Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Media Asing soal Bentrok Masyarakat Vs Aparat di Rempang, Respons Jokowi Disorot

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/Spt.
Pengunjuk rasa melempari personel polisi saat aksi unjuk rasa warga Pulau Rempang di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Batam, Kepulauan Riau, Senin (11/9/2023). Aksi yang menolak rencana pemerintah merelokasi mereka tersebut berakhir ricuh.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Situasi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) memanas usai bentrok antara masyarakat dengan aparat terjadi pada Kamis (7/9/2023).

Aparat yang diterjunkan terdiri dari anggota Polri, prajurit TNI, termasuk Satpol PP.

Bentrokan dipicu oleh rencana Badan Pengusahaan (BP) Batam mengembangkan kawasan perekonomian bernama Rempang Eco City.

Guna mewujudkan proyek yang disebut bisa menarik investasi senilai Rp 381 triliun tersebut, BP Batam berencana merelokasi masyarakat Rempang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, hal ini mendapat penolakan yang berujung pada bentrok. Polisi telah menetapkan 43 warga sebagai tersangka usai bentrok tersebut, sebagaimana diberitakan Kompas.id, Sabtu (16/9/2023).

Di sisi lain, bentrokan di Rempang juga menjadi sorotan sejumlah media asing. Berikut kata mereka.

Baca juga: Konflik Pulau Rempang Meruncing, Begini Tanggapan Para Menteri

1. Al Jazeera

Al Jazeera memberitakan bentrok di Rempang dalam berita berjudul "Protests in Indonesia as thousands face eviction for Rempang ‘Eco-City'".

Media asal Qatar tersebut menuliskan, masyarakat Rempang memprotes rencana pemerintah untuk menggusur ribuan orang guna pembangunan pabrik kaca dan kawasan ekonomi bernilai miliaran dollar milik China.

Pemerintah disebut telah memberi tahu 7.500 warga setempat untuk pindah ke hunian baru yang berjarak sekitar 60 kilometer dari rumah mereka di pesisir pantai.

Al Jazeera juga menulis, perselisihan antara masyarakat Rempang dan aparat telah memanas selama berbulan-bulan.

"Banyak yang mencari nafkah dari laut, menjual ikan, kepiting, udang, dan makanan laut lainnya yang ditangkap secara tradisional," tulis Al Jazeera.

Baca juga: Respons NU dan Muhammadiyah soal Konflik Rempang, Desak Evaluasi dan Musyawarah

2. Channel News Asia

Channel News Asia (CNA) turut memberitakan bentrok antara masyarakat Rempang dengan aparat.

CNA mengatakan, masyarakat yang menolak relokasi melakukan unjuk rasa. Mereka juga melempari polisi dengan batu dan botol.

Polisi kemudian merespons tindakan pengunjuk rasa dengan menembakkan gas air mata dan water cannon.

"Rempang Eco City akan menjadi tempat berdirinya sebuah pabrik yang dioperasikan oleh produsen kaca asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd," ujar CNA.

"(Xinyi) telah berkomitmen untuk membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa senilai 11,5 miliar dollar AS di kawasan tersebut," sambungnya.

CNA juga menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan bahwa pemerintah berencana menyediakan tanah dan rumah bagi masyarakat Rempang sebagai kompensasi agar mereka mau pindah.

"Namun hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat. Jadi, ini menjadi masalah," ujar Jokowi, sebagaimana dikutip CNA.

Baca juga: Profil Pulau Rempang Kepulauan Riau yang Seluruh Warganya Akan Digusur

3. The Star

Media asal Malaysia, The Star, menyoroti ucapan Jokowi yang mengatakan bahwa bentrok di Rempang hanyalah masalah komunikasi.

Menurut Jokowi, masyarakat setempat telah menyetujui kesepakatan penggusuran.

Masyarakat Rempang disebut setuju mendapat kompensasi berupa sebidang tanah seluas 500 meter persegi ditambah sebuah rumah seluas 45 meter persegi.

"Namun, karena komunikasi yang buruk, (proyek kota ramah lingkungan tiba-tiba menjadi masalah," kata Jokowi, sebagaimana dikutip The Star.

Tak hanya itu, media tersebut juga mencuplik sikap Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang mengutuk penangkapan puluhan warga di Rempang dan kekerasan yang dilakukan aparat ketika demonstrasi.

YLBHI menyebutkan, peristiwa tersebut merupakan bagian dari tren represi negara yang terus meningkat untuk membasmi perlawanan terhadap proyek-proyek strategis nasional.

Baca juga: Siswa Jadi Korban Gas Air Mata Saat Bentrokan di Rempang, Polisi: Terbawa Angin

4. Taipei Times

Taipei Times menjadi media asing lain yang ikut memberitakan bentrok antara masyarakat Rempang dengan aparat.

Media ini menuliskan, sebanyak 200 personil dari polisi anti huru-hara dan Brimob diterjunkan ke Rempang untuk penanganan situasi.

"Mereka berasal dari Brimob Provinsi Riau. Pengerahan ini untuk menciptakan keamanan," ujar Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, sebagaimana dikutip Taipei Times.

"Ini adalah langkah pencegahan untuk .menjaga keamanan karena Batam, Kepulauan Riau, sangat strategis (bagi) orang untuk berbisnis dan berinvestasi," sambungnya.

Di sisi lain, Taipei Times juga menggarisbawahi pernyataan pemerintah Indonesia yang mengeklaim pengembangan Rempang Eco City dapat menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

"Proyek ini bertujuan untuk menarik lebih dari 300.000 pekerjaan pada tahun 2080," tulis Taipei Times.

Baca juga: Mengenal Rempang Eco City, Proyek yang Picu Bentrokan Warga Vs Aparat

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi