lambung, misalnya asam lambungnya tinggi," ungkapnya.

Dekan Fakultas Hukum Uhamka ini mengatakan, kehamilan palsu biasanya terungkap saat yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter.

Sebaliknya, jika tidak melakukan konsultasi, wanita yang mengalami pseudosiesis akan merasa hamil terus.

"Kalau periksa ke dokter, akan ketahuan hamil tidaknya dan diberi penjelasan. Sulitnya kalau orang ini tidak mau periksa, merasa hamil terus," terangnya.

Baca juga: Sebelum Dipangkas Habis, Kenali Sederet Manfaat Rambut Kemaluan

Gejala dan faktor penyebab pseudosiesis

Seperti penjelasan Wawang, pseudosiesis ditandai dengan keyakinan bahwa seseorang tengah hamil, disertai dengan gejala klasik kehamilan.

Dikutip dari Very Well Health, gejala kehamilan yang biasanya dirasakan, antara lain:

  • Tidak mengalami menstruasi
  • Mual di pagi hari
  • Muntah
  • Nafsu makan berkurang
  • Nyeri pada payudara
  • Perubahan fisik pada puting dan areola
  • Distensi abdomen (perut kembung atau bengkak)
  • Berat badan bertambah
  • Merasaan sensasi tendangan bayi
  • Perasaan kontraksi.

Tanda-tanda kehamilan tersebut dapat berlangsung selama beberapa minggu atau sepanjang durasi kehamilan pada umumnya, yakni sembilan bulan.

Selain keinginan kuat untuk memiliki buah hati, beberapa faktor mungkin membuat seorang wanita lebih mungkin mengalami kehamilan palsu, di antaranya:

  • Riwayat depresi atau penyakit mental.
  • Riwayat keguguran.
  • Riwayat infertilitas atau ketidakmampuan menghasilkan keturunan.
  • Status sosial ekonomi yang lebih rendah, meski wanita dari semua status sosial ekonomi dapat mengalami pseudosiesis.
  • Riwayat trauma atau pelecehan seksual.

Baca juga: Bolehkah Memangkas Habis Rambut Kemaluan?

Pengobatan dan perawatan

Dikutip dari Healthline, kehamilan palsu dapat diketahui melalui teknik pencitraan, seperti pencintraan ultrasound atau USG.

Kehamilan palsu dianggap tidak mempunyai penyebab fisik langsung, sehingga tidak ada rekomendasi umum untuk mengobatinya dengan obat-obatan.

Namun, seorang wanita yang memiliki gejala berupa menstruasi tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi, kemungkinan akan diresepkan obat oleh dokter.

Pseudosiesis atau kehamilan palsu lebih banyak terjadi pada wanita yang mengalami ketidakstabilan psikologis.

Oleh karena itu, pasien harus berada di bawah perawatan psikoterapis untuk mendapatkan pengobatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi