Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Efek Samping Kentang, Ketahui Orang yang Perlu Membatasinya!

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Sea Wave
Ilustrasi efek samping kentang.
|
Editor: Farid Firdaus

KOMPAS.com - Kentang adalah umbi-umbian yang kaya akan vitamin, mineral, serta nutrisi penting bagi tubuh.

Dilansir dari Eat This, bahan pangan ini mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan berbagai fitokimia atau zat nutrisi dari tumbuhan yang membantu menangkal penyakit.

Mirip dengan apel, kentang memberikan serat ganda, yakni serat larut dari dagingnya serta serat tidak larut dari kulit tipisnya.

Makanan dengan kandungan serat larut dan tidak larut seperti ini dapat menjadi sumber pereda sembelit yang sangat baik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rendah kalori, tinggi kandungan air, disertai serat dan protein dalam jumlah sedang, menjadikan kentang cocok dikonsumsi saat menurunkan berat badan.

Sebab, sejumlah nutrisi tersebut membantu tubuh lebih cepat kenyang, sehingga nafsu makan lebih terkontrol.

Sayangnya, kentang juga menjadi bahan utama dalam banyak makanan tidak sehat, seperti kentang goreng dan keripik kentang.

Lantas, apa saja efek samping kentang?

Baca juga: 4 Efek Samping Terong yang Jarang Diketahui, Apa Saja?


Efek samping kentang

Mengonsumsi kentang umumnya aman, bahkan memberi banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.

Namun, dalam beberapa kasus, masyarakat perlu membatasi konsumsi atau justru menghindarinya sama sekali.

Beberapa efek samping kentang bagi tubuh, termasuk:

1. Alergi kentang

Sama seperti bahan makanan lain, kentang dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang, meski relatif jarang terjadi.

Dilansir dari Healthline, alergi tersebut berasal dari kandungan salah satu protein utama kentang, yakni patatin.

Orang-orang yang memiliki alergi lateks, reaksi alergi pada protein tertentu dalam lateks, kemungkinan juga sensitif terhadap patatin.

Baca juga: 4 Efek Samping Taoge jika Dikonsumsi Keliru, Bisa Picu Keracunan

2. Keracunan

Kentang merupakan bagian dari kelompok sayuran nightshade, bersama tomat, terong, dan paprika.

Kelompok sayuran ini mengandung fitokimia beracun yang dikenal sebagai glikoalkaloid. Khusus kentang, tercatat mengandung dua glikoalkaloid utama berupa solanin dan chaconine.

Merujuk EFSA Journal (2020), keracunan glikoalkaloid setelah mengonsumsi kentang pernah dilaporkan pada manusia dan hewan.

Kendati demikian, laporan keracunan serupa jarang terjadi, dan dalam banyak kasus lebih banyak tidak terdiagnosis.

Sementara itu, dalam dosis rendah, glikoalkaloid biasanya akan menimbulkan gejala ringan, seperti sakit kepala, sakit perut, diare, mual, dan muntah.

Untuk kasus lebih serius, keracunan dapat memicu gangguan saraf, pernapasan cepat, detak jantung cepat, tekanan darah rendah, demam, bahkan kematian.

Namun, efek samping kentang tersebut hanya berpotensi jika mengonsumsi terlalu banyak.

Misalnya, orang dengan berat badan 70 kilogram harus makan lebih dari 2 kilogram kentang per hari untuk mendapatkan dosis mematikan.

Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi kentang terlalu banyak untuk mencegah potensi keracunan glikoalkaloid.

Baca juga: 4 Efek Samping Mengonsumsi Berlebihan Ubi Jalar bagi Tubuh

3. Potensi kanker

Selain glikoalkaloid, efek keracunan juga dapat berasal dari senyawa akrilamida, seperti menurut Medical News Today.

Akrilamida adalah kontaminan yang terbentuk dalam makanan kaya karbohidrat, termasuk kentang, saat dimasak pada suhu yang sangat tinggi.

Senyawa ini kerap ditemukan pada olahan yang digoreng maupun dipanggang, tetapi tidak ditemukan pada kentang segar, direbus, atau dikukus.

Biasanya, jumlah akrilamida akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu penggorengan dan durasi memasak.

Namun, dibandingkan makanan lain, kentang goreng dan keripik kentang mengandung akrilamida dengan jumlah jauh lebih tinggi.

Meski jumlah akrilamida dalam makanan umumnya rendah, paparan jangka panjang mungkin berpotensi berbahaya.

Penelitian pada hewan menunjukkan, senyawa ini dapat meningkatkan risiko kanker serta membahayakan otak dan sistem saraf.

Sedangkan pada manusia, akrilamida diklasifikasikan sebagai faktor risiko kanker.

4. Risiko obesitas dan diabetes

Meski sebenarnya baik untuk menurunkan berat badan, kentang tetaplah mengandung karbohidrat dalam jumlah tinggi.

Bagi penderita diabetes dan obesitas, terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat berpotensi meningkatkan berat badan dan kadar gula darah.

Seperti makanan pokok lain, termasuk nasi dan pasta, kentang harus dimakan secukupnya sebagai sumber karbohidrat, bukan sebagai lauk-pauk.

Selain itu, untuk mengurangi risiko lonjakan gula darah, cobalah mengonsumsi kentang bersama sayuran non-tepung guna memenuhi asupan gizi seimbang.

Baca juga: Bisa Turunkan Gula Darah, Ini 4 Efek Samping Mentimun bagi Kesehatan

Orang yang perlu menghindari kentang

Masih dari Healthline, siapa pun yang alergi terhadap kentang atau salah satu senyawa di dalamnya harus menghindari untuk mengonsumsi.

Orang dengan kondisi autoimun juga perlu menghindari konsumsi kentang, lantaran belum banyak penelitian ilmiah yang membuktikan efek sampingnya.

Bukan hanya itu, meski menjadi bagian dari makanan padat nutrisi, orang-orang tetap perlu membatasi makan kentang goreng, keripik kentang, atau olahan gorengan lain.

Pembatasan konsumsi olahan kentang tersebut, terutama bagi seseorang yang berusaha menurunkan berat badan, serta penderita penyakit kardiovaskular atau diabetes.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi