Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembukaan Asian Games 2022 di Hangzhou, "Menyalakan" Langit Malam Tanpa Kembang Api

Baca di App
Lihat Foto
AFP/PHILIP FONG
Maskot Asian Games 2022, yakni Chenchen, Congcong, dan Lianlian di media village Hangzhou, China, pada 21 September 2023. Artikel ini berisi jadwal Opening Ceremony Asian Games 2022. Terkini, Hernanda Zulfi dan Nandhira Mauriskha akan menjadi pembawa bendera Indonesia dalam pembukaan Asian Games 2022. (Photo by Philip FONG / AFP)
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pembukaan Asian Games 2022 dilaksanakan dengan megah di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium, Kota Hangzhou, China pada Sabtu (23/9/2023) pukul 19.00 WIB.

Asian Games 2022 resmi dibuka dengan berbagai pertunjukan megah yang memukau para penonton setelah penundaan selama satu tahun karena Covid-19. 

Presiden China, Xi Jinping secara resmi membuka gelaran Asian Games 2022. 

Baca juga: Timnas Kriket Indonesia Kalah Tanpa Bertanding di Asian Games 2022, Ini Kata Kemenpora...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Tanpa kembang api

Pembukaan Asian Games dan ajang olahraga akbar lain biasanya menggunakan kembang api untuk menghidupkan gelaran acara, tak terkecuali di daratan China.

Namun, berbeda dengan pembukaan Asian Games kali ini.

China memutuskan untuk tidak menampilkan pertunjukan kembang api sungguhan pada upacara pembukaan.

Hal ini dikarenakan China sedang dalam upaya memegang komitmen untuk menekan emisi karbon.  

Dilansir dari Kompas.id, Minggu (24/9/2023), kembang api digantikan dengan visual cahaya lampu tiga dimensi yang menyerupai kembang api asli menggunakan teknologi augment reality (AR). 

Pembukaan dengan kembang api tiga dimensi tersebut menyedot perhatian penonton, baik yang hadir di stadion maupun yang menyaksikan lewat layar kaca. 

Baca juga: Update Corona 7 Mei 2022: Asian Games Ditunda karena Lonjakan Omicron di China

Langit malam menjadi berwarna 

Gemerlap cahaya dari pembukaan Asian Games 2022 menghiasi Kompleks Olahraga Olimpiade Hangzhou yang berada di tepi Sungai Qiantang. 

Lampu dengan warna putih kebiruan berpendar ke langit dari beberapa titik di kawasan tersebut.  

Paduan cahaya lampu merah muda dan kuning menyinari tiga arena di sana, yaitu stadion utama Hangzhou, arena senam dan akuatik, serta arena tenis yang menjadi satu seperti sayap kupu-kupu. 

Warna-warni cahaya itu memantul di aliran Sungai Qiantang yang membelah kota Hangzhou.

Menggunakan kembang api tiga dimensi dari teknologi AR dinilai sebagai cara terbaik untuk menerangi langit malam tanpa menimbulkan polusi udara. 

Baca juga: Bagaimana Cara Memilih Obat Tradisional China? Ini Penjelasan BPOM

Berusaha mengurangi emisi karbon 

"Upacara pembukaan Asian Games Hangzhou mendobrak tradisi pertunjukan kembang api, karena kami berpegang teguh pada filosofi hijau dalam menyelenggarakan acara ini," ujar Sha Xiaolan, direktur umum upacara pembukaan Asian Games.

Menurut laporan Bank Dunia, China menghasilkan 27 persen karbon dioksida global dan sepertiga gas rumah kaca dunia. 

Dilansir dari Indian Express, Minggu (24/9/2023), untuk mencapai emisi nol pada tahun 2060, laporan tersebut memperkirakan China membutuhkan investasi tambahan antara 14 sampai 17 triliun dollar AS untuk infrastuktur dan teknologi hijau dalam sektor listrik dan transportasi. 

Dalam tujuan mengurangi emisi karbon sebanyak mungkin, maka China memutuskan untuk mengurangi pertunjukan kembang api di berbagai perhelatan acara besar di negaranya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi