KOMPAS.com - Pemain futsal Kota Malang yang tendang lawan saat selebrasi sujud syukur, dihukum larangan bermain dua tahun.
Pemain berinisial MRM itu diduga menendang kepala pemain Kabupaten Blitar di babak 8 besar cabor futsal Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim) 2023, Rabu (13/9/2023).
Pertandingan itu sendiri dilaksanakan di Lapangan Fatkhi Futsal Center, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur.
Video aksi tak terpuji pemain futsal Kota Malang, Jatim itu viral di media sosial.
Baca juga: Rekor Skor Terbesar dalam Laga Sepak Bola, Lahir karena 149 Gol Bunuh Diri
Mendapat kartu merah
Technical Delegate Cabang Olahraga (Cabor) Futsal Porprov Jatim Munir mengatakan, insiden itu terjadi setelah pemain asal Blitar bernama Hanafi mencetak gol dan selebrasi sujud syukur.
Saat pemain Blitar melakukan selebrasi sujud syukur tersebut, datang pemain Kota Malang berinisial MRM dan menendang korban.
Mendapat tendangan dari pelaku, korban merintih kesakitan. Sementara wasit yang menyaksikan insiden tersebut lalu memberikan kartu merah kepada pelaku.
“Wasit langsung memberikan kartu merah ke pemain inisial MRM, pemain Kota Malang nomor punggung 17,” kata Munir dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Baca juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia U-17 2023 dan Link Cara Beli Tiketnya
Disanksi 2 tahun larangan bermain
Setelah insiden tersebut, MRM yang diganjar kartu merah saat pertandingan juga mendapat sanksi larangan bermain.
"Putusanya untuk pemain penendang (MRM) itu diberikan sanksi larangan bermain selama dua tahun," ungkap Munir.
Putusan itu keluar setelah wasit dan pengawas pertandingan membuat surat khusus. Pengawas memberikan hukuman larangan bermain kepada pelaku karena tendangan yang dilakukan oleh MRM dianggap kejadian tidak biasa.
"Laporan itu sudah selesai dan ditandatangani oleh seluruh perangkat pertandingan, surat itu diserahkan ke Pandis (Panitia Disiplin) untuk ditindaklanjuti," jelasnya.
Kemudian, keputusan Pandis tersebut langsung diberikan kepada manajemen tim futsal Kota Malang.
"Sudah, sanksi, diberikan kepada yang bersangkutan, ofisial serta manajemen tim itu. Kami tidak bisa seperti itu, khawatir nanti di luar jadi hal yang tidak baik," ujar dia.
Baca juga: Cara Beli dan Harga Tiket Piala Dunia U-17, Paling Murah Rp 75.000
Tanggapan Wali Kota Malang
Wali Kota Malang Sutiaji mengaku menyesal ada pemainnya yang melakukan aksi tak terpuji menendang pemain lawan yang sedang sujud syukur.
“Saya atas nama Pemerintah Kota Malang, menjadi pembina dari KONI menyesalkan perbuatan-perbuatan yang demikian,” kata Sutiaji dilansir dari Kompas.com, Rabu (20/9/2023).
Dia mengaku sebelumnya sudah berpesan kepada semua atlet untuk bermain sportif, mengendalikan emosi, dan menjaga nama baik Kota Malang.
Sutiaji mengaku sudah meminta keterangan pada pihak KONI Kota Malang. Namun ia mengakui bahwa informasi tersebut masih bersifat sepihak.
"Saya sudah klarifikasi untuk pemain futsal itu, jadi ceritanya, ketika sujud syukur itu ada bola, lempar bola, dia nendang, terus kena kakinya bukan kepala, sekali lagi ini informasi sepihak, saya klarifikasi kepada KONI," kata dia.
Baca juga: Mengapa Pemain Sepak Bola Gandeng Anak-anak Sebelum Pertandingan?
Futsal Kota Malang: pemain emosi merasa dicurangi
Sementara itu, Ketua Asosiasi Futsal Kota Malang, Bagus Orton mengatakan, salah satu pemainnya menendang lawan saat selebrasi sujud syukur karena lelah yang berujung emosi.
Emosi itu muncul lantaran timnya merasa dicurangi dalam setiap pertandingan.
"Seperti anak-anak itu kena kartu merah, 4 lawan 5, terus kena kartu merah lagi 3 lawan 5. Anak-anak terus bertahan sampai penalti. Kemudian tim lawan dapat gol dari situ," kata dia.
(Sumber: Kompas.com/Andhi Dwi Setiawan, Nugraha Perdana | Editor: Pythag Kurniati, Andi Hartik)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.