Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Media Malaysia soal Lagu "Helo Kuala Lumpur" yang Plagiat

Baca di App
Lihat Foto
Youtube
Helo Kuala Lumpur diduga menjiplak lagu Halo-Halo Bandung
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah media asal Malaysia ikut menyoroti polemik lagu "Helo Kuala Lumpur" yang videonya sempat viral beberapa waktu lalu.

Lagu yang dinyanyikan dalam bahasa Melayu tersebut dituding menjiplak lagu "Halo-Halo Bandung" asal Indonesia karena memiliki kesamaan nada dan bunyi.

"Helo Kuala Lumpur" yang diunggah melalui kanal YouTube Malaysia, Lagu Kanak TV memiliki nada dan lirik lagu yang mirip dengan "Halo-Halo Bandung" karya Ismail Marzuki.

Video lagu tersebut lantas menjadi viral di kalangan warganet Indonesia. Tak hanya itu, media lokal Malaysia ikut memberitakan lagu "Helo Kuala Lumpur".

Baca juga: Lagu Halo-Halo Bandung Diduga Dijiplak Malaysia, Ini Kata Kemenkumham

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Kata media Malaysia

Berikut sejumlah pemberitaan media Malaysia seputar lagu "Helo Kuala Lumpur" yang mirip dengan "Halo-Halo Bandung".

1. Tuduhan plagiat

Media Malaysia New Straits Time memberitakan kejadian ini dalam artikel berjudul "#NSTviral: M'sian YouTube channel accused of plagiarising Indonesian song".

Menurut media tersebut, akun YouTube Malaysia yang didedikasikan untuk mengunggah video anak-anak telah dituding memplagiat lagu nasional Indonesia.

Koran berbahasa Inggris tertua di Malaysia yang didirikan pada 1845 itu juga menyoroti kedua lagu memiliki melodi yang sama namun terdapat sedikit perbedaan pada liriknya.

Selain itu, video lagu tersebut juga digambarkan berupa figur kartun yang mengibarkan bendera Malaysia yang disebut Jalur Gemilang dan bangunan khas Negeri Jiran.

2. Tanggapan Indonesia

Kantor berita nasional Malaysia, Bernama menuliskan berita "Lagu Video 'Helo Kuala Lumpur di YouTube Cetus Kontrobersi di Indonesia".

Bernama menyoroti pernyataan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono yang akan mengumpulkan bukti plagiarisme dari lagu tersebut.

Selain itu, Bernama juga menyoroti identitas Ismail Marzuki sebagai seniman maestro Betawi yang membuat lagu "Halo-Halo Bandung".

Baca juga: Kisah Bocah 2 Tahun asal Malaysia yang Dijuluki Manusia Serigala, Orangtua Mengaku Sempat Stres

 

3. Bukan kejadian pertama kali

The Vocket merilis berita "Indonesia Dakwa Malaysia Ciplak Lagu Halo-Halo Bandung Jadi Hello Kuala Lumpur" terkait kejadian ini.

Media tersebut menyoroti lagu-lagu Indonesia yang diplagiat oleh Malaysia. Selain "Halo-Halo Bandung", lagu "Rasa Sayange" juga digunakan dalam kegiatan kenegaraan Malaysia.

"Rasa Sayange" menjadi lagu promosi pariwisata negara tersebut dalam program Malaysia Truly Asia pada 2017. Lagu ini juga digunakan dalam pembukaan pekan olahraga Sukan SEA 2017 yang diadakan di Malaysia.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan lagu "Rasa Sayange" adalah lagu dari Indonesia.

4. Identitas pengunggah "Helo Kuala Lumpur"

Gempak.com, media hiburan di Malaysia memberitakan kontroversi ini dalam tulisan "Indonesia Dakwa Lagu 'Hello Kuala Lumpur' Ciplak 'Halo, Halo Bandung', Siapa Penciptanya?".

Media ini menelusuri saluran YouTube Lagu Kanak TV yang mengunggah lagu itu. Diketahui, saluran ini berasal dari wilayah Hyderabad, Telangana, India.

Tak hanya lagu Indonesia, saluran tersebut juga mengunggah lagu yang mengikuti bahasa negara lain seperti Rusia, Filipina, dan Jepang.

Suara penyanyinya diyakini berasal dari kecerdasan buatan (AI).

Baca juga: Hilang Sejak 2014, Peneliti Duga Pesawat Malaysia MH370 Berada di Barat Perth, Australia

5. Isi lagu "Halo-Halo Bandung"

Sementara media Kosmo menuliskan berita berjudul "Perdana Menteri Malaysia (PM) Anwar Ibrahim baru-baru ini menegaskan lagu berjudul Rasa Sayange adalah lagu dari Indonesia".

Media ini menceritakan makna lagu "Halo-Halo Bandung" tentang perjuangan pahlawan asal Bandung, Jawa Barat yang menuntut kemerdekaan Indonesia.

Kosmo juga menyoroti komentar warganet atas dugaan plagiarime ini. Komentar yang dibagikan menyebut Negeri Jiran sebagai negara yang tidak punya identitas khas dan mencuri identitas negara lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi