Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bercak Merah di Sekujur Tubuh Bayi, Penyakit Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Tangkapan layar terdapat bercak merah di sekujur tubuhnya.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan foto di media sosial menunjukkan bayi yang memiliki bercak merah di sekujur tubuhnya.

Foto tersebut diunggah oleh akun ini pada Selasa (12/9/2023).

Terlihat pada foto tampak bercak merah di sekujur tubuh seorang bayi yang sedang tertidur.

Kemudian pengunggah pun menanyakan kepada warganet apa diagnosis gangguan kesehatan pada bayi tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Seorang ibu bawa anaknya dengan keluhan merah-merah seperti pada gambar, kira-kira diagnosisnya apa nih dok?,” tulis pengunggah.

Hingga Jumat (15/9/2023), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 45.300 kali.

Banyak warganet menanggapi pertanyaan pengunggah dengan memperkirakan diagnosis dari kondisi yang sedang diderita oleh bayi itu.

Kebanyakan dari mereka menduga bahwa bayi tersebut menderita penyakit hemangioma.

“Hemangioma! Tapi banyak bangett,” tulis seorang warganet.

“Hemangioma?” tulis warganet lainnya.

Lantas, benarkah bercak merah pada bayi tersebut adalah gejala hemangioma?

Baca juga: Ramai soal Cacing Masuk ke Dalam Kulit Tangan Bocah, Penyakit Apa Itu?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis anak RSCM Kencana, Adhi Teguh Perma Iskandar mengatakan, diperlukan pemeriksaan secara langsung untuk memastikan kondisi bayi di dalam foto.

"Namun idealnya memang dilengkapi riwayat bayi dan cek fisiknya," kata Adhi kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

Hal itu berguna agar dokter bisa tepat dalam menegakkan diagnosis.

Sementara, dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Ismiralda Oke Putranti mengatakan sebaiknya bayi segera dibawa berkonsultasi dengan dokter kulit atau dokter spesialis anak terkait kondisinya tersebut.

“Pada kasus-kasus seperti ini harus dievaluasi lebih lanjut baik oleh para dermatologist (dokter kulit) maupun dokter anak, segera konsultasikan ke Sp.KK dan Sp.DVE terdekat atau dapat ke Sp.A dan Sp.BP-RE,” katanya.

“Apakah kelainan tersebut murni pada kulit saja atau terkait dengan gangguan fungsi organ lain sehingga membentuk kumpulan gejala yang disebut dengan sindrom,” imbuhnya.

Baca juga: Ramai soal Skrining Hipotiroid Kongenital Wajib untuk Bayi, Seberapa Pentingkah?

Hemangioma bisa menjadi salah satu penyebabnya

Meski begitu Ismiralda membenarkan bahwa salah satu penyakit yang bisa menimbulkan bercak merah pada bayi adalah hemangioma.

“Bercak merah pada bayi seperti ini bisa jadi terkait infantile hemangioma,” kata Ismiralda kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

Disebut dengan infantile hemangioma lantaran kondisi tersebut kebanyakan terjadi pada bayi (infant).

“Pada infantile hemangioma, umumnya tidak mengenai seluruh tubuh,” ucapnya.

Menurutnya, kelainan pembuluh darah ini bisa muncul sejak atau beberapa waktu setelah lahir dan bisa muncul di area tubuh mana saja.

“Pada infantile hemangioma biasa dapat mengecil sendiri, cukup diobservasi hingga usia enam tahun. Tapi bisa juga diberikan terapi propranolol untuk membantu mempercepat lesinya (bercak) mengecil,” jelasnya.

Meski begitu, hemangioma ini bisa membesar di area wajah dan disertai dengan gangguan jantung dan otak.

“Pada kasus-kasus tertentu hemangioma ini cukup besar di area wajah dan disertai gangguan organ jantung dan otak, sehingga membutuhkan tata laksana yang komprehensif dan cepat,” terangnya.

Baca juga: Benarkah Sering Tidur Telentang Bikin Kepala Bayi Datar atau Peyang?

Bisa berkaitan dengan penyakit lain

Selain itu, Ismiralda menuturkan bahwa bercak merah pada bayi seperti dalam unggahan bisa juga berkaitan dengan sejumlah penyakit lainnya.

“Bisa jadi terkait beberapa penyakit atau gangguan pada pembuluh darah seperti henoch schonlein purpura (HSP), idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), dan vaskulitis generalisata,” tuturnya.

Pada HSP, kelainan yang tampak pada kulit berupa bercak-bercak merah yang tidak hilang.

“Akibat sel-sel darah keluar dari pembuluh darah dan tertimbun di jaringan kulit terutama pada area tungkai,” ungkapnya.

Penyakit HSP ini juga bisa mengenai organ lain seperti sendi, usus, dan ginjal.

“Sendi dapat mengalami bengkak dan nyeri, perut juga terasa nyeri, mual muntah dan disertai perdarahan saluran cerna, pada gangguan ginjal juga dapat menyebabkan kencing berdarah,” katanya.

Baca juga: Pertama Kali Bayi di Inggris Lahir dengan 3 DNA, Kok Bisa?

Kemudian pada ITP, biasanya warna kulit tidak semerah seperti pada unggahan.

“Lesi kulitnya berwarna merah keunguan (memar) disertai keluhan perdarahan pada hidung (mimisan) dan perdarahan gusi, sering juga disertai darah pada urin dan tinja,” tuturnya.

Menurutnya, ITP ini akan menyebabkan jumlah trombosit sangat rendah saat diperiksa di laboratorium.

Sedangkan pada penyakit vaskulitis generalisata, terjadi peradangan pembuluh darah kecil sehingga dindingnya mudah rusak yang kemudian sel-sel darah keluar dan tertimbun pada jaringan kulit.

“Vaskulitis generalisata bisa terkait dengan infeksi bakteri, virus dan jamur, tetapi juga bisa akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan,” ucapnya.

Kelainan lain yang memunculkan bercak merah karena malformasi atau kondisi abnormal pada pembuluh darah.

“Kelainan lain ada malformasi pembuluh darah, seperti port-wine stain, venous malformation, dan lymphatic malformation,” sebutnya.

Baca juga: Mengenal Craniopagus Parasiticus, Kelainan Bawaan Bayi Lahir dengan Dua Kepala yang Melekat

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi