Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Diusut dengan "Scientific Crime Investigation", Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/JAN H ANDERSEN
ilusrasi jenazah. Seorang atlet tinju meninggal dunia usai bertanding di Jombang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo memerintahkan agar jajarannya mengusut kematian Briptu Setyo Herlambang (SH) menggunakan scientific crime investigation (SCI).

SH adalah ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Pol Daniel Adityajaya yang ditemukan tewas di kamar rumah dinas Kapolda di Tanjung Selor, Kaltara pada Jumat (22/9/2023) sekitar pukul 13.00 Wita.

Berdasarkan hasil otopsi, SH tewas karena pendarahan berat yang diakibatkan oleh luka tembak yang menembus paru-paru dan jantungnya.

Sigit menyampaikan, Laboratorium Forensik (Labfor) Polri melakukan pendalaman untuk mencari tahu penyebab tewasnya SH.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia juga memastikan kasus kematian ajudan Kapolda Kaltara tersebut akan diusut secara transparan.

"Manfaatkan SCI yang kita miliki, sehingga kemudian hasil akhirnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," ujar Sigit, dikutip dari Kompas.com, Minggu (24/9/2023).

Baca juga: Fakta dan Dugaan Ajudan Kapolda Kaltara Tewas di Rumah Dinas, Hasil Otopsi Meninggal karena Luka Tembak di Dada Kiri

Apa itu scientific crime investigation?

Adapun, SCI yang digunakan dalam pengusutan kasus kematian SH merupakan metode yang memadukan teknik prosedur dan ilmiah.

Dilansir dari laman Polda Metro Jaya, SCI digunakan untuk melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum.

Dalam praktiknya, SCI merupakan penyelidikan ataupun penyidikan tindak pidana yang menggunakan berbagai disiplin ilmu, baik ilmu murni atau terapan.

Metode tersebut dikembangkan secara ilmu forensik. Polisi juga melakukan interkolaborasi agar memperoleh kesimpulan berdasarkan keidentikan yang dihasilkan dari berbagai perspektif.

Baca juga: Zaman Modern, Mengapa Polisi Masih Menunggang Kuda Saat Bertugas?

Tahapan scientific crime investigation

Menurut Kepala Bidang Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto 2021-2023, penerapan SCI sudah menjadi satu keharusan untuk menjamin efektivitas dan pembuktian perkara.

"Banyak yang salah memahami tentang SCI sebagai satu metode ilmiah," ujar Arief dikutip dari Kompas.id, Jumat (4/11/2022).

"Dengan menganggap bahwa ketika ada bukti yang diperiksa pada laboratorium forensik atau kedokteran forensik mengatakan bahwa itu merupakan penyidikan ilmiah," sambungnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa tahapan yang dijalankan polisi ketika menerapkan SCI, yakni:

Baca juga: Kronologi dan Fakta Ibu Muda Dibunuh Suami di Bekasi, Pernah Laporkan KDRT ke Polisi tapi Tak Ada Kejelasan

Arief juga menyampaikan, kegiatan forensik menjadi saLah satu bagian dari proses SCI.

Ilmu tersebut digunakan untuk membantu aparat mengungkap kejahatan yang sedang disidik.

Arif menjelaskan, ilmu forensik digunakan ketika tahap pengumpulan data, fakta, informasi, dan bukti.

"Dengan demikian, dalam SCI, polisi harus mematuhi dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip obyektivitas, kejujuran, dan akuntabilitas dalam memberikan hasil pemeriksaan forensik kepada penegak hukum," kata Arief.

"Karena akan dijadikan alat bukti dalam sidang pengadilan berupa keterangan ahli untuk memberikan keadilan kepada para pihak yang berperkara," lanjutnya.

Baca juga: Viral, Video Balita Keluar dari Truk yang Hancur Usai Tabrakan di Lampung, Ini Kata Polisi

Contoh penggunaan scientific crime investigation

SCI tidak hanya digunakan untuk mengungkap penyebab kematian ajudan Kapolda Kaltara.

Sebab, Polri telah menerapkan SCI dalam pengusutan beberapa peristiwa, salah satunya kasus penembakan Brigadir Yosua Hutabarat yang didalangi atasannya sendiri, mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.

Kadiv Humas Polri 2021-2023 Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, penetapan Bharada Richard Eliezer sebagai tersangka pembunuhan Yosua dilakukan melalui SCI.

Baca juga: Teror Penembakan di Selandia Baru Jelang Pembukaan Piala Dunia Wanita 2023...

"Semua dibuktikan secara SCI," ujar Dedi dikutip dari Kompas.com, Kamis (4/8/2023).

Di sisi lain, SCI pernah digunakan untuk mengusut Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 134 orang usai laga Arema vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022).

Dedi mengatakan, Bareskrim Polri, Polda Jawa Timur, Propam, dan Itsus Polri menggunakan metode tersebut untuk menyidik Tragedi Kanjuruhan.

"Tentunya tim masih terus bekerja. Kami berharap masyarakat sabar dan mempercayakan sepenuhnya pengusutan perkara ini kepada kami. Sejak awal kami sudah berkomitmen untuk mengusut tuntas hal ini," ujar Dedi dikutip dari Antara.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi