Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Ada di Mi Ayam dan Bakso, Ketahui 3 Efek Samping Caisim bagi Tubuh

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock/Neng etta.
Ilustrasi mi ayam dengan tambahan caisim. Meski bermanfaat, caisim atau sawi hijau dapat membawa efek samping jika dimakan terlalu banyak.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Caisim atau sawi hijau adalah salah satu sayuran yang banyak menghiasi hidangan Indonesia.

Dengan tangkai panjang serta daun lebar memanjang berwarna hijau, caisim memberikan rasa renyah yang menyegarkan.

Masyarakat kerap menambahkan bahan pangan ini ke berbagai jenis hidangan, termasuk ke dalam semangkuk bakso dan mi ayam.

Tak hanya menambah cita rasa makanan, mengonsumsi caisim juga membantu melengkapi nutrisi untuk tubuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan data Panganku Kementerian Kesehatan, caisim segar yang belum diolah menyediakan protein, serat, dan karbohidrat.

Sayuran berdaun hijau ini juga kaya akan mineral penting, seperti kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, tembaga, dan seng.

Sejumlah vitamin, termasuk vitamin K, C, B kompleks, serta beta karoten yang akan diubah menjadi vitamin A oleh tubuh, turut terkandung dalam caisim.

Lantas, adakah efek samping caisim?

Baca juga: 4 Efek Samping Kentang, Ketahui Orang yang Perlu Membatasinya!


Efek samping caisim

Sama seperti sayuran berdaun hijau lain, caisim umumnya sangat aman untuk dikonsumsi, serta memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.

Dilansir dari Eat This, rutin makan sayuran berdaun hijau membantu mengurangi risiko sembelit, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes.

Bahkan, meski masih banyak sayuran dengan segudang manfaat, sayuran berdaun hijau seperti caisim kerap dianggap sebagai makanan paling bermanfaat.

Sayangnya, bahan pangan ini juga dapat menjadi bumerang yang memberikan efek samping pada beberapa orang, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Berikut potensi efek samping caisim bagi tubuh:

1. Kelebihan vitamin K

Caisim kaya akan vitamin K yang membantu mencegah pendarahan berlebihan dengan mempercepat proses pembekuan darah.

Jika tubuh kekurangan vitamin K, darah akan sukar membeku. Imbasnya, seseorang akan cenderung mudah mengalami pendarahan dan luka yang sulit sembuh.

Di sisi lain, mengonsumsi sayuran berdaun hijau ini juga berpotensi menyebabkan keracunan.

Efek samping caisim dipicu vitamin K yang larut dalam lemak dan dapat menjadi racun jika dimakan terlalu banyak.

Beberapa efek jangka panjang yang dapat terjadi seperti sulit menelan, nafsu makan berkurang, sesak napas, ruam pada kulit, gangguan cemas, serta kaku otot.

Dikutip dari laman WebMD, pria di atas 19 tahun disarankan mengonsumsi 120 mikrogram vitamin K, serta 90 mikrogram untuk wanita setiap harinya.

Sementara itu, 54 gram caisim telah menyediakan 120 persen vitamin K dari angka rekomendasi harian.

Baca juga: 4 Efek Samping Kemangi, Bisa Pengaruhi Gula Darah dan Tekanan Darah

2. Mengganggu obat

Masih karena vitamin K, caisim atau sawi hijau dapat menyebabkan reaksi buruk pada individu tertentu.

Dikutip dari Healthline, mengonsumsi caisim berpotensi mengganggu kinerja obat pengencer darah, seperti warfarin.

Warfarin berguna mencegah pembekuan darah yang dapat menyebabkan sumbatan pada pembuluh.

Biasanya, obat jenis ini dikonsumsi di bawah pengawasan dokter oleh penderita stroke dan penyakit jantung untuk mencegah pembekuan darah.

Kendati demikian, konsumsi bersamaan dengan makanan kaya vitamin K seperti caisim berpotensi membuat warfarin tidak bekerja secara maksimal.

Oleh sebab itu, orang yang rutin mengonsumsi obat pengencer darah perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum makan caisim untuk mendapat dosis yang tepat.

Baca juga: 4 Efek Samping Taoge jika Dikonsumsi Keliru, Bisa Picu Keracunan

3. Risiko batu ginjal

Caisim adalah salah satu sayuran dengan kandungan oksalat tinggi, senyawa organik yang kerap ditemukan dalam berbagai tumbuhan.

Menurut Kementerian Kesehatan, selain dari makanan, senyawa ini juga diproduksi oleh organ liver atau hati.

Terlalu tinggi kadar oksalat dalam tubuh dapat membentuk kristal atau batu yang akan menetap di ginjal.

Terkadang, batu berukuran kecil dapat melewati saluran kemih dan keluar melalui urine tanpa menimbulkan rasa sakit.

Namun, batu yang terlalu besar dapat mengganggu aliran urine di ginjal, ureter, kandung kemih, maupun uretra, sehingga memicu rasa sakit.

Lantaran kaya akan oksalat, mengonsumsi caisim berpotensi meningkatkan risiko batu ginjal pada beberapa orang.

Sebagai pencegahan, cobalah untuk membatasi makanan ini, terutama jika rentan terkena batu ginjal.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi