Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Fenomena El Nino dan La Nina, serta Dampak yang Ditimbulkan

Baca di App
Lihat Foto
dok. BMKG Jawa Timur
Ilustrasi fenomena El Nino dan La Nina.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Selama kondisi normal di Samudera Pasifik, angin pasat bertiup ke barat sepanjang garis khatulistiwa, membawa air hangat dari Amerika Selatan menuju Asia.

Untuk menggantikan air hangat tersebut, air dingin akan naik dari kedalaman dalam sebuah proses yang disebut sebagai upwelling.

Fenomena El Niño dan La Niña adalah dua pola iklim berlawanan yang merusak kondisi normal tersebut.

Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO). El Niño adalah “fase hangat” dan La Niña merupakan “fase dingin” ENSO.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

El Niño dan La Niña dapat menimbulkan dampak global terhadap cuaca, kebakaran hutan, ekosistem, dan bahkan perekonomian.

Baca juga: Mengapa Masih Turun Hujan padahal Ada Fenomena El Nino?


Pola iklim El Nino

El Niño adalah pola iklim yang menggambarkan pemanasan permukaan air yang tidak biasa di Samudera Pasifik tropis bagian timur.

Menurut National Geographic, El Niño menggambarkan perubahan iklim yang tidak teratur dan intens, bukan sekadar pemanasan permukaan air pesisir.

Namun, fenomena El Niño terjadi secara tidak teratur dengan interval dua hingga tujuh tahun dan sulit diprediksi seperti halnya pasang surut air laut.

El Niño terjadi bersamaan dengan Osilasi Selatan, yakni perubahan tekanan udara di Samudera Pasifik tropis.

Baca juga: Fenomena El Nino dan Peringatan WHO soal Peningkatan Penyebaran Penyakit

Ketika perairan pesisir menjadi lebih hangat di Pasifik tropis bagian timur (El Niño), tekanan atmosfer di atas lautan menurun.

Peristiwa El Niño ditandai dengan peningkatan suhu permukaan laut secara perlahan selama setidaknya tiga bulan dalam lima musim berturut-turut.

Intensitas peristiwa El Niño bervariasi dari kenaikan suhu yang lemah dengan dampak lokal terhadap cuaca dan iklim, hingga peningkatan suhu sangat tinggi yang terkait dengan perubahan iklim di seluruh dunia.

Baca juga: El Nino Menguat, Peneliti AS Prediksi 2024 Jadi Tahun Terpanas

Pola iklim La Nina

La Niña atau juga disebut anti-El Niño, atau sekadar "peristiwa dingin" mempunyai dampak yang berkebalikan dengan El Niño.

Dikutip dari laman National Ocean Service NOAA, selama peristiwa La Niña, angin pasat bahkan lebih kuat dari biasanya, mendorong lebih banyak air hangat menuju Asia.

Di lepas pantai barat Amerika, proses upwelling meningkat, membawa air dingin yang kaya nutrisi ke permukaan.

Perairan dingin di Pasifik mendorong aliran jet ke utara, yang cenderung menyebabkan kekeringan di Amerika bagian selatan dan hujan lebat serta banjir di wilayah barat laut Pasifik dan Kanada.

Baca juga: Mengenal La Nina, Dampak, dan Cara Mitigasinya

Selama tahun La Niña, suhu musim dingin lebih hangat dari biasanya di wilayah Selatan dan lebih dingin dari biasanya di wilayah Utara.

La Niña juga dapat menyebabkan musim badai yang lebih parah. Namun selama fenomena ini berlangsung, perairan di lepas pantai Pasifik menjadi lebih dingin dan mengandung lebih banyak nutrisi dari biasanya.

Lingkungan ini mendukung lebih banyak kehidupan laut dan menarik lebih banyak spesies perairan dingin, seperti cumi-cumi dan salmon.

Baca juga: Apa Itu Gelombang MJO pada Fase Awal La Nina?

Dampak fenomena El Nino dan La Nina

El Niño dan La Niña dapat menimbulkan dampak global terhadap banyak faktor, terutama cuaca dan ekosistem.

Dilansir dari laman Space.com, El Niño berdampak besar pada pola cuaca karena peningkatan suhu laut menyebabkan aliran jet Pasifik bergeser ke selatan dari posisi normalnya.

El Niño berdampak pada suhu laut, kecepatan dan kekuatan arus laut, kesehatan perikanan pesisir, dan cuaca lokal dari Australia hingga Amerika Selatan dan sekitarnya.

Misalnya wilayah di Amerika Serikat (AS) bagian utara dan Kanada mengalami kondisi yang lebih kering dan hangat dibandingkan biasanya.

Sebaliknya, wilayah Pantai Teluk dan Tenggara AS mengalami curah hujan di atas rata-rata selama periode ini, sehingga berisiko menyebabkan peningkatan bencana banjir.

Baca juga: Apa Dampak El Nino di Indonesia dan Kapan Musim Kemarau 2023 Berlangsung?

Di India, El Niño umumnya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap musim hujan, yang mengakibatkan curah hujan di bawah rata-rata dan berkontribusi terhadap kekeringan parah.

Selama musim dingin akibat El Niño, Eropa bagian utara mengalami kondisi yang lebih dingin dan kering, sedangkan Eropa bagian selatan menerima peningkatan curah hujan.

Sedangkan saat fenomena La Niña, kehadiran air dingin di Samudera Pasifik mengakibatkan pergeseran aliran jet ke utara.

Pergeseran ini sering kali menyebabkan kondisi kering di AS bagian selatan sekaligus menyebabkan peningkatan curah hujan dan banjir di Pasifik Barat Laut dan Kanada.

Selama tahun-tahun La Niña, suhu musim dingin cenderung lebih hangat dari biasanya di wilayah selatan dan lebih dingin di wilayah utara.

Selain itu, La Niña dapat berkontribusi pada meningkatnya intensitas musim badai. Namun, dengan meningkatnya upwelling selama La Niña, ekosistem laut mendapat manfaat dari melimpahnya nutrisi dari kedalaman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi