KOMPAS.com - Kerala, negara bagian di India selatan tengah berupaya membendung wabah virus Nipah yang sejauh ini sudah menyebabkan dua orang meninggal di negara itu.
Sejumlah tindakan diambil untuk mencegah penyebaran virus, antara lain menutup sekolah-sekolah dan melakukan tes pada ratusan orang.
Sebagai informasi, virus Nipah adalah virus yang dapat menular ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh kelelawar atau babi yang terinfeksi.
Lantas, bagaimana kemungkinan penyebaran virus Nipah di Indonesia?
Penjelasan ahli
Ahli Epidemiologi Griffith University Austria Dicky Budiman menjelaskan, virus Nipah termasuk virus yang sangat patogenik dan berpotensi menyebabkan pandemi.
Potensi tersebut semakin besar karena penyakit tersebut belum ada obat serta vaksinnya sehingga sulit dikendlikan.
Meski demikian, potensi virus tersebut menyebar ke berbagai wilayah saat ini masih jauh.
"Potensinya untuk menyebar saat ini masih jauh, namun untuk di Kerala saat ini semakin serius," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/9/2023).
Baca juga: Virus Nipah Menyebar di India, Tewaskan 1 Anak, 2 Nakes Terinfeksi
Menurut Dicky, potensi penyebaran virus tersebut di Indonesia juga ada.
Sebab, virus Nipah juga pernah ditemukan di Malaysia. Virus ini pertama kali terdeteksi di Negeri Jiran pada 1998.
Selain itu, secara umum virus Nipah juga memang berpotensi muncul di wilayah ASEAN.
"Sebetulnya potensinya di ASEAN untuk terjadinya Nipah virus ada karena kelelawar buah di wilayah kita ada," ucap Dicky.
Apalagi, kemampuan Indonesia dinilai Dicky masih lemah terutama dalam mengatasi suatu infeksi baru.
"Titik lemah kita sebagai negara yang luas, kaya akan alam liarnya," ujarnya.
"Apalagi, virus Nipah bisa ditularkan dari manusia ke manusia," sambungnya.
Baca juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Virus Nipah
Oleh sebab itu, Dicky mengimbau agar dilakukan penguatan di pintu masuk-pintu masuk negara.
"Kalau ada orang yang dideteksi sensor demam (di pintu masuk negara) maka harus dicek, ada gejala lain nggak pada tubuhnya. Kemudian, dipastikan orang tersebut berasal dari negara mana serta dicek apakah orang tersebut memiliki kelainan di kulit atau tidak," ujarnya.
Jika menemukan orang yang menunjukkan gejala dan berasal dari negara yang memang tengah mengalami outbreak, mekanisme isolasi harus tetap dilakukan.
"Mekanisme isolasi harus dijaga keberadaannya, fungsi, dan konsistensinya," tandas Dicky.
Ia juga mengingatkan karakteristik virus Nipah adalah wabah yang dapat menyebabkan nosokomial atau sebarannya dapat terjadi di layanan kesehatan atau rumah sakit.
Oleh karena itu, perlu ada kontrol pada fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan harus lebih aware terhadap kejadian wabah.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal Apa Itu Virus Nipah, dari Gejala, Cara Penularan hingga Pencegahannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.