Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Lesi dan Ruam di Telapak Tangan Menandakan Penyakit Sifilis?

Baca di App
Lihat Foto
X
Tangkapan layar soal ruam di telapak tangan disebut tanda sifilis.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan foto yang menunjukkan kedua telapak tangan seseorang  memiliki ruam yang cukup besar dan menyebar, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut diunggah oleh akun media sosial X, @BaseAnakFK, pada Jumat (15/9/2023).

"Dok laki2 ini datang dengan keluhan ruam di wajah, tangan, dan kaki. Sebelumnya mempunyai riwayat HIV ya. Untuk pemeriksaan fisik seperti di gambar ini. Apa diagnosisnya?" tulis pengunggah.

Kemudian, beberapa warganet memberikan komentar. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa kondisi dalam unggahan tersebut adalah salah satu tanda dari penyakit sifilis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lesi sifilis inii," tulis akun @matchamakira.

"Gemes hahaha, tapi ini sifilis, namanya lesi sifilis melingkar. Yang mana manifestasi sifilisnya ada bercak/gambar ngebentuk bulat/oval dan tepi meninggi. Biasanya gak sakit tapi bisa menyebar di banyak bagian tubuh," kata akun @BRITHWYF.

"Kukira kulitnya ga bisa pake hena ternyata sifilis," ungkap akun @sukanyaairputih.

Hingga Sabtu (16/9/2023) sore, unggahan tersebut sudah dilihat sebanyak 55.400 kali dan mendapatkan lebih dari 80 komentar dari warganet.

Lantas, benarkah lesi atau ruam di kulit seperti dalam unggahan tersebut adalah tanda sifilis?

Baca juga: Gejala Sifilis, Infeksi Menular Seksual yang Mulai Marak di Indonesia


Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, foto ruam dan lesi pada unggahan tersebut belum bisa dipastikan gejala sifilis atau bukan.

Hal tersebut lantaran sifilis merupakan penyakit seribu wajah (the great immitator) yang gejalanya bisa menyerupai penyakit kulit lainnya.

"Untuk memastikan diperlukan informasi lebih lanjut mengenai perjalanan penyakit, tanda klinis lainnya, dan juga uji laboratorium," ujar Ismiralda kepada Kompas.com, Sabtu (16/9/2023).

Ia melanjutkan, pada sifilis awal, biasanya gejalanya berupa luka di kemaluan atau mulut (bila oral seks) dan luka di anus (bila anogenital seks) yang kenyal dan tidak nyeri.

Selain itu, tandanya juga disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitarnya.

"Kemudian adanya riwayat kontak seksual yang berisiko tinggi seperti kontak seksual multipartner, homoseksual, dan tanpa pengaman," lanjutnya.

Baca juga: Kasus Sifilis di DIY Meningkat, Ketahui Penyebab dan Gejalanya!

Luka sifilis dapat hilang tanpa diobati

Lebih lanjut Ismiralda mengungkapkan bahwa gejala luka tersebut dapat menghilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan.

"Akan tetapi, setelah itu sifilis akan masuk ke dalam stadium 2, di mana gambaran klinisnya bisa berbagai macam seperti penyakit kulit yang lain," terangnya.

Beberapa gambaran klinis dari sifilis seperti:

  1. Bisa terjadi kebotakan
  2. Timbul bercak keabu-abuan di rongga mulut
  3. Kelainan kulit mulai dari kemerahan, bersisik, berair, kutil, dan lainnya.

"Kelainan-kelainan tersebut secara umun akan disertai pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh. Kecurigaan kita akan diperkuat bila hasil laboratoriumnya reaktif (pemeriksaan VDRL dan TPHA)," jelas Ismiralda.

"Ini pun tandanya bisa menghilang tanpa pengobatan, tapi akan berlanjut ke stadium berikutnya yang dapat menyerang organ jantung dan otak," sambungnya.

Baca juga: Viral, Unggahan Ruam Merah di Kulit Disebut Tanda HIV, Benarkah?

Penderita HIV memiliki risiko yang lebih besar

Ia menyampaikan, bahwa pasien dengan riwayat HIV memang memiliki kemungkinan atau risiko yang lebih besar terkena sifilis.

Pasien HIV sering kali disertai penyakit oportunistik lainnya seperti infeksi bakteri, virus, parasit maupun jamur, jadi harus dilakukan pemeriksaan lebuh lanjut.

"Kalau pasien dengan HIV memang risiko 90 persen lebih besar terkena sifilis, tetapi kita harus pastikan apakah betul sebelum diberikan pengobatan," kata dia.

Untuk itu, Ismiralda menyarankan apabila sudah terlihat tanda dan gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke Sp.KK/Sp.DVE terdekat anda untuk memdapatkan penanganan yang baik.

Baca juga: Kasusnya Terus Meningkat, Kenali Gejala dan Pencegahan HIV dan Sifilis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi